Liputan6.com, New Delhi - Badan antariksa India, Indian Space Research Organisation (ISRO), sedang mempersiapkan peluncuran misi lanjutannya, Chandrayaan-2. Misi akan dilakukan pada pekan depan yang direncanakan mendarat di dekat kutub selatan Bulan --bagian yang belum pernah dijelajahi.
Chandrayaan-2 akan lepas landas dari Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, di pantai barat daya negara itu, pada 15 Juli dini hari, pukul 02.51 (03.51 WIB). Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (10/9/2019).
Baca Juga
Misi tersebut adalah penyelidikan kedua ISRO sekaligus misi pertama yang menargetkan 'pendaratan di Bulan'. Sementara itu, Chandrayaan-2 dijadwalkan tiba di satelit alami Bumi pada 6 September 2019.
Advertisement
Bila program itu berjalan lancar, maka India akan menjadi negara keempat (setelah Amerika Serikat, Rusia dan China) yang berhasil menjajaki Bulan.
ISRO mengatakan, mereka memilih untuk mengeksplorasi kutub selatan karena ada kemungkinan di sana terdapat air yang tersembunyi di daerah-daerah gelap.
Chandrayaan-2 pun diharapkan bisa memeriksa bagian dalam kawah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar tentang evolusi Bulan.
Daerah-daerah itu masih menjadi wilayah yang amat dingin untuk waktu yang sangat lama dan para ilmuwan percaya, kemungkinan di sana terdapat catatan fosil tata surya awal.
Chandrayaan-2 sendiri mempunyai tiga modul, yakni orbiter (pengorbit), lander (pendarat) yang disebut "Vikram", dan rover (penjelajah) yang disebut "Pragyan" -- yang berarti 'kebijaksanaan' dalam bahasa Sansekerta.
Vikram, terinspirasi dari Dr. Vikram A Sarabhai yang merupakan 'Bapak' dari Indian Space Programme. Vikram nantinya harus mendarat di dataran tinggi yang berada di antara dua kawah, "Manzinus C" dan "Simpelius N", yang punya kemiringan sekitar 70 derajat ke selatan.
Dari sana, kendaraan robot beroda enam Pragyan akan berkelana dan menghabiskan selama satu hari di Bulan atau setara dengan dua minggu di Bumi, melakukan eksperimen ilmiah di permukaan Bulan.
ISRO berharap, studi topografi, analisis mineralogi, dan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Chandrayaan-2 akan membantu dunia mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang asal usul Bulan --yang konon di masa depan bisa ditinggali oleh manusia.
Dengan menggunakan energi matahari untuk menghidupkan dirinya sendiri, Pragyan dapat berkomunikasi dengan Vikram, yang pada gilirannya dapat mengirim informasi ke Indian Deep Space Network di Byalalu (distrik di selatan Karnataka, India) dan ke orbiter.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sempat Tertunda
Selanjutnya, orbiter atau pengorbit, nantinya akan menghabiskan waktu selama satu tahun untuk mengelilingi Bulan pada jarak 62 mil (100 km) dari permukaan Bulan.
Pada situs webnya, ISRO menjabarkan alasan mengapa mereka memilih untuk menjajaki kutub selatan Bulan: "Di sana sangat menarik, karena area permukaan Bulan yang tetap dalam bayangan jauh lebih besar daripada kutub utaranya. Ada kemungkinan keberadaan air di daerah yang gelap adalah permanen. Selain itu, wilayah kutub selatan memiliki kawah yang merupakan perangkap es cair dan berisi catatan fosil tata surya awal."
Pada bulan Mei tahun ini, ISRO mengatakan akan meluncurkan Chandrayaan-2 antara 9-16 Juli 2019. Diperkirakan bahwa misi itu tertunda pada bulan April, karena terdeksi kerusakan pada Vikram.
Sedangkan misi pertama India terkait Bulan, Chandrayaan-1, diluncurkan pada 2008 dan dihentikan setahun lebih awal setelah para ilmuwan kehilangan kontak dengan pesawat ruang angkasa tak berawak ini. Satelit itu diyakini telah menabrak permukaan Bulan dan hancur.
Chandrayaan-1 adalah pengorbit bulan pertama India, diluncurkan pada 2008.
Misi yang menghabiskan dana sebesar US$ 69 juta ini diluncurkan di tengah euforia nasional, menempatkan India dalam perlombaan antariksa Asia bersama saingannya, China, dan memperkuat klaimnya untuk dianggap sebagai kekuatan global.
Advertisement
Perkenalkan, Chandrayaan-2
Chandrayaan-2 adalah misi kedua Indian Space Research Organisation (ISRO) untuk meneliti Bulan. Satelit ini berbobot 3.300 kg dan terdiri dari tiga modul, yakni orbiter, lander yang disebut "Vikram", dan rover yang disebut "Pragyan".
Pengorbit akan disematkan kamera pemetaan medan untuk membantu menyiapkan peta 3D permukaan Bulan, spektrometer sinar-X yang mencari elemen utama (termasuk titanium dan natrium), serta kamera resolusi tinggi lainnya untuk membantu modul-modul lain mendarat dengan aman.
Vikram akan dibubuhi instrumen untuk mendeteksi aktivitas seismik di Bulan, dan penyelidikan termal yang akan memeriksa konduktivitas termal permukaan Bulan.
Sementara itu, Pragyan akan memiliki spektrometer sinar-X partikel alfa yang meneliti komposisi unsur permukaan Bulan dan spektroskopi kerusakan yang diinduksi laser yang melihat banyaknya berbagai unsur di sekitar Bulan.
Seluruh misi ini menelan biaya sekitar 10 miliar rupee.