Liputan6.com, Jakarta- Penggunaan masker bedah untuk mencegah infeksi kini sangat populer di banyak negara di dunia, terutama di China yang saat ini dilanda wabah Virus Corona, seperti dikutip dari 1 News, Selasa (28/1/2020).
Meskipun sudah ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa masker bedah dapat membantu mencegah penularan dari tangan ke mulut, seorang ahli virologi mengatakan bahwa ia skeptis tentang keefektifan penggunaannya dalam menghindari virus di udara.
Seorang konsultan ahli virus, di Cambridge University, Dr Chris Smith mengatakan kepada RNZ bahwa ,"Saya pikir ada bukti terbatas untuk keefektifan, tapi saya pasti tidak akan menyuruh orang untuk tidak memakai masker tersebut bila mereka mau".
Advertisement
Pertama kali diperkenalkan ke rumah sakit pada akhir abad ke-18, masker bedah tidak melakukan transisi ke penggunaan umum sampai wabah flu di Spanyol pada tahun 1919 silam yang menghasilkan korban jiwa lebih dari 50 juta orang.
Saksikan Video Berikut Ini:
Fungsi Sebenarnya
Seorang dokter dari St George's, University of London, Dr. David Carrington, mengatakan kepada BBC News bahwa "masker bedah rutin untuk publik bukan perlindungan yang efektif terhadap virus atau bakteri yang dibawa di udara", yang merupakan cara "sebagian besar virus" ditularkan, karena mereka terlalu longgar, masker bedah juga tidak memiliki saringan udara dan membiarkan mata terbuka.
Namun masker bedah dikatakan dapat membantu menurunkan risiko penularan virus melalui "percikan" dari bersin atau batuk dan memberikan perlindungan terhadap transmisi tangan-ke-mulut.
Sebuah studi pada tahun 2016 lalu dari New South Wales, Australia, juga mengatakan bahwa orang menyentuh wajah mereka sekitar 23 kali dalam satu jam.
Advertisement
Dimulai Dari Langkah Sederhana
Dr Connor Bamford, dari Wellcome-Wolfson Institute untuk pengobatan eksperimental, di Queen's University Belfast, mengatakan bahwa dengan menerapkan langkah- langkah kebersihan yang sederhana akan jauh lebih efektif.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Selandia Baru, Dr. Ashley Bloomfield juga mengingatkan bahwa, "Menutup mulut saat bersin, mencuci tangan, dan tidak meletakkan tangan ke mulut sebelum di cuci, dapat membantu membatasi risiko terkena virus pernapasan”.
Namun, ia juga mengatakan bahwa masker (pelindung) wajah tidak terlalu efektif untuk melawan virus.
Ia pun mengatakan, "Anda dapat menggunakan masker (pelindung) wajah jika Anda mau, tetapi sebenarnya tidak ada perlindungan dan bahan pokok untuk mencegah infeksi yang ada dalam influenza dan virus pernapasan lainnya”, katanya.
Ia juga menambahkan bahwa langkah kebersihan yang umum pun dapat membantu.
"Itu adalah kebiasaan mencuci tangan, etiket sosial yang baik, isolasi sosial dan etiket batuk dan bersin”, kata Dr. Ashley Bloomfield.