Kisah Sukses Perjuangan Indonesia Perpanjang Tiga Orbit Satelit Utama

Indonesia sukses memperpanjang masa regulasi tiga filing satelit pada slot orbit tiga satelit utama buatan RI.

oleh Afra Augesti diperbarui 23 Nov 2019, 12:58 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2019, 12:58 WIB
Satelit Palapa
Pemandangan satelit Palapa B-2 dari Space Shuttle Challenger setelah ditempatkan di STS-41-B pada tahun 1984. (Domain Publik)

Liputan6.com, Kairo - Indonesia berhasil memperjuangkan perpanjangan masa regulasi tiga filing satelit pada slot orbit PALAPA C1-B (113 BT), GARUDA-2 (123 BT) dan PSN-146E (146 BT).

Keputusan tersebut ditetapkan dalam Konferensi Radiokomunikasi Dunia 2019 (World Radiocommunication Conference/WRC-2019) yang berlangsung di Sharm El Sheikh, Mesir, pada 28 Oktober hingga 22 November 2019.

Ini didasarkan pada persetujuan seluruh negara anggota International Telecommunication Union (ITU) setelah melalui pembahasan panjang dan perundingan alot pada tingkat sub working group, working group, dan Committee.

"Delegasi Indonesia berhasil meyakinkan pentingnya slot orbit satelit tersebut bagi penyediaan layanan pita lebar (broadband) yang diperlukan untuk menunjang pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, dan penanganan bencana alam di berbagai wilayah Indonesia," papar Helmy Fauzy, Duta Besar Indonesia untuk Mesir pada acara penutupan WRC-2019, Jumat, 22 November 2019.

Sementara itu, Ketua Delegasi Indonesia pada WRC-2019, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dari Kementerian Komunikasi RI, Ismail, menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan buah dari negosiasi Indonesia terkait koordinasi satelit dengan negara yang terdampak dengan filing satelit Indonesia seperti Australia, Persatuan Emirat Arab, Tiongkok, Malaysia, Luxemburg, Inggris, Prancis, Jepang, Korea Selatan, Belanda, India, dan Papua Nugini.

Sedangkan sidang WRC merupakan sidang yang dilaksanakan secara berkala oleh ITU setiap 4 (empat) tahun untuk menyusun aturan dan rencana internasional mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio di masa depan, serta peraturan internasional mengenai penggunaan orbit satelit.

Hasil sidang WRC diadopsi dalam Peraturan Radio ITU yang menjadi acuan perencanaan penggunaan frekuensi radio nasional di Indonesia.

Agenda yang dibahas dalam sidang WRC-19 mencakup perencanaan frekuensi radio untuk keperluan seluler/IMT, satelit, penerbangan, maritim, kereta api, penginderaan jauh, dan regulasi penggunaan slot orbit untuk satelit di Geostationary Orbit (GSO) maupun Non-GSO.

Delegasi Indonesia terdiri atas perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, KBRI Kairo, Kementerian Perhubungan, LAPAN, operator satelit nasional dan operator seluler nasional.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Fungsi Tiga Satelit

Sidang International Telecommunication Union
Delegasi Indonesia pada rapat pleno penutupan Sidang International Telecommunication Union - World Radiocommunication Conference (ITU-WRC) 2019 di Sharm El Sheikh, Mesir, Jumat (22/11/2019). (Foto: KBRI Kairo)

Sebagai informasi, filing satelit PALAPA C1-B di slot orbit 113BT akan digunakan untuk menempatkan satelit Nusantara Dua yang akan diluncurkan tahun 2020.

Adapun filing satelit PSN-146E di slot orbit 146BT akan digunakan untuk menempatkan satelit SATRIA milik BAKTI Kemkominfo yang akan diluncurkan pada tahun 2023, demi memberikan layanan broadband untuk masyarakat Indonesia di daerah-daerah terluar, tertinggal dan terdalam.

Sementara filing satelit GARUDA-2 di slot orbit 123BT akan digunakan untuk menempatkan satelit yang memberikan layanan telepon satelit. Ini rencananya diluncurkan pada 2024.

"Dengan demikian, keberhasilan Indonesia untuk mendapatkan perpanjangan waktu regulatori filing satelit tersebut sangat strategis bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan masyarakat, untuk akses telekomunikasi terutama di daerah-daerah terluar, terdalam dan tertinggal," demikian seperti tertulis dalam rilis yang diterima Liputan6.com pada Sabtu (23/11/2019).

Apabila Delegasi Indonesia gagal mendapatkan persetujuan dari Sidang WRC-19, maka Indonesia tidak dapat menempatkan satelit barunya menggunakan filing tersebut.

Di lain sisi, mengupayakan filing baru di slot orbit tersebut sudah sangat sulit mengingat kepadatan slot orbit GSO tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya