Cetak Dua Rekor, Pria Ini Berenang Solo di Danau Penuh Buaya Selama 54 Hari

Seorang pria asal Afrika Selatan berhasil memecahkan dua rekor dengan berenang solo di danau besar selama 54 hari. Berikut ini kisahnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Apr 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi anak bermain di kolam renang. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Pretoria - Tidak pernah dalam sejarah hidup Martin Hobss, seorang pria berkewarganegaraan Afrika Selatan, berenang hingga sejauh satu mil, atau setara 1,6 kilometer.

Namun, pekan ini, dia mencetak rekor dunia dengan melakukan renang sejauh 361 mil (setara 580 kilometer) melintasi Danau Malawi di Afrika Timur, demikian sebagaimana dikutip dari CNN pada Kamis (25/4/2019).

Hobbs (45) mencetak rekor pada hari Rabu untuk aksi renang solo terpanjang di sebuah danau, dan sekaligus menjadi orang pertama yang berenang mengitari keseluruhan Danau Malawi selama 54 hari berturut-turut.

Sang perenang memulai karir atletiknya sebagai pengendara motor off-road dan pelari maraton yang kompetitif, tetapi setelah mengalami retak pada tulang punggungnya, dia diberitahu bahwa dia tidak bisa lagi mengendarai sepeda atau berlari.

Renangadalah satu-satunya olahraga ketahanan yang tersisa. Air terbuka memberinya cara untuk kembali dari cedera, dan juga memberinya motivasi untuk memulai petualangan baru.

"Saya selalu ingin melakukan petualangan di Afrika dan tidak pernah berhasil," kata Hobbs kepada CNN.

"Saya tidak ingin dimakamkan suatu hari, dan dikenal sebagai orang yang hanya bekerja sangat keras. Saya ingin meninggalkan warisan," lanjutnya.

Hobbs secara teknis memecahkan Guinness World Record minggu lalu, tetapi saat ini masih terus berenang untuk mencapai ujung danau terbesar di Afrika Timur tersebut.

Danau Malawi meliputi seluruh pantai negara Afrika timur, dan dikenal sebagai habitat alami bagi buaya, kuda nil, dan nyamuk yang mematikan.

"Itu adalah garis air terpanjang yang bisa saya renangi," kata Hobbs. "Tapi, saya tidak akan berbohong, saya takut pada buaya."

 

Bukan Tahapan Mudah

Ilustrasi berenang (iStock)
Ilustrasi berenang (iStock)

Berenang selama 54 hari berturut-turut juga berarti berjalan dengan susah payah melewati cuaca buruk, termasuk satu tornado yang membawa gelombang setinggi langit-langit, lapor CNN.

"Bahkan perahu yang kami tumpangi terombang-ambing dengan keras, sehingga tim kami mulai khawatir," kata Hobbs.

"Hal itu mengetuk mental saya. Tapi, saya harus bertahan dan terus maju," lanjutnya optimis.

Hobbs, yang berenang rata-rata 7 mil (sekitar 11,2 kilometer) sehari, mengatakan ia mampu mencapai tujuannya dengan berfokus pada satu jam pada suatu waktu. Memikirkan tentang makanan atau cokelat yang akan ia makan selanjutnya, ternyata mampu mengatasi rasa sakit.

"Ada juga beberapa kutipan yang saya gunakan dalam pikiran saya untuk motivasi," kata Hobbs.

"Jika kamu merasa bahwa kamu tidak dapat melanjutkan, pikirkan seberapa jauh kamu telah pergi," lanjutnya berfilosofi.

Untuk Tujuan Amal

Ilustrasi Donasi
Ilustrasi donasi (dok. unsplash.com Christian Dubovan @cdubo/Putu Elmira)

Aksi renang tersebut bukan hanya dilakukan Hobbs atas alasan gengsi, melainkan untuk mengumpulkan dana bagi Smile Foundation, sebuah badan amal Afrika Selatan yang membantu anak-anak penderita bibir sumbing dan kelainan bentuk wajah lainnya.

Dengan dua rekor dunia yang berhasil diraihnya, Hobbs berencana untuk memberikan serangkaian pidato motivasi dan mungkin menulis buku sebagai cara untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk Smile.

Sejauh ini, Hobbs dan timnya telah mengumpulkan dana sebesar US$ 10.000, atau setara Rp 142 juta.

Hobbs berharap dapat mencapai US$ 35.000 (setara Rp 498 juta) di akhir ekspedisi renangnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya