Liputan6.com, Jakarta - Kisah gajah Tikiri disorot publik setelah diketahui tubuh kurusnya ditutupi kostum berwarna-warni pada saat festival keagamaan di Sri Lanka.
Binatang berbelalai malang ini merupakan salah satu dari 60 gajah yang mengikuti pawai di jalan untuk acara tahunan umat Buddha, Esala Perahera di Kandy, Sri Lanka.
Dilansir dari Metro.co.uk pada Selasa (20/8/2019), seorang aktivis lokal memberikan foto terakhir Tikiri setelah ia mati karena kelelahan.
Advertisement
Sekitar 20 orang berdiri di dekat gajah tua yang kakinya dirantai ke dinding belakang hewan tersebut.
Seorang juru bicara dari kuil Buddha yang mengorganisir festival, Sacred Tooth Relic, mengatakan Tikiri menderita 'penyakit pencernaan' yang diduga menjadi penyebab sulitnya bertambah berat badan.'
Mereka juga mengatakan bahwa pada festival itu 'tidak memengaruhi kekuatan dan kemampuannya' dan dia tidak 'lemah dan tidak cocok' seperti yang disebutkan oleh para aktivis.
Akan tetapi, sebuah foto terakhir dari gajah Tikiri menimbulkan kontradiksi dari perkataan juru bicara itu.
Seperti yang dikatakan sumber, gajah ini tertekan dan mencoba untuk menghindari cambuk, tetapi kaki mereka dirantai ke tiang untuk mencegahnya melarikan diri.
Juru bicara itu juga mengaku bahwa pemilik gajah adalah 'orang berkuasa' di Sri Lanka. Kematian Tikiri memicu gerakan untuk memberhentikan penggunaan binatang dalam Festival Perahera.
Dalam sebuah pertanyaan, juru bicara kuil mengatakan Tikiri telah 'secara spesial diminta' ikut serta dalam perayaan festival. Hal ini dikarenakan adanya 'kepercayaan kuno' bahwa persembahan religius semacam itu dapat menyembuhkan hewan yang lemah.
Ia bilang, "Ini adalah kepercayaan kuno bahwa pelaksanaan Pooja kepada dewa untuk gajah yang lemah, dan nantinya akan sembuh," ujarnya.
"Maka dari itu, pemiliknya memilih Tikiri untuk ikut dalam festival sekaligus untuk penyembuhan dia." tambah juru bicara.
Selain Tikiri, ternyata sejumlah hewan dalam kondisi mengenaskan dan mencuri perhatian publik juga dilaporkan dari beberapa negara. Dikutip dari Liputan6.com, berikut artikel selengkapnya:
Singa Kurus dengan Buntut Putus di China
Sedih, seekor singa di sebuah kebun binatang di China ini terlihat mengenaskan. Tubuhnya kurus, hanya tulang berbalut kulit. Dan yang paling memprihatinkan adalah bagian buntutnya yang putus.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Selasa 20 Februari 2018, si raja hutan itu konon mengalami malnutrisi dan menggigit ekornya sendiri yang beku di lubang air.
Kondisi singa kurus itu diketahui dari para wisatawan yang mengunjungi Kebun Binatang Taiyuan di Provinsi Shanxi selama liburan Tahun Baru Imlek. Mereka mengaku melihat si raja hutan terluka dan sangat kekurangan gizi.
Singa kurus itu tinggal dalam kandang bersama seekor betina yang juga dalam kondisi serupa.
Pengunjung menuduh kebun binatang tersebut melakukan penganiayaan dan ketidaklayakan perawatan terhadap singa. Mereka juga menuntut penjelasan mengapa binatang itu kehilangan separuh ekornya.
"Hewan tersebut tertidur dengan ekor di dalam lubang minum buatan. Air kemudian membeku di suhu dingin dan buntutnya mengalami kerusakan jaringan lalu berdarah," kata seorang juru bicara Kebun Binatang Taiyuan menjelaskan.
Dia menambahkan bahwa singa itu akhirnya menggigit ekornya sendiri.
Staf kebun binatang mengatakan petugas menemukan luka itu dan singa pun segera diobati.
Sejauh ini pihak kebun bintang tak menanggapi tuduhan bahwa kedua singa tersebut kekurangan makanan dan gizi.
Menurut pemberitaan di situs mikroblogging Twiiter China, Sina Weibo, singa-singa tersebut digambarkan seperti tengah tertekan, saat mereka mondar-mandir di sekitar kandang kecil mereka.
Advertisement
Hewan di Kebun Binatang Venezuela Kurus
Bencana kelaparan akibat krisis ekonomi yang kian parah di Venezuela tidak hanya terjadi pada warga setempat, melainkan juga pada hewan-hewan di kebun binatang nasional setempat.
Seiring hiperinflasi yang memicu krisis pasokan pangan kepada jutaan warganya, muncul foto-foto di dunia maya yang menunjukkan beberapa hewan koleksi Taman Margasatwa Zuila, kebun binatang terbesar di Venezuela, terlihat sangat kurus.
Pemandangan serupa juga terlihat di Kebun Binatang Maracaibo di ibukota Caracas, di mana harimau Bengal, jaguar, dan beberapa burung liar Amerika Selatan terduduk lesu di dalam kandang. Demikian dilansir dari Time.com pada Jumat 2 Maret 2018.
Perwakilan kelompok pemerhati hak-hak hewan di Venezuela menyebut beberapa ekor bebek, babi, dan kambing disembelih, untuk memberi makan hewan-hewan yang kelaparan tersebut.
Sementara itu, sepasang burung kondor Andean yang ditangkarkan, dengan alasan menjaga kepunahan, diketahui tidak diberi pakan secara teratur selama berminggu-minggu, tulis kantor berita El Pais.
Keadaan tidak lebih baik terjadi di penangkaran burung utama, di mana seekor burung caracara berjambul dan burung hantu kedapatan memangsa burung lain di dalam kandang. Ulah mereka diduga sebagai akibat dari kelaparan.
Dirwings Arrieta, kepala distrik San Francisco, distrik Taman Margasatwa Zuila berada, mengumumkan segera merestrukturisasi operasional dan saluran air kebun binatang, pasca-tersebarnya kabar menyedihkan tersebut di media sosial.
Meski begitu, Arrieta tidak menyebutkan secara pasti upaya penyelesaian segera terhadap kasus malnutrisi yang melanda hewan-hewan di kebun binatang di Venezuela itu.
Tubuh Kurus Beruang di Kebun Binatang Bandung
Beruang biasanya bertubuh gempal, namun tak demikian dengan yang satu ini. Penampilannya berbeda dengan teman-temannya, ia kurus kering seperti kelaparan.
Kemunculan si beruang saat merajuk minta makanan ke pengunjung di kebun binatang Bandung pun jadi sorotan dunia.
Dalam rekaman yang dikutip dari Daily Mail, Rabu 18 Januari 2017, terlihat beruang bertubuh kurus tengah memohon makanan pada pengunjung. Lemparan demi lemparan makanan pun mereka sambut. Mulai dari junk food, kue, biskuit, hingga buah.
Daily Mail memuat keprihatinannya terhadap kondisi beruang di kebun binatang Bandung itu melalui artikel berjudul 'Shocking video shows skeletal sun bears BEGGING visitors to feed them junk food - as they are trapped and starving in an Indonesian zoo'.
Sementara media The Sun dalam tulisan bertajuk 'NO CARE BEARS Distressing video shows skeletal sun bears begging visitors for junk food while starving in Indonesian zoo' mengangkat kemunculan petisi online akibat kondisi si beruang.
"Kami melihat beruang matahari makan kotoran sendiri. Tapi ketika kami menghubungi petugas kebun binatang, mereka mengatakan kepada kami beruang itu sedang dalam proses pengobatan dan kami tidak diperbolehkan untuk melihatnya," ungkap aktivis hewan Tori Hollingsworth yang juga marah melihat video tersebut.
Tori lah yang akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah petisi, yang saat ini telah ditandatangani oleh 12.000 orang.
Advertisement
Tubuh Kurus Harimau di Surabaya
Harimau Sumatra itu nampak kesakitan saat berjalan ke dekat pagar yang mengurungnya. Bahkan untuk memakan potongan ayam yang diberikan, ia tak berdaya.
Tubuhnya kurus kering, tulang berbalut kulit. Sehari-hari macan betina itu memilih rebah di lantai dan rumput. Hanya sorot matanya yang terlihat masih garang.
Saat ini, di mana kurang dari dari 400 sepesies Melani yang langka masih bertahan di hutan-hutan di Sumatra, dikhawatirkan usianya tak lagi panjang di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Ia menderita penyakit misterius. Makanan yang ia telan, bahkan yang dicincang sekalipun, hampir sama sekali tak tercerna.
Seperti dimuat situs media Australia, Sydney Morning Herald, Melanie adalah hewan terakhir yang dikabarkan menderita di kebun binatang yang terkenal karena kematian tak wajar para penghuninya. Sampai-sampai ahli, Ian Singleton mengatakan, KBS juga sejumlah kebun binatang lain di Indonesia harus ditutup, atau paling tidak diperbaiki kondisinya secara dramatis.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti