Hampir Seluruh Eropa Dilanda Gelombang Panas, Picu Rekor Suhu Tertinggi

Sebagian besar wilayah dihantam gelombang panas yang menyebabkan rekor suhu tertinggi di berbagai tempat.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 27 Jun 2019, 07:20 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2019, 07:20 WIB
Ilustrasi gelombang panas yang menghantam Eropa (AFP/Christophe Archambault)
Ilustrasi gelombang panas yang menghantam Eropa (AFP/Christophe Archambault)

Liputan6.com, Paris - Hantaman gelombang panas menyebabkan suhu udara di Jerman, Polandia, dan Republik Ceko mencapai rekor tertinggi dalam sejarah pada hari Rabu 26 Juni 2019 waktu setempat.

Para pakar meteorologi memperkirakan suhu tinggi masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan karena hantaman gelombang panas terus meningkat.

Dikutip dari BBC pada Kamis (27/6/2019), beberapa negara, termasuk Prancis dan Swiss, diperkirakan akan mengalami suhu di atas 40 derajat Celsius pada hari ini.

Gelombang panas ekstrem itu, menurut pakar meteorologi, disebabkan oleh udara panas yang bertiup dari Afrika Utara.

Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah Prancis telah mengeluarkan peringatan keras terhadap risiko kesehatan akibat paparan langsung sinar Matahari.

Pada hari Rabu, Menteri Solidaritas dan Kesehatan setempat, Agnès Buzyn, membela pemerintah atas kekhawatiran besar terhadap situasi saat ini.

Prancis beralasan trauma oleh gelombang panas pada tahun 2003, yang memicu kematian hingga lebih dari 15.000 kasus.

Tidak hanya Prancis, hampir semua negara Eropa ditandai oleh warna oranye, yang berarti waspada terhadap kemungkinan buruk akibat gelombang panas.

Bahkan di Spanyol, pejabat setempat memperingatkan "risiko signifikan" kebakaran hutan di beberapa daerah.

Suhu Tertinggi Kemungkinan Menghantam Spanyol

Ilustrasi gelombang panas yang melanda Eropa (AFP/Alberto Pizzoli)
Ilustrasi gelombang panas yang melanda Eropa (AFP/Alberto Pizzoli)

Suhu telah naik dalam beberapa hari terakhir, tetapi diperkirakan akan semakin panas di beberapa tempat menjelang akhir pekan.

Pada hari Rabu, suhu udara Kota Coschen di negara bagian Brandenburg, Jerman, memuncak pada 38,6 derajat Celsius, yang merupakan rekor terbaru untuk wilayah tersebut.

Radzyn di Polandia dan Doksany di Republik Ceko juga mencatat ketinggian nasional baru, dengan suhu masing-masing mencapai 38,2 dan 38,9 derajat Celsius.

Sebagian dari Prancis dan Swiss juga mencatat suhu tertinggi sepanjang masa sejarah lokal mereka.

Bahkan di dataran tinggi Aps yang terkenal sebagai resor salju, suhu berada di atas 30 derajat Celsius di beberapa titik.

Ahli meteorologi memperingatkan kondisi gelombang panas akan meningkat dalam beberapa hari mendatang, terutama di bagian timur laut Spanyol, yang mungkin mencapai 45 derajat Celsius pada hari Jumat.

Turut Dipengaruhi Perubahan Iklim

Ilustrasi gelombang panas di kota Paris, Prancis (AFP/Gerard Julien)
Ilustrasi gelombang panas di kota Paris, Prancis (AFP/Gerard Julien)

Karena cuaca yang luar biasa panas, beberapa sekolah Prancis bahkan menunda ujian penting dan ditutup bagi siswa.

Beberapa kota di sana, termasuk Paris dan Lyon, membatasi lalu lintas untuk mencoba mengurangi efek polusi selama gelombang panas.

Sementara Inggris, meski tidak terpengaruh langsung, namun beberapa bagian negara --termasuk London-- diperkirakan akan mencapai suhu 30 derajat Celsius pada hari Sabtu.

Sementara kondisi cuaca ekstrem seperti gelombang panas terjadi secara alami, para ahli mengatakan ini akan muncul lebih sering karena perubahan iklim.

Dengan mengutip catatan pada akhir Abad ke-19, para ahli meteorologi menunjukkan, bahwa suhu rata-rata permukaan Bumi telah meningkat sekitar satu derajat sejak revolusi industri.

Sebuah lembaga klimatologi di Potsdam, Jerman, mengatakan lima musim panas terpanas di Eropa sejak 1500 semuanya berada di Abad ke-21.

Para ilmuwan khawatir bahwa pemanasan yang disebabkan oleh manusia secara cepat memiliki implikasi serius bagi stabilitas iklim Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya