Liputan6.com, Hong Kong - Pada Minggu 21 Juli 2019 malam waktu lokal, puluhan pria bertopeng menyerbu sebuah stasiun kereta api di Hong Kong.
Mereka, yang berpakaian serba putih, menyerang orang-orang yang hendak pulang ke rumah setelah ikut dalam demonstrasi pro-demokrasi --yang masih satu rangkaian dengan gelombang protes penolakan RUU Ekstradisi.
Advertisement
Baca Juga
Orang-orang yang lewat juga tak luput dari serangan gerombolan yang bersenjata tongkat kayu dan batang logam.
Kekerasan itu menyebabkan 45 orang terluka. Seorang dilaporkan kritis.
Rekaman-rekaman penyerangan brutal beredar online dengan cepat di media sosial Hong Kong.
Ada spekulasi yang tersebar luas bahwa gerombolan tersebut terafiliasi triad --nama yang diberikan kepada jaringan kriminal terorganisasi yang beroperasi di Hong Kong.
Beberapa orang menyebut mereka sebagai mafia Tiongkok.
Tapi apa sebenarnya triad itu, dan mungkinkan mereka terlibat dalam insiden akhir perkan lalu? Berikut, 7 fakta triad, seperti dikutip dari Liputan6.com, Selasa (23/7/2019).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Sejarah
Triad berasal dari China daratan pada abad ke-17, ketika Hung Mun bersatu dalam upaya untuk menggulingkan dinasti Qing dalam upaya yang gagal untuk mengembalikan dinasti Ming.
Di Hong Kong abad ke-19, anggota sering dipenjara di bawah hukum Inggris.
Pada abad ke-20, Hung Mun telah mulai pecah menjadi geng-geng kecil, yang berbasis di seluruh China.
Pada tahun 1949, Partai Komunis Tiongkok berkuasa, mendorong banyak geng melarikan diri ke Hong Kong, serta Makau, Taiwan dan lebih jauh ke luar negeri. Hong Kong segera dianggap sebagai ibukota triad, menurut buku Chinese Triad Society oleh T. Wing Lo dan Sharon Ingrid Kwok.
Pada 1960-an, ada sekitar 60 geng triad di Hong Kong, dengan satu dari enam orang pada kelompok populasi tertentu dikatakan sebagai anggoat salah satu geng tersebut, menurut polisi, seperti dikutip dari the South China Morning Post.
Antara tahun 1950-an dan 1970-an, Kota Bertembok Kowloon, rumah bagi sekitar 30.000 orang, sebagian besar dikendalikan oleh Sun Yee On dan 14K --geng dominan Triad.
Itu jatuh ke tangan mereka segera setelah akhir pendudukan Jepang pada tahun 1945, ketika para pengungsi dari daratan menemukan perlindungan di dalam temboknya setelah perang saudara China.
Inggris --yang saat itu masih berstatus sebagai pengkoloni Hong Kong-- mulai mengadopsi kebijakan "lepas tangan" dalam kaitannya dengan kota bertembok. Itu menjadi sarang kejahatan. Warga juga harus mengalami sanitasi yang buruk.
Pemerintah Inggris dan China mengumumkan pada Januari 1987 bahwa daerah itu akan dihancurkan. Pekerjaan dimulai pada tahun 1993 dan selesai pada tahun berikutnya. Sejak saat itu, kawasan tersebut telah diubah menjadi Taman Kota Kowloon Walled.
Polisi Hong Kong memiliki divisi khusus yang bertujuan untuk memerangi kegiatan triad - Biro Kejahatan Terorganisir dan Triad.
Advertisement
2. 'Mafia' Lokal
Triad Hong Kong modern adalah kelompok mafia "sangat lokal" dengan aturan dan ritual mereka sendiri yang sudah mapan, kata Federico Varese, profesor kriminologi dan pakar kejahatan terorganisasi Oxford University.
"Mereka biasanya menjalankan racketeering," kata Varese seperti dikutip dari BBC.
Racketeering adalah segala aktivitas bisnis bersifat 'cangkang' (shell corporation). Kelompok kriminal terorganisasi berada di balik aktivitas bisnis itu dan menarik profit darinya.
"Pelacuran, transaksi narkoba kecil ...mereka bukan organisasi internasional, tetapi banyak hadir di beberapa lingkungan setempat," Varese mencontohkan.
3. 'Budaya'
Triad bukan nama identitas, melainkan penyebutan kolektif untuk mendefinisikan segala kelompok kriminal terorganisasi di wilayah China daratan, Hong Kong, Macau, dan Republik China (Taiwan).
Di Hong Kong, triad memiliki nama identitas beragam untuk membedakan identifikasi keanggotaan mereka --sama seperti penamaan Los Zetas atau Medellin untuk mengidentifikasi kelompok kartel narkotika di Amerika.
Ada beberapa triad di Hong Kong, tetapi kelompok yang sangat terkenal termasuk triad 14K, Sun Yee On dan Wo Shing Wo.
Seperti mafia, triad memberlakukan prinsip hierarki dengan kode perilaku yang ketat dan pakta persaudaraan yang erat.
Advertisement
4. Demografi
Kebanyakan anggota triad adalah kelas pekerja dan belum menerima pendidikan tinggi, kata Federico Varese, profesor kriminologi dan pakar kejahatan terorganisasi Oxford University.
Mereka berasal dari segala usia, namun tidak secara spesifik geng pemuda (youth gang).
Kendati demikian, sebagian besar anggota cenderung bergabung sejak usia muda, katanya.
Anggota triad muda cenderung "direkrut dari lingkungan lokal ... mereka akan memiliki orang-orang di geng lokal untuk mengawasi pemuda 'menjanjikan'".
5. Ritual
Anggota menjalani ritual ketika mereka direkrut. Ini secara tradisional melibatkan memotong kepala ayam dan meneteskan darah ke dalam cangkir yang diedarkan. Orang yang direkrut juga meminta aturan triad dibacakan kepada mereka.
Mereka cenderung telanjang atau setengah telanjang ketika ini terjadi, karena "idenya adalah Anda harus melupakan identitas Anda sebelumnya, untuk bergabung dengan keluarga fiktif di mana Anda semua bersaudara", kata Prof Varese.
"Begitu Anda masuk, Anda bisa berada di sana sepanjang hidup Anda," tambahnya, meskipun beberapa anggota pindah untuk menjalankan bisnis mereka sendiri, dan menjadi anggota yang "tidak aktif".
Advertisement
6. Angka
Sebuah artikel South China Morning Post pada 2017 memperkirakan bahwa mungkin ada sebanyak 100.000 anggota triad yang beroperasi di kota, dari populasi 7,3 juta.
Pada tahun 2018, ada 1.715 kejahatan terkait triad yang dicatat, menurut Kepolisian Hong Kong.
Mayoritas kasus terkait dengan luka dan serangan serius, tetapi ada juga pecahnya konflik antara kelompok saingan.
7. Preman Sewaan untuk Mengintimidasi Demonstran?
Ada tuduhan yang tersebar luas bahwa kelompok-kelompok yang menyerang para demonstran pada Minggu 21 Juli adalah preman bayaran.
Prof Varese mengatakan serangan hari Minggu tampaknya merupakan "salinan dari apa yang terjadi pada tahun 2014", meskipun serangan itu tampaknya "lebih serius" kali ini karena orang yang lewat juga diserang.
Insiden 2014 merujuk pada peristiwa ketika puluhan ribu demonstran pro-demokrasi menduduki jalanan, yang kemudian dikenal sebagai protes Payung.
Tujuannya tampaknya "bukan untuk membunuh tetapi untuk menakut-nakuti orang" dan mengintimidasi pengunjuk rasa, ia menambahkan.
"Saya pikir ini adalah taktik yang disengaja karena jika mereka ingin membunuh mereka akan membunuh, meskipun triad tidak diketahui menggunakan kekerasan mematikan."
Juga penting dicatat bahwa dalam kedua kasus, serangan terjadi di lingkungan kelas pekerja, bukan di area bisnis pusat di mana protes difokuskan.
"Triad tidak bekerja di mana-mana. Mungkin secara logistik lebih sulit untuk menyerang daerah yang lebih internasional, pusat kota, dan beragam."
Triad "mungkin telah menemukan peran baru sebagai penegak kebijakan yang tidak populer dan penindasan terhadap protes demokratis dalam konteks pergeseran ke arah otoritarianisme di Hong Kong", menurut laporan penelitian Prof Varese dan Dr Rebecca Wong dari City University of Hong Kong mempelajari serangan tahun 2014.
Advertisement