Rapper Seksi Nicki Minaj Manggung di Jeddah, Arab Saudi Disebut Munafik

Pemerintah Arab Saudi disebut munafik karena mengundang rapper seksi Nicki Minaj ke festival budaya Jeddah Season.

oleh Afra Augesti diperbarui 04 Jul 2019, 17:04 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 17:04 WIB
Nicki Minaj
Rapper AS, Nicki Minaj menghadiri fashion show Versace pada Milan Fashion Week, 21 September 2018. Pakaian Nicki Minaj kali ini berupa suit, namun tetap heboh dengan motif khas Versace yang playful. (AFP/Miguel MEDINA)

Liputan6.com, Jeddah - Bintang rap Nicki Minaj dikabarkan akan tampil di Arab Saudi pada akhir bulan ini dalam festival budaya "Jeddah Season", menurut keterangan dari pihak penyelenggara yang dikutip oleh Al Jazeera dari Twitter acara ini, Selasa, 2 Juli 2019.

Panitia membenarkan pengumuman itu dalam konferensi pers pada Rabu, 3 Juli 2019, bahwa penyanyi yang identik dengan tampilan seksi tersebut akan menjadi lini utama kegiatan yang rencananya bakal digelar pada 18 Juli tahun ini.

Rapper bernama asli Onika Tanya Maraj dikenal karena penampilannya yang aneh, dengan citra flamboyan dan hiper-seksualnya. Video-video musiknya pun sering menampilkan pakaian yang serba terbuka, ketat, diiringi dengan tarian yang provokatif.

Sebagian besar lirik lagunya penuh dengan kata-kata kotor dan membahas soal seks, hubungan bebas, dan pemberdayaan perempuan. 

Banyak pihak, termasuk warganet, yang menentang undangan tersebut dan menuduh pemerintah Arab Saudi munafik, lantaran Minaj tidak menggambarkan budaya orang-orang di kerajaan ultrakonservatif ini, meski para petinggi sedang berusaha untuk melepaskan aturan pembatasan hiburan. 

Seorang pengguna Twitter bahkan merespons: "Dia (Minaj) akan tampil dan menunjukkan bokongnya di panggung, dan membawakan semua lagunya yang tidak senonoh, tentang seks dan tarian erotis, tapi kemudian Anda (pemerintah) menyuruh semua wanita yang ingin datang ke festival untuk mengenakan abaya. Apa apaan?"

 

 

 

Kontroversi Nicki Minaj

[Bintang] Nicki Minaj
Nicki Minaj miliki keturunan Afro-Trinidadian di dalam darahnya dari sang ibu sementara ayahnya adalah orang India Selatan. (FRAZER HARRISON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Di satu sisi, konser tersebut --sesuai dengan hukum Saudi-- akan bebas alkohol dan obat-obatan terlarang, terbuka untuk umum dengan batasan usia minimal 16 tahun. Sedangkan lokasi pentas akan dilangsungkan di King Abdullah Sports Stadium di kota yang terletak di tepi Laut merah tersebut. 

Arab Saudi juga menjanjikan visa elektronik kilat untuk pengunjung internasional yang ingin hadir di "Jeddah Season".

Selain Nicki Minaj, media lokal melaporkan bahwa festival bakal ditayangkan secara langsung di MTV, dan menampilkan musisi Inggris Liam Payne, serta DJ Steve Aoki.

Minaj belum berkomentar tentang konser keduanya di salah satu negara di Timur Tengah itu. Sebelumnya pada tahun 2013, dia juga pernah diminta unjuk gigi di Uni Emirat Arab.

Di lain pihak, pada 2015, Minaj tampil di sebuah acara Natal di Angola, meskipun ada permintaan dari kelompok hak asasi manusia untuk membatalkan konser mengingat caranya menghibur ketika bernyayi di panggung tak pernah etis.

Human Rights Foundation bahkan dengan tegas berani menuding bahwa dana yang dipakai untuk membayar rapper nyentrik itu berasal dari "korupsi pemerintah dan pelanggaran HAM".

Sejarah Singkat Reformasi Arab Saudi

Pangeran Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman ditunjuk jadi putra Mahkota Arab Saudi (Foto:Hassan Ammar/AP)

Rencana mengundang Nicki Minaj datang ketika kerajaan itu berupaya melonggarkan beberapa pembatasan pada hiburan di bawah reformasi sosial Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

Pada April 2018, ibu kota Riyadh sudah membuka bioskop pertamanya, setelah dilarang selama 35 tahun.

Selama beberapa bulan terakhir, kerajaan pun sudah menggelar sejumlah pertunjukan yang diisi oleh penyanyi terkenal seperti Mariah Carey, Enrique Iglesias, Black Eyed Peas dan Sean Paul, serta DJ David Guetta dan Tiesto.

Konser semacam itu merupakan perubahan besar di Arab Saudi, ketika polisi moral dari negara yang memegang teguh syariat Islam ini akan menyelidiki perusahaan yang memainkan musik keras.

Laporan pada bulan Juni mengungkapkan bahwa General Entertainment Authority kerajaan sedang menyelidiki pembukaan kelab malam yang tidak sah di Jeddah.

Pemisahan gender antara pria dan wanita lajang masih diberlakukan di banyak restoran, kedai kopi, sekolah umum dan universitas, tetapi aturan lain telah dikendorkan pada tahun lalu. Sekarang, perempuan diizinkan untuk mengemudi dan menonton pertandingan olahraga di stadion.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya