Liputan6.com, Hong Kong - Massa pro-demokrasi Hong Kong, menggelar aksi di bandara internasional setempat dan menarik perhatian penumpang asing yang baru melakukan embarkasi pada Jumat (9/8/2019).
Para demonstran, berpakaian serba hitam khas mereka, menuntut penyelidikan independen terhadap dugaan brutalitas polisi saat meredam aksi protes beberapa hari terakhir; pembatalan penuh RUU Ekstradisi yang kontroversial; dan pengunduran diri pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Advertisement
Baca Juga
Perhelatan itu menandai aksi pertama dari rangkaian demonstrasi tak berijin yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari pada akhir pekan ini, demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (9/8/2019).
Ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi berantai yang telah mengguncang Hong Kong selama beberapa pekan terakhir.
Rangkaian protes di Hong Kong telah menimbulkan keresahan publik dan menuai ketegangan, antara para demonstran yang dikenal sebagai massa pro-demokrasi dengan pemerintah administratif Hong Kong serta Bejing.
Protes dipicu penolakan massa terhadap RUU Ekstradisi Hong Kong, yang memungkinkan seorang pelanggar hukum untuk dikirim ke China guna menjalani proses peradilan. Massa menilai RUU itu sebagai bentuk pelunturan terhadap nilai-nilai independensi wilayah otonom eks-koloni Inggris tersebut.
Protes terus berlanjut dan bermanifestasi menjadi bentuk protes secara luas terhadap pemerintahan Hong Kong serta China.
Simak video pilihan berikut:
Belum Ada Polisi
The scene right now at #HongKong airport. #China pic.twitter.com/9eriWOeHtK
— Stephen McDonell (@StephenMcDonell) August 9, 2019
Demonstran berencana untuk melakukan aksi duduk di bandara sepanjang akhir pekan.
Mereka mengibarkan spanduk yang ditulis dalam berbagai bahasa, mengecam pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam dan polisi, serta membagikan selebaran dengan karya seni yang menjelaskan protes baru-baru ini.
Pihak berwenang sejauh ini menoleransi demonstrasi damai, yang tidak terlalu mengganggu penumpang. Belum ada polisi di tempat kejadian.
"Itu akan menjadi protes damai selama polisi tidak muncul," kata seorang demonstran kepada kantor berita Reuters.
Boarding pass palsu, bagian dari atribut demo, yang mengatakan "HK to freedom" muncul di media sosial untuk mempromosikan rapat umum.
Otoritas Bandara Hong Kong mengatakan akan "beroperasi secara normal" meskipun demonstrasi telah direncanakan.
Demonstrasi di bandara pada 26 Juli dengan ribuan warga Hong Kong - termasuk staf penerbangan - terjadi tanpa kekerasan.
Pada hari Kamis, AS menjadi negara terbaru yang mengeluarkan travel warning untuk wilayah tersebut.
Advertisement