Liputan6.com, Seoul - Sebuah sungai di dekat perbatasan antar-Korea berubah warna menjadi merah. Konon kabarnya akibat tercemar darah dari bangkai babi.
Pihak berwenang Korea Selatan telah memusnahkan 47.000 babi dalam upaya untuk menghentikan penyebaran flu babi Afrika (ASF).
Dilansir dari BBC, Rabu (13/11/2019), hujan deras menyebabkan darah mengalir dari tempat penjagalan di perbatasan ke anak Sungai Imjin.
Advertisement
Flu babi Afrika merupakan penyakit yang sangat menular dan tidak dapat disembuhkan, dengan tingkat kelangsungan hidup mendekati nol untuk babi yang terinfeksi, tetapi tidak berbahaya bagi manusia.
Baca Juga
Pemerintah setempat menepis kekhawatiran bahwa darah itu dapat menyebabkan penyebaran flu babi Afrika ke hewan-hewan berisiko lainnya, lantaran babi-babi itu telah didesinfeksi sebelum disembelih.
Mereka juga menambahkan bahwa langkah-langkah darurat telah dilakukan sebagai cara penanggulangan polusi setelahnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penjagalan Babi di Banyak Negara
Proses pemusnahan babi telah dilakukan selama akhir pekan.
Namun, keterlambatan tersedianya wadah plastik yang akan digunakan untuk menguburkan babi-babi tersebut menandakan bahwa penguburan harus tertunda.
Flu babi Afrika baru saja ditemukan di Korea Selatan belakangan ini. Hal tersebut dispekulasi datang melalui babi yang melintasi zona demiliterisasi yang dijaga ketat, memisahkan antara Korea Utara dan Selatan.
Kasus flu babi Afrika pertama kali ditemukan di Korea Utara pada bulan Mei lalu. Maka dari itu, Korea Selatan melakukan upaya besar untuk mencegahnya, dan salah satunya adalah membuat perbatasan.
Kelompok militer Korea Selatan ditugaskan untuk membunuh babi hutan liar yang terlihat melintasi perbatasan tersebut.
Meskipun dalam upaya pencegahan yang dilakukan oleh Korea Selatan kini sudah berhasil menindaklanjuti 13 peternakan. Namun, di Korea Selatan ternyata terdapat sekitar 6.700 peternakan babi. Itu artinya masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan demi menyukseskan upaya pencegahan flu babi Afrika.
Banyak wilayah di Asia telah terkena dampak dari flu babi Afrika ini, termasuk China, Vietnam dan Filipina. Di China sendiri, sekitar 1,2 juta babi telah dimusnahkan.
Advertisement