4 Orang Tewas dan 7 Luka dalam Ledakan Misterius di Nepal

Dugaan sementara, polisi di Nepal mencurigai bahwa kelompok Maois (partai komunis di negara itu) yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Mei 2019, 06:14 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 06:14 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Kathmandu - Sedikitnya empat orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka dalam tiga ledakan di lokasi terpisah di Kathmandu, Nepal pada Minggu, 26 Mei 2018.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (27/5/2019), dugaan sementara, polisi di Nepal mencurigai bahwa kelompok Maois (partai komynis di negara itu) yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

"Tiga orang tewas di tempat dan yang keempat meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit," kata pejabat polisi Shyam Lal Gyawali.

Satu orang tewas dalam ledakan di dalam sebuah rumah di daerah perumahan Ghattekulo di jantung kota.

"Saya mendengar suara begitu keras dan bergegas ke tempat itu. Yang saya temukan adalah dinding-dinding rumah yang retakan karena dampak ledakan," kata siswa berusia 17 tahun Govinda Bhandari.

Ledakan kedua terjadi di dekat salon kecantikan di daerah Sukedhara di pinggiran kota, di mana tiga orang tewas.

Ledakan ketiga meledak di dekat tempat pembakaran batu bata di daerah Thankot di Kathmandu, Nepal melukai dua orang, kata polisi.

Semua tujuh orang yang terluka dibawa ke rumah sakit.

Seorang fotografer yang ada di lokasi ledakan kedua mengatakan bahwa bom itu mengakibatkan pintu dan jendela toko yang ada di area hancur.

 

Dugaan Sementara Polisi

Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Gyawali, Pejabat kepolisian menduga ledakan itu diprakarsai oleh kelompok Maois yang menentang pemerintah karena menangkap para pendukungnya.

"Sebuah pamflet dari kelompok itu telah ditemukan di lokasi ledakan pertama," kata Gyawali.

Nepal terlibat perang saudara dengan Maois selama satu dasawarsa pada 2006 dan kelompok utama bekas pemberontak telah bergabung dengan partai yang menjalankan pemerintahan sekarang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya