Sopir Truk Berisi 39 Jasad Inggris Diduga Jaringan Perdagangan Orang, PM Inggris Terkejut

Sopir truk berisi 39 jasad di Inggris yang menjadi tersangka utama kasus dugaan pembunuhan diduga kuat bagian dari jaringan perdagangan manusia global.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Okt 2019, 10:01 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2019, 10:01 WIB
Ilutrasi Truk Panjang atau Lorry.
Ilutrasi Truk Panjang atau Lorry. (Source: Pinterest)

Liputan6.com, Essex - Menurut dugaan jaksa, seorang pengemudi yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap 39 orang yang ditemukan tewas dalam sebuah truk di Essex, Inggris adalah bagian dari "lingkaran global" kasus penyelundupan manusia.

Maurice Robinson yang sebelumnya diidentifikasi sebagai Mo Robinson, dari Craigavon, kini telah ditahan di Pengadilan Magistrasi Chelmsford.

39 jasad itu ditemukan di truk di kawasan industri di Grays, Essex, pada hari Rabu.

Tertulis dalam sebuah buku belasungkawa, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dunia telah "terkejut dengan tragedi ini".

Mengutip dari BBC, Selasa (29/10/2019), Robinson muncul melalui tautan video dan didakwa melakukan pembunuhan atas 39 orang, persekongkolan untuk perdagangan manusia, pelanggaran aturan imigrasi dan pencucian uang yang melanggar hukum.

Jaksa penuntut Ogheneruona Iguyovwe menggambarkan tuduhan konspirasi itu sebagai "jaringan global" yang melibatkan "perpindahan sejumlah besar imigran gelap ke Inggris".

Robinson tidak diperkenankan mengajukan pembelaan dan selanjutnya akan disidang di Old Bailey pada 25 November.

Kini, tes DNA sedang dilakukan di Vietnam untuk membantu mengidentifikasi para korban.

Perdana menteri turut bergabung di kantor Dewan Thurrock oleh Sekretaris Dalam Negeri Priti Patel dan anggota layanan darurat.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PM Boris Johnson Tulis Pesan Belasungkawa

Boris Johnson, PM Inggris tulis pesan di buku belasungkawa.
Terkait kasus pembunuhan dalam truk di Essex, Inggris, Boris Johnson, PM Inggris tulis pesan di buku belasungkawa.(Source: AP/Stefan Rousseau)

Dalam buku belasungkawa, Johnson mengatakan: "Seluruh bangsa, dan dunia telah dikejutkan oleh tragedi ini dan kekejaman yang telah diderita oleh orang-orang tak berdosa yang mengharapkan kehidupan lebih baik di negara ini.

"Dalam mengutuk ketidak berperasaan orang-orang yang bertanggung jawab atas kejahatan ini, kami di pemerintah Inggris memutuskan untuk melakukan segala daya kami untuk membawa para pelaku ke pengadilan."

Di dalam ruang Dewan Thurrock, dikelilingi oleh para pembantu dan pejabat dari layanan darurat, Boris Johnson membungkuk dan menulis pesan belasungkawa kepada keluarga 39 korban yang meninggal di dalam truk pada minggu lalu.

Dia berpikir sejenak sebelum mulai menulis pesan panjang yang mengungkapkan kejadian yang mengejutkan di negaranya.

Pejabat lain mengikuti proses acara dengan khidmat dan hening.

Perdana menteri dan sekretaris dalam negeri kemudian meletakkan bunga di taman kecil di luar kantor dewan sebelum kembali ke pusat kota London.

Patel kemudian mengatakan kepada House of Commons bahwa akan ada peningkatan jumlah petugas Border Force di Purfleet, pelabuhan Essex tempat truk itu tiba.

Dia juga mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan otoritas Belgia untuk mengirim petugas imigrasi tambahan ke Zeebrugge.

Tiga orang lainnya yang ditangkap sehubungan dengan kematian itu dibebaskan dengan jaminan pada hari Minggu.

Pengemudi lain, yang diduga membawa truk itu ke Zeebrugge sebelum menyeberangi Selat, ditangkap di pelabuhan Dublin pada hari Sabtu atas tuduhan yang tidak berkaitan.

Tetapi polisi Irlandia, yang bekerja sama dengan rekan-rekan mereka di Essex, mengatakan pria itu adalah pengemudi sebuah truk biru yang ditangkap di pelabuhan Dublin sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap kematian 39 orang.

Korban Diduga Asal Vietnam

ilustrasi bendera Vietnam (AFP)
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)

Detektif di Essex tengah melakukan proses identifikasi korban kematian massal terbesar dalam sejarah.

Awalnya, polisi mengatakan 31 pria dan delapan wanita itu adalah orang China tetapi sejumlah keluarga asal Vietnam telah menggambarkan bagaimana mereka khawatir bahwa anggota keluarga mereka menjadi korban.

Beberapa korban diketahui telah membayar ribuan pound sterling untuk menjamin perjalanan mereka yang aman ke Inggris, dari mana mereka akan dapat melakukan pekerjaan yang akan memberi mereka uang untuk dikirim pulang.

Reuters melaporkan bahwa pemerintah Inggris telah mengirim dokumen ke Kementerian Keamanan Publik Vietnam dalam upaya untuk mengidentifikasi empat dari 39 korban.

Keluarga-keluarga di negara ini telah menceritakan kekhawatiran mereka terhadap orang-orang yang mereka cintai yang kemungkinan menjadi korban.

Pham Thi Tra My, 26, mengirim pesan kepada keluarganya pada Selasa malam, mengatakan bahwa "perjalanannya ke negeri asing telah gagal".

Sementara itu, Nguyen Dinh Gia mengatakan dia belum mendengar kabar dari putranya, Nguyen Dinh Luong, 20, karena dia mengatakan kepadanya minggu lalu bahwa dia mencoba bergabung dengan sebuah kelompok untuk pergi dari Paris ke Inggris.

Detektif juga menyelidiki klaim truk itu bisa menjadi bagian dari konvoi tiga kendaraan yang membawa sekitar 100 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya