5 Fakta Bulan Purnama Bertemu Saturnus Selama Hujan Meteor Perseid

Saksikan keindahan Bulan purnama Sturgeon dan Saturnus selama hujan meteor Perseid pada Agustus ini.

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Agu 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2019, 18:35 WIB
Menikamati Keindahan Fenomena Hujan Meteor Perseid di Bosnia
Bintang dan garis-garis meteor (dekat garis cakrawala) terlihat di balik batu nisan abad pertengahan di gunung Bjelasniaca, Bosnia (11/8). Fenomena hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun mulai dari Juli sampai akhir Agustus. (AP Photo/Amel Emric)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan purnama yang terjadi pada Agustus tahun ini, diprediksi akan muncul di langit malam pada Kamis (15/8/2019), satu hari setelah puncak hujan meteor Perseid dan tiga malam pasca-berotasi dekat dengan Saturnus.

Bulan akan terlihat penuh pada pukul 08.29 Eastern Day Time (EDT) atau jam 19.29 WIB, menurut SkyCal milik NASA. Sementara itu, hujan meteor Perseid diperkirakan memuncak antara 9 hingga 14 Agustus, meskipun sudah bisa mulai disaksikan pada 17 Juli dan dapat berlanjut hingga 24 Agustus 2019.

Jumlah meteor yang terlihat pun bervariasi dari tahun ke tahun, tergantung pada malam apa ketika kita menyaksikannya.

Waktu untuk menonton paling populer adalah pada Agustus, karena jumlah meteor naik menjadi sekitar 60-75 per jam, menurut American Meteor Society yang dikutip dari Space.com pada Senin (12/8/2019).

Tahun ini, jumlah penampakan hujan meteor diperkirakan terlihat lebih sedikit, karena adanya Bulan purnama. Cahaya Bulan akan menutupi sinar meteor yang lebih redup, sehingga mungkin hanya akan ada 10-15 meteor per jam.

Bintang jatuh tersebut -- yang merupakan puing-puing dari Komet Swift-Tuttle -- tampaknya berasal dari titik di rasi Perseus.

Berikut 5 fakta menarik tentang pertemuan Bulan purnama, Saturnus dan hujan meteor Perseid.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Saturnus Bertemu Bulan

Planet Saturnus
Planet Saturnus (Sumber: NASA)

Di luar hujan meteor pada 12 Agustus, Bulan purnama disebut akan melewati dekat dengan Saturnus, mencapai garis bujur langit yang sama, yang dikenal sebagai konjungsi, pada pukul 06.05 EDT atau 17.05 WIB, menurut Skycal NASA.

Konjungsi itu tidak akan terlihat saat Saturnus menampakkan diri pada pukul 03.05 EDT atau 14.05 WIB pada 12 Agustus di New York. Namun, kedua benda langit tersebut akan tetap berada dalam fraksi satu sama lain.

Dari Los Angeles, konjungsi akan terjadi pada pukul 02.05 EDT (13.00 WIB), menurut Skycal, dan perhitungan heavens-above.com, Saturnus akan 'tenggelam' pada 03.05 EDT atau 14.00 WIB.

Bulan akan berada tepat di utara Saturnus, dan keduanya akan berada di rasi Sagitarius. Sekitar jam 21.00 waktu setempat, mereka akan berada di tenggara Bumi pada ketinggian sekitar 26 derajat (dari New York City).

2. Merkurius Ikut Menampakkan Wujudnya

NASA
Salah satu foto terbaik NASA di 2016, Planet Merkurius tampak dari Bumi. Sumber: NASA

Sementara itu, Merkurius mencapai ketinggian maksimalnya di langit pagi, beberapa hari menjelang Bulan purnama. Pada 10 Agustus, planet terdekat matahari ini berada di ketinggian sekitar 16 derajat, saat matahari terbit di New York, menurut situs In-the-sky.org.

Pengamatan Merkurius terlihat lebih baik ketika skywatcher bergerak ke selatan: San Juan, Puerto Rico. Merkurius muncul pada pukul 04.41 EDT atau 15.41 WIB dan berada sekitar 2 derajat lebih tinggi di langit.

Para skywatcher di New York City dapat menyaksikan penampakan Merkurius yang merangkak di hadapan matahari, pada pukul 04.39 EDT atau 15.39 WIB pada 15 Agustus, ketika matahari akan terbit pada pukul 06.06 EDT (17.06 WIB), menurut kalkulasi heavens-above.com.

Pada pukul 05.30 EDT (16.30 WIB), Merkurius hanya akan memiliki ketinggian sekitar 9 derajat di Kota New York. Pada saat itu langit akan semakin terang, jadi melihat wujud planet ini membutuhkan cakrawala yang datar dan jelas.

 

3. Planet Lain yang Bisa Diamati

planet
Planet Venus terlihat dari bumi. (foto: Wikipedia)

Setelah Bulan purnama, Venus akan muncul dari konjungsi superior pada 14 Agustus, yang terjadi ketika planet ini berada di sisi berlawanan matahari dari Bumi.

Pada 20 Agustus, planet ini bisa dilihat pada 19.44 EDT di New York (06.44 WIB pada 21 Agustus), sekitar 15 menit setelah matahari terbenam. Faktanya, Venus biasanya merupakan salah satu "bintang" pertama yang terlihat di malam hari.

Mars, sementara itu, juga akan membuntuti matahari ke barat pada malam Bulan purnama. Planet ini akan berada di New York sekitar pukul 20.09 EDT pada 15 Agustus (07.09 WIB pada 16 Agustus).

Karena berada (begitu dekat) dengan matahari di langit, Planet Merah akan sulit diamati dan kian tidak terlihat seiring waktu berlalu.

Jupiter muncul selama Agustus di rasi bintang Ophiuchus, tepat di utara Scorpio, di mana orang dapat melihatnya tepat di atas bintang terang Antares.

Pada pertengahan Agustus, Jupiter akan muncul pada sore hari dan tenggelam tepat setelah tengah malam. Ketika Bulan penuh, Jupiter akan mencapai ketinggian maksimal pada 20.11 EDT (07.11 WIB sehari setelahnya), berada di garis lintang tengah sekitar 27 derajat di atas cakrawala selatan.

Bagi mereka di belahan Bumi selatan, Jupiter akan jauh terlihat lebih tinggi di langit. Bagi skywathcer di Melbourne, Australia, pada 15 Agustus bisa menyaksikan Jupiter mencapai ketinggian 78 derajat pada jam 19.38 waktu lokal (16.38 WIB).

Bagi mereka yang ada di belahan Bumi utara, mereka bisa menyaksikan kehadiran Saturnus di sebelah kiri Jupiter di rasi Sagitarius, dan Bulan purnama akan berada di langit tenggara.

Saturnus juga akan mencapai ketinggian sekitar 27 derajat pada 15 Agustus, sekitar 2 jam setelah Jupiter.

4. Bintang dan Rasi Bintang

Berbagai jenis rasi bintang atau konstelasi
Berbagai jenis rasi bintang atau konstelasi (Tumblr/NASA)

Meskipun cahaya Bulan purnama cenderung mengalahkan sinar bintang-bintang yang lebih redup, asterisme (gejala optis bak bintang yang terlihat dalam batu mulia) seperti "Summer Triangle" --yang terdiri dari bintang-bintang Vega, Deneb dan Altair-- akan mudah terlihat.

Sekitar 1,5 jam setelah matahari terbenam di belahan Bumi utara, Anda dapat melihatnya di atas untuk menemukan bintang terang Vega, yang --di lintang garis tengah-- berada di ketinggian antara 80 dan 88 derajat (tergantung pada seberapa jauh Anda berada di utara atau selatan). Sementara itu, konstelasi Leo akan berada di barat.

5. Mengapa Dinamakan Bulan Sturgeon?

Bulan Purnama Penuh
Foto yang diambil pada tanggal 01 Januari 2018 ini menunjukkan "supermoon" yang muncul di langit malam, sebuah fenomena alam yang sudah tidak pernah terlihat lagi dalam 36 tahun. (Boris Horvat/AFP)

Bulan purnama pada Agustus, menurut Almanak Petani Tua (Old Farmer's Almanca), kadang-kadang dikenal sebagai Sturgeon.

Nama ini kemungkinan berasal dari penjajah dan orang-orang berbahasa Algonquian di timur laut Amerika Utara, karena Sturgeon adalah penduduk asli Eropa dan Amerika. Namun, tidak semua bangsa asli di wilayah itu menggunakan istilah tersebut.

Suku Ojibwe --yang tinggal di Kanada bagian tenggara, dekat Great Lakes-- menyebut bulan kedelapan tahun ini sebagai Blackberry Moon, yang juga bisa terjadi pada Juli.

Cree of Ontario menyebut Bulan purnama pada Agustus sebagai Flying Up Moon, karena saat itulah burung-burung muda tumbuh menjadi dewasa.

Di Pasifik Barat Laut, orang-orang Haida menyebutnya sebagai Salmon Moon (chíin kungáay), menurut buku karya Dolly Garza: "Tlingit Moon & Tide".

Beberapa budaya Asia mengaitkan Bulan purnama Agustus dengan roh. Di China, bulan ke tujuh --yang pada tahun 2019 jatuh pada Agustus-- adalah ketika Festival Hantu Kelaparan (Hungry Ghost Festival) digelar, dan bertepatan dengan Bulan purnama.

Dalam tradisi Buddha dan Tao, arwah dari orang yang tidak diberi penghormatan ketika mati, akan kembali ke dunia pada hari itu. Oleh karenanya, upacara tersebut melibatkan sejumlah barang-barang yang dibakar --biasanya uang kertas palsu.

Kadang-kadang, lentera berbentuk lotus dinyalakan dan dikirim ke danau atau sungai untuk menerangi jalan bagi jiwa-jiwa yang gelisah dalam menuju akhirat.

Sedangkan untuk umat Islam, Bulan purnama Agustus datang di pertengahan bulan Zulhijah, bulan terakhir dalam kalender Islam.

Pada hari ke-10 bulan itu, sekitar empat hari sebelum Bulan purnama, adalah hari raya Idul Adha, yang memperingati kisah Nabi Ibrahim ketika hendak mengorbankan putranya, Ishak, tetapi digantikann dengan domba oleh Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya