Liputan6.com, Moskow - Ribuan orang berdemonstrasi di ibukota Kiev menuntut Presiden Volodymyr Zelensky mempertahankan kepentingan nasional Ukraina dalam perundingan puncak dengan Rusia, Jerman, dan Perancis untuk mengakhiri perang di Ukraina Timur.
Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (9/12/2019), kebanyakan warga Ukraina prihatin dengan kondisi Presiden Volodymyr Zelensky yang dianggap sebagai politisi yang kurang pengalaman.
Advertisement
Baca Juga
Zelensky dikhawatirkan akan dibodohi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan puncak yang akan diadakan di Paris pada Senin ini.
Zelensky ingin mengakhiri perang dengan kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur, yang telah mengakibatkan tewasnya 14 ribu orang sejak tahun 2014.
Moskow ingin menggunakan pertemuan puncak itu untuk menekan Zelensky agar memenuhi perjanjian damai Minsk tahun 2015. Perjanjian tersebut akan memberi otonomi bagi kawasan yang dikuasai pasukan pemberontak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perjanjian Minsk
Jerman dan Perancis ikut membantu dicapainya perjanjian Minsk itu, yang mensyaratkan Ukraina akan mendapat kembali kekuasaan di perbatasannya dengan Rusia setelah diadakan pemilihan lokal sesuai dengan UU Ukraina di kawasan yang dikuasai pemberontak. Namun Zelensky mengatakan Ukraina harus memperoleh kekuasaannya di perbatasan sebelum diadakan pemilihan lokal.
Para pengunjuk rasa di Lapangan Merdeka di Kiev membawa spanduk-spanduk yang mengatakan “Tidak ada Kompromi!” dan “Tidak ada Penyerahan!”
Menurut Anton Trigub (36 tahun) yang pernah bertempur di perbatasan, “saya kehilangan banyak kawan, dan saya tidak akan membiarkan pengorbanan mereka sia-sia. Para pejabat sedang berunding dengan Rusia dan akan membuat berbagai perjanjian rahasia.”
“Perang sudah berlangsung selama lima tahun di Ukraina Timur dan kami sudah sangat lelah, tapi Putin bisa memanfaatkan hal ini, dan kami tidak menghendaki perdamaian dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh Russia," kata Tamara Lukashuk, pemain musik berumur 52 tahun.
Advertisement
Kepentingan Nasional
Mantan Presiden Petro Poroshenko, yang dikalahkan oleh Zelensky dalam pemilu mengatakan, “kalau perdamaian ini berarti kita kehilangan kepentingan Ukraina, ini bukan perdamaian, tapi kapitulasi. Kami menolak diadakannya pemilihan umum dibawah todongan senjata.”
Juru bicara Presiden Zelensky, Yulia Mendel, mengatakan presiden akan minta dipenuhi syarat-syarat yang tegas dalam pertemuan di Paris itu.
“Ada tiga hal yang akan dituntut oleh Presiden Zelensky di Paris, yaitu pengembalian warga Ukraina yang ditangkap, adanya gencatan senjata yang serius dan ditariknya pasukan asing dan pasukan penjahat dari kawasan Donbass,” kata Mendel dalam laman Facebooknya.
Pemilihan lokal bisa diadakan setelah kekuasaan Ukraina di perbatasan dipulihkan, dan tidak ada lagi tentara asing dan kelompok-kelompok bersenjata ilegal di kawasan itu, kata Mendel lagi.