Liputan6.com, Jakarta - Setelah tiga setengah tahun, tiga perdana menteri dan banyak suara dari Parlemen yang mendukung sejak referendum Brexit 2016, Inggris akhirnya menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa.
Terlepas dari peristiwa ini, hampir semua perubahan tidak akan terlihat secara langsung oleh publik.
Dilansir dari CNN, Jumat (31/1/2020), Inggris akan memasuki masa transisi yang disepakati antara pemerintah Inggris dan UE. Dan syarat-syarat perjanjian itu berarti bahwa selama 11 bulan ke depan, Inggris tetap menjadi negara anggota Uni Eropa dengan semua kecuali nama secara resmi.Â
Advertisement
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa lantas tak membuat negara tersebut menjadi kehilangan induknya. Perdana Menteri Boris Johnson justru sangat yakin bahwa Inggris akan mampu berdiri sendiri menjadi sebuah negara yang mandiri. Hal yang sama pun turut disampaikan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.Â
"Meninggalkan Uni Eropa adalah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan definisi sebenarnya dari Global Britain," ucap Jenkis dalam pidato pembuka pada acara press briefing yang disampaikan kepada awak media di kantor kedutaan pada Jumat, 31 Januari 2020.
Global Britain yang ia maksud adalah pemerintah Inggris yang bervisi global, membina hubungan baru dengan Uni Eropa, bahkan hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia.
Ia turut menambahkan bahwa Inggris juga akan menjadi negara yang lebih ambisius dalam memperluas perdagangan global, terutama mencari pasar baru di belahan dunia.
Global Britain juga berarti menjadi negara yang memiliki perdagangan bebas dan liberal. Inggris akan berkomitmen untuk bertindak dengan keteguhan moral yang kuat, sebagai kekuatan untuk kebaikan di dunia.
Dengan keyakinan bahwa Inggris mampu menjangkau dunia, Inggris menyatakan niat ambisius negara dengan ide-ide besar yang dipicu oleh ambisi baru dan bertekad untuk mengidentifikasi serta mendapatkan peluang-peluang kerjasama baru.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Inggris Miliki Potensi Besar
Owen Jenkins tak lupa menyampaikan bahwa Inggris memiliki potensi yang besar dalam berbagai sektor. Hal itu lah yang kemudian membuat Inggris, berikut pemerintahnya yakin untuk meninggalkan Uni Eropa.
Saat ini, Inggris adalah tujuan nomor satu untuk investasi di Eropa.
"Tingkat investasi ke sektor teknologi kami saat ini lebih baik daripada negara adidaya teknologi seperti AS dan China," papar Jenkins.Â
"London memiliki lebih banyak perusahaan start-up teknologi daripada kota lain. Jadi kami yakin akan kemampuan kami untuk mengambil posisi baru kami sebagai negara yang mandiri, di dunia," katanya lagi.
Dalam sektor ekonomi, Jenkins mengatakan bahwa Inggris merupakan negara terdepan dalam perdagangan bebas. Dengan fakta tersebut, Brexit secara tidak langsung akan menguntungkan bisnis, mengurangi biaya bagi konsumen, dan membantu negara-negara berkembang di dunia untuk mencapai kemandirian ekonomi.
"Perdagangan bebas membuat kita semua lebih makmur & aman. Kami akan terus melakukan perdebatan tentang perdagangan bebas, dan menentang proteksionisme," ujar Jenkins.
Sebagai Inggris yang benar-benar Global, pemerintahnya mengatakan komitmennya terhadap isu-isu penting saat ini dan akan terus memainkan perannya dalam menjamin perdamaian dunia yang lebih baik, lebih adil dan lebih aman untuk masa depan.
Menjadi salah satu dari lima Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Inggris juga siap untuk terus bertanggung jawab dengan serius.
Inggris selama ini juga telah menangani permasalahan perubahan iklim dengan serius.Â
"Kami adalah pemimpin global dalam mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim, menjadi ekonomi utama pertama yang secara hukum meneguhkan komitmen untuk mencapai emisi nihil karbon pada tahun 2050," tegas Jenkins.
Â
Advertisement
Pegang Nilai Bersama dengan Uni Eropa
"Kami tetap menjalin kemitraan baru di Eropa dan akan terus menjadi teman dan mitra bagi Eropa," tambah Jenkins.
Owen Jenkins mengatakan bahwa Inggris akan selalu menghargai budaya dan peradaban Eropa yang telah mereka bagi bersama.
Inggris mengatakan bahwa akan tetap berdiri bersama dengan Uni Eropa sebagai kedaulatan yang setara untuk mempertahankan nilai-nilai bersama dalam membela hak asasi manusia dan kebebasan, memastikan toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain dan melindungi lingkungan alam.