Genjot Pendidikan Indonesia, Inggris Gelontorkan Rp 145 Miliar

Pemerintah Inggris akan luncurkan program “Skills for Prosperity” senilai 145 milyar rupiah pada Selasa (5/11/2019) di Fairmont Hotel, Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2019, 07:02 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris akan luncurkan program "Skills for Prosperity" pada Selasa 5 November 2019 di Fairmont Hotel, Jakarta.

Program senilai delapan juta Poundsterling atau sekitar Rp 145 miliar tersebut digunakan untuk membantu sektor pendidikan Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi-misi Presiden Jokowi untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. 

Dengan berfokus pada sumber daya manusia dan pendidikan, Inggris dan Indonesia bekerjasama memastikan bahwa sistem pendidikan telah sesuai dengan mata pelajaran, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh Indonesia. 

Para ahli dari Inggris dan Indonesia akan memfasiltiasi kerjasama yang lebih erat di sektor bisnis dan pelatihan tenaga kerja di Indonesia. 

Langkah ini akan bermanfaat bagi individu, melalui peningkatan keterampilan dan prospek pekerjaan; bisnis, melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas. Serta, ekonomi Indonesia, melalui peningkatan daya tarik Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan serta memajukan ekonomi. 

Sambutan Positif Dubes Inggris untuk Indonesia-Timor Leste

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, H.E Owen Jenkins
Owen Jenkins memberi sambutan pada acara konferensi pers yang digelar di Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (14/8/2019). (Liputan6.com/Hugo Dimas)

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins turut mengatakan antusiasme atas peluncuran program ‘Skills for Prosperity’.  

“Saya senang sekali meluncurkan program ‘Skills for Prosperity’ senilai 8 juta poundsterling yang akan mendukung sektor pendidikan Indonesia, dimulai dari bidang kemaritiman. Presiden Jokowi telah menetapkan visinya untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional,” kata Dubes Owen Jenkins.

“Pendidikan serta pembangunan sumber daya manusia adalah kunci untuk kemajuan ekonomi. Kerjasama kami di bidang pendidikan sudah termasuk dana penelitian melalui Newton Fund dan meningkatkan konektivitas antara Inggris dan lembaga pendidikan Indonesia. Sekarang, kami akan menjawab panggilan Presiden Jokowi serta melangkah lebih jauh,” tambahnya. 

Kemudian, Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste juga turut mengutarakan harapan atas program yang dijalankan nantinya.

“Meningkatkan Kejuruan Teknis dan Pelatihan Pendidikan (Improving Technical Vocational and Education Training - TVET) dan Pendidikan Tinggi (Higher Education - HE) di sektor publik dan swasta dapat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan,” ungkap Owen Jenkins. 

“Peningkatan kualitas dalam sektor pendidikan melalui dana program ini akan membantu meningkatkan perdagangan domestik dan internasional Indonesia, dan membantu Indonesia meningkatkan investasi dalam negeri. Kami mendukung pembangunan ekonomi Indonesia,” tutup Dubes Inggris itu.

Fokus Prioritas Peningkatan

Ilustrasi bendera Indonesia
Ilustrasi bendera Indonesia (Sumber: Pixabay)

Sementara itu, bidang kemaritiman menjadi prioritas Presiden Joko Widodo. Hal itu untuk menghubungkan 17.000 pulau di Indonesia melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan laut, yang akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan di seluruh nusantara.  

Dana ini akan membantu memastikan pelatihan tenaga kerja untuk pengoperasian infrastruktur yang optimal. Dan, memberikan prioritas pertama pada bidang maritim adalah langkah yang tepat.  

Dengan kerjasama yang akan dilaksanakan dengan empat politeknik di Batam, Manado, Semarang dan Surabaya, dana sebesar 8 juta poundsterling ini nantinya akan digunakan untuk meningkatkan kurikulum, standar, serta kualifikasi. Peningkatan ini adalah untuk mereka yang mempelajari Logistik Pelabuhan, Pelayaran, Pembuatan Kapal, dan Ekonomi Maritim dari masyarakat pesisir. 

Sebagai contoh, meningkatkan pelatihan bagi siswa di Politeknik Batam tentang manajemen logistik akan mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas perdagangan serta mendorong Indonesia sebagai mitra kerja Singapura, pusat perdagangan global terdekat. 

Kemudian, contoh lain adalah kerja sama dengan Politeknik Laut Semarang yang difokuskan untuk pelatihan keterampilan bahasa Inggris para pelaut. Sehingga akan ada lebih banyak orang Indonesia yang bisa dipekerjakan di perusahaan internasional maupun di jalur pelayaran internasional. 

Lalu, contoh lainnya adalah kerja sama dengan Politeknik Surabaya yang bertujuan untuk membawa perkembangan terbaru dalam digitalisasi manajemen pelabuhan dan desain pembuatan kapal untuk siswa Indonesia. Hal tersebut adalah untuk menciptakan pemimpin masa depan serta meningkatkan daya saing dan perdagangan Indonesia. 

Serta, Politeknik Manado diharapkan dapat mengembangkan kursus ekonomi kelautan secara mandiri. Hal itu untuk mengajarkan keterampilan kewirausahaan dan industri skala kecil kepada masyarakat pesisir yang seringkali dilanda kemiskinan. 

Tak hanya itu, dana program ‘Skills for Prosperity’ ini tidak akan berhenti di bidang kelautan atau dengan 4 Politeknik ini saja. Usai program di bidang kelautan telah berjalan, kami akan mencari lebih banyak sektor dan peluang di mana Inggris dapat bekerjasama dengan Indonesia dalam pelatihan tenaga kerja. 

Sebagai contoh, minggu ini 11 perwakilan senior dari universitas- universitas Inggris (UUKI) sedang mengunjungi Indonesia. Mereka melakukan itu untuk mencari peluang kerjasama pendidikan tinggi, yang dipimpin oleh Wakil Rektor dari Northumbria University, Profesor Andrew Wathey. 

 

Reporter: Hugo Dimas

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya