Liputan6.com, Kabul - Pemerintah Afghanistan tengah berupaya melakukan pertukaran tahanan dengan sandera Taliban.
"Afghanistan akan membebaskan tiga tahanan Taliban berpangkat tinggi dengan imbalan dua sandera yang ditahan oleh kelompok itu," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/11/2019).
Baca Juga
Kedua sandera, seorang warga negara AS dan seorang Australia, adalah dosen di American University of Afghanistan di Kabul ketika mereka diculik pada tahun 2016.
Advertisement
Anas Haqqani, seorang tokoh terkemuka dalam kelompok militan Haqqani, dan dua komandan senior lainnya adalah bagian dari kesepakatan barter itu.
Diperkirakan pertukaran itu dapat mengarah pada kemajuan dalam pembicaraan damai Afghanistan dengan Taliban.
"Untuk membuka jalan bagi negosiasi tatap muka dengan Taliban, pemerintah telah memutuskan untuk membebaskan para tahanan Taliban dengan imbalan dua profesor di universitas," kata Ghani dalam pidato yang disiarkan televisi.
Simak Video Pilihan Berikut:
Diculik Sejak 2016
Para sandera yang terlibat dalam pertukaran itu adalah warga negara AS Kevin King dan seorang dari Australia diidentifikasi sebagai Timothy Weeks.
Kedua profesor tersebut disergap oleh orang-orang bersenjata. Mereka diculik dari sebuah kendaraan saat meninggalkan universitas mereka pada bulan Agustus 2016.
Pasangan ini kemudian muncul dalam sebuah video, dirilis setahun setelah penculikan pada Januari 2017. Hal ini memicu Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menyetujui kesepakatan untuk mengamankan pembebasan mereka.
Kondisi pasti kedua pria itu masih belum jelas, tetapi dalam pidatonya, Ghani mencatat "kesehatan mereka telah memburuk saat berada dalam tahanan para teroris".
Mengumumkan langkah itu dalam pidatonya, Ghani mengatakan keputusan untuk membebaskan para tahanan itu "sangat sulit dan perlu dilakukan".
Advertisement
Pembicaraan Damai Taliban - AS Berhenti
Pemerintah Afghanistan tidak melakukan pembicaraan damai antara AS dan Taliban awal tahun ini.
Presiden Trump menyatakan upaya itu "mati" pada September 2019, membatalkan rencana rahasia untuk menjadi tuan rumah delegasi Taliban di Camp David AS.
Pasukan Afghanistan telah menahan Anas Haqqani sejak 2014. Kakaknya, Serajuddin, memimpin jaringan Haqqani dan merupakan wakil pemimpin Taliban.