Liputan6.com, Singapura - Pemerintah Singapura berhasil menjemput 92 warganya di Wuhan. Mereka tiba pada Kamis (30/1/2020) pukul 11.40 pagi di Bandara Changi.
Dilansir Channel News Asia, para penumpang pesawat itu tiba dengan penerbangan Scoot TR121. Kementerian Luar Negeri Singapura mencanangkan penerbangan itu.
Advertisement
Baca Juga
Kementerian Luar Negeri Singapura berkoordinasi dengan pemerintah China, Pemerintah Provinsi Hubei, Pemerintah Kota Wuhan, dan Kedubes Singapura di China untuk memfasilitasi kepulangan warga Singapura.
Sebanyak 92 warga itu akan dikarantina terlebih dahulu. Pegawai konsulat Kementerian Luar Negeri Singapura yang membantu kepulangan juga akan dikarantina.
Penumpang yang punya gejala terkait demam atau pernapasan akan dibawa ke rumah sakit yang telah disiapkan.
"Sementara sisa penumpang lain, termasuk Pegawai Konsuler Kementerian Luar Negeri yang memfasilitasi kepulangan warga Singapura dari Wuhan akan dikarantina selama 14 hari," tulis Kemlu Singapura dalam keterangannya.
Berdasarkan peta Gis And Data, kasus virus Corona Wuhan mencapai total 7.783 kasus. Sementara, kasus positif Corona di Singapura sudah mencapai 10 kasus.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
WHO Khawatir Virus Corona Masuk ke Negara dengan Sistem Kesehatan Lemah
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji upaya China atas usaha mengatasi wabah Virus Corona. Namun, WHO juga prihatin dengan meluasnya virus ke negara lain yang membuat situasi tersebut dikatakan darurat.Â
WHO dilaporkan telah memberi peringatan terhadap semua pemerintah untuk "mengambil tindakan" atas virus mirip SARS yang telah menyebar luas dari China, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sejauh ini, Virus Corona dilaporkan telah merenggut 170 nyawa di China dan menambahkan kasus infeksi yang berjumlah lebih dari 7.000 orang di negara tersebut juga di wilayah lainnya. Kasus-kasus infeksi lainnya juga telah mecapai Finlandia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pertemuan darurat juga akan diadakan WHO mengenai masalah Virus Corona yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan mereka mengenai apakah epidemi virus harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan global, juga bisakah hal tersebut mengarah pada peningkatan koordinasi internasional.
Dua pekan lalu hal tersebut telah ditolak sebanyak dua kali, dengan alasan akan perlunya lebih banyak informasi dan bukti. Namun, virus telah dilaporkan menyebar dengan cepat dan menjangkau 15 negara lain.
Advertisement
Memprihatinkan
Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengatakan, "Meningkatnya jumlah kasus dan bukti penularan melalui individu ke individu lain di luar China tentu saja sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah di luar China masih relatif kecil, mereka memiliki potensi wabah yang jauh lebih besar."
Sekembalinya dari China, ia mengatakan, "Dalam beberapa hari terakhir kemajuan virus terutama di beberapa negara, yang terjadi karena penularan dari individu ke individu tersebut tentu membuat kita khawatir, sperti halnya di Jerman, Vietnam dan juga di Jepang."
Ia juga menunjukkan kekhawatirannya bila Virus Corona menjangkau negara yang memiliki sistem kesehatan yang lemah. "Jika ini masuk ke negara dengan sistem kesehatan yang lemah maka itu bisa menjadi masalah," tambahnya.
"WHO memantau wabah ini setiap saat setiap hari," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, ketika dia mengumumkan keputusannya untuk mengadakan pembicaraan terhadap krisis.