Sejumlah Warga Negara Asing di Wuhan Telah Dievakuasi

Sejumlah warga negara asing yang sebelumnya sempat terjebak di Wuhan kini telah dievakuasi oleh pemerintahnya masing-masing.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Jan 2020, 09:38 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 09:38 WIB
Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Wuhan - Ratusan warga negara asing telah dievakuasi dari pusat Kota Wuhan di China, pusat penyebaran virus corona baru, karena di sana lebih banyak kematian dan kasus yang dikonfirmasi.

Dilansir dari BBC, Rabu (29/1/2020), pesawat evakuasi kini telah memberangkatkan warga Jepang dan AS.

Sekitar 200 warga negara Jepang telah diterbangkan dari Wuhan, sementara 650 lainnya mengatakan mereka ingin dipulangkan saja. Pemerintah Jepang mengatakan penerbangan baru sedang direncanakan untuk mengevakuasi mereka.

Juga pada hari Rabu, pekerja dari konsulat AS setempat serta beberapa warga Amerika yang ada di sana telah meninggalkan Kota Wuhan.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Inggris sedang merancang rencana untuk mengevakuasi sekitar 200 orang Inggris yang ingin meninggalkan daerah itu. Tetapi beberapa warga negara Inggris telah mengkritik pemerintah, mengklaim kurangnya dukungan dalam proses evakuasi untuk kembali ke negaranya. 

Secara terpisah, dua pesawat yang akan menerbangkan pulang warga Uni Eropa telah dijadwalkan, dengan 250 warga negara Prancis berangkat pada penerbangan pertama.

Negara lainnya yaitu Korea Selatan mengatakan sekitar 700 warganya akan pergi dengan empat penerbangan pada pekan ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi ketika ditemui awak wartawan di Aula Kantin Diplomasi, Selasa 28 Januari 2020.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi ketika ditemui awak wartawan di Aula Kantin Diplomasi, Selasa 28 Januari 2020. (Liputan6.com/Benedikta Miranti T.V)

Tanggap dengan status darurat yang ditetapkan oleh China di wilayahnya, pemerintah Indonesia pun tentu memiliki wacana untuk mengevakuasi para WNI yang bertempat di wilayah terdampak. 

"Memang kita pantau beberapa negara sudah menyatakan keinginan untuk melakukan evakuasi termasuk AS, Prancis dan Australia. Semua dari kita termasuk negara itu, juga akan banyak bergantung dari sejauh mana pemerintah RRT, bisa memberikan pertimbangan dan saran tindakan evakuasi tersebut. Apakah bisa langsung dievakuasi keluar dari negara atau harus di wilayah Tiongkok sendiri," ujar Teuku Faizasyah selaku Plt Jubir Kemlu. 

Ia menambahkan bahwa untuk saat ini, pemerintah masih terus menunggu kepastian dari pemerintah Tiongkok sambil terus membangun komunikasi secara intens dengan pihak Tiongkok, baik pusat maupun provinsi.

Lantaran status kota Wuhan masih berada dalam isolasi, proses evakuasi bukanlah hal yang dapat dilakukan secara serta merta. 

Selain berkoordinasi dengan pihak otoritas Tiongkok, pihak Kemlu juga telah melakukan rapat koordinasi dengan stakeholders, baik wakil dari Kemenkopolhukam, TNI AU, TNI sendiri dan dengan Kemkes serta lainnya untuk mulai melakukan pemetaan apabila opsi evakuasi dilakukan.

Selain itu, Menko PMK pun juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan ini.

"Baik dari rutenya kemudian persyaratannya dan sebagainya karena antara lain tentunya ada persyaratan yang terkait dengan karantina sebelum berangkat dan setiba mereka di sini," kata Menlu Retno. 

Virus Corona Saat Ini

Virus Corona Hantui Perayaan Tahun Baru Imlek
Orang-orang yang mengenakan masker berjalan melewati dekorasi perayaan Imlek Tahun Tikus Logam di Hong Kong, 24 Januari 2020. Pemerintah China memutuskan menutup seluruh akses masuk dan keluar Kota Wuhan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. (AP/Kin Cheung)

Wuhan, serta Provinsi Hubei yang lebih luas kini berada dalam status isolasi, dengan pembatasan transportasi yang ketat terhadap mereka masuk dan keluar dari daerah tersebut. Mengenakan masker di depan umum sekarang menjadi wajib di beberapa kota di China.

Presiden Xi Jinping menyebut virus itu "setan" tetapi mengatakan China akan mengalahkannya.

Di sisi lain, seorang ahli terkemuka mengatakan perlu waktu 10 hari lagi untuk merebaknya puncaknya.

Jumlah kematian akibat virus semakin bertambah menjadi 132 di China dengan 5.974 kasus infeksi dikonfirmasi, kata Komisi Kesehatan Nasional negara itu. Setidaknya 16 negara lain di dunia juga telah melaporkan kasus, tetapi sejauh ini tidak ada kematian.

Virus ini diduga muncul dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di pasar makanan laut di Wuhan, ibukota provinsi Hubei. Ini menyebabkan infeksi pernapasan akut yang parah dan tidak ada penyembuhan atau vaksin khusus hingga saat ini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya