Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan tingkat tinggi universitas-universitas Inggris lakukan kunjungan ke Indonesia pada 4 hingga 7 November 2019.
Presiden Jokowi baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mewujudkan 'sumber daya manusia unggul' dengan berfokus pada sumber daya manusia serta pendidikan menuju Indonesia makmur.
Baca Juga
Visitasi universitas-universitas Inggris tersebut dalam rangka mendukung rencana Presiden Jokowi. Serta, menunjukkan pentingnya Indonesia bagi Inggris, dan besarnya peluang kerja sama yang ada antarnegara.
Advertisement
Sistem pendidikan kelas dunia dibangun atas keterbukaan. Keterbukaan itu meliputi keterbukaan untuk bertanya, berpikir dan memiliki gagasan.
Ini adalah bentuk budaya yang terbuka dalam melihat peluang dalam tantangan, perubahan, dan inovasi. Atas hal tersebut, Inggris menjadi rumah bagi lebih dari 500.000 mahasiswa internasional, 18 dari 100 universitas terbaik dunia, dan 72 dari 200 universitas paling internasional di dunia.
Pihak Inggris ingin mengembangkan lebih banyak kesempatan untuk Joint Degree dan Double Degree dengan universitas-universitas di Indonesia. Sehingga nantinya dapat berbagi lebih banyak pemikiran-pemikiran yang hebat, serta lebih banyak siswa yang terinspirasi untuk mewujudkan potensi dalam diri mereka.
Intensi Visitasi
Setidaknya 10 wakil rektor dan para pemimpin senior univeritas-universitas Inggris ikut dalam kunjungan pada kali ini.
Visitasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sektor pendidikan tinggi Inggris mengenai perubahan kebijakan dan peraturan di Indonesia. Serta, terhadap prioritas pembangunan nasional.
Tak hanya itu, hal visitasi tersebut juga memperkuat dan memperluas relasi antara universitas-universitas Inggris dan Indonesia, pejabat pemerintah, pembuat kebijakan, industri dan para influencer.
Kerja sama pendidikan tinggi antara Inggris dan Indonesia dapat ditingkatkan melalui dua hal tersebut.
Delegasi Inggris juga berharap agar lebih banyak orang Indonesia yang memilih untuk belajar di Inggris pada tingkat sarjana dan pascasarjana.
Berdasarkan rasio angka populasi dan kecenderungan untuk belajar di Inggris, Indonesia masih di bawah Vietnam untuk minat belajar di Inggris. Oleh karena itu, universitas-universitas Inggris melihat peluang untuk meningkatkan promosi belajar di Inggris untuk siswa Indonesia.
Advertisement
Studi di Inggris
Setiap warga Indonesia yang belajar di salah satu universitas terbaik di dunia, mempelajari keterampilan yang mutakhir, berbagi pengetahuan tentang Indonesia serta membangun koneksi yang hebat.
Serta, mereka bisa memberikan konstribusi luar biasa di sektor bisnis dan perdagangan, ketika mereka kembali ke Indonesia.
Disebut dalam sebuah survei baru-baru ini terhadap siswa internasional yang belajar di Inggris, 87 persen responden mengatakan mereka lebih cenderung untuk berbisnis secara global. Hal itu sebagai hasil dari gelar yang mereka dapatkan di Inggris.
Sementara, 69 persen menyatakan mereka merasa bahwa gelar mereka dari Inggris membantu mereka berkembang lebih cepat dalam karier yang mereka pilih.
Kemudian, adanya perubahan kebijakan baru-baru ini pelajar/siswa Indonesia yang belajar di Inggris mulai tahun ajaran 2020-2021 dapat tinggal selama dua tahun di Inggris. Usai mereka menyelesaikan studi, baik untuk bekerja atau sekadar mencari pekerjaan.
Hal tersebut berarti bahwa orang Indonesia dapat mengambil langkah pertama dalam karier mereka di Inggris. Kemudian kembali ke Indonesia dengan pengetahuan, praktik, keterampilan, dan jaringan yang luas. Segala hal yang didapatkan itu bisa menjadikan mereka semakin mudah untuk mendapat pekerjaan dan memberikan manfaat bagi Indonesia.
Sambutan Positif Delegasi Inggris
Delegasi Inggris akan dipimpin oleh Wakil Rektor dari Northumbria University, Profesor Andrew Wathey.
Ia akan didampingi bersama dengan perwakilan senior lainnya dari beberapa universitas terkemuka di Inggris. Beberapa di antaranya termasuk universitas Edinburgh, Glasgow, Warwick, Exeter, Gloucestershire, Hertfordshire, Coventry, Solent, dan Manchester Metropolitan.
Andrew Wathey turut menyampaikan semangat positif atas kunjungan yang dilakukannya bersama dengan rekan-rekan lainnya untuk mendukung kemajuan SDM Indonesia.
“Saya senang bisa mengunjungi Indonesia bersama rekan-rekan saya, para pimpinan universitas- universitas. Dengan bekerja bersama, universitas-universitas Inggris dan Indonesia dapat mendukung siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan demi kesuksesan,” kata Andrew Wathey.
“Saya berharap dapat membahas peluang untuk memperkuat dan memperluas hubungan antara universitas-universitas di Inggris dan Indonesia serta mengeksplorasi peluang untuk memperluas kemitraan, terutama melalui pendidikan transnasional. Melalui kunjungan UUKI ini, kami berharap dapat mengembangkan hubungan Inggris-Indonesia lebih jauh lagi untuk memberi manfaat bagi pendidikan di kedua negara,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur British Council Indonesia, Paul Smith juga turut menyambut positif atas kerja sama pendidikan tinggi Inggris-Indonesia.
“Kami senang dapat terus mendukung kerjasama pendidikan tinggi Inggris - Indonesia dan memfasilitasi kolaborasi bilateral antara siswa dan akademisi untuk memberi manfaat bagi kedua negara, baik secara nasional maupun internasional,” cakap Paul Smith.
“Memahami kebijakan pendidikan tinggi Inggris dan Indonesia serta prioritas pembangunan nasional melalui kunjungan UUKi ini adalah langkah pertama untuk membangun kerja sama baru dan usaha bersama untuk memberi manfaat bagi masyarakat dan komunitas akademik serta profesional Indonesia dan Inggris,” tutupnya.
Para perwakilan universitas Inggris dijadwalkan bertemu dengan perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hal itu untuk membahas kebijakan dan prioritas pemerintah Indonesia mengenai pendidikan tinggi. Serta, mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi minat dan prioritas bersama untuk kolaborasi sistem antar institusi.
Selain itu, mereka juga akan bertemu dengan universitas-universitas swasta untuk berdiskusi mengenai kolaborasi dalam penelitian dan pendidikan tinggi.
Reporter: Hugo Dimas
Advertisement