Diskusi Telepon Antara Xi Jinping dan Donald Trump Bahas Virus Corona

Xi Jinping dan Donald Trump berdiskusi via telepon untuk membahas Virus Corona.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Feb 2020, 15:57 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2020, 15:57 WIB
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden China Xi Jinping berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Donald Trump pada Jumat pagi. Pihak China mendesak pihak AS untuk menanggapi secara wajar wabah Virus Corona baru.

Memperhatikan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian Tiongkok secara bertahap membuahkan hasil positif, Xi menekankan bahwa Tiongkok memiliki kepercayaan diri dan kemampuan penuh untuk mengatasi epidemi tersebut. Demikian seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (7/2/2020). 

"China berharap bahwa Amerika Serikat akan menanggapi epidemi dengan cara yang tenang, dan mengadopsi serta menyesuaikan langkah-langkah responsnya dengan cara yang masuk akal," kata Xi. 

Ia kemudian menambahkan bahwa kedua belah pihak dapat menjaga komunikasi, memperkuat koordinasi dan bekerja sama untuk mengatasi epidemi yang kini tengah merebak ke banyak negara di dunia. 

Selain membicarakan Virus Corona, kedua pemimpin juga berbicara tentang perjanjian ekonomi dan perdagangan fase satu yang ditandatangani oleh negara mereka baru-baru ini, dan sepakat untuk mendorong hubungan bilateral.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Amerika Telah Lakukan Evakuasi dan Akan Jalani Karantina

Fasilitas Karantina Virus Corona di Amerika
Fasilitas penginapan Westwind Inn yang akan menjadi lokasi karantina virus corona di Pangkalan Angkatan Udara Travis di California, 1 Februari 2020. Ratusan warga Amerika yang kembali dari China akan dikarantina selama 14 hari untuk dilakukan observasi. (Nicholas Pilch/U.S. Air Force via AP)

Sebelumnya, Amerika telah melakukan evakuasi terhadap warga negaranya yang berada di Wuhan. Mereka yang telah berhasil kembali, akan menjalani proses karantina selama dua pekan. 

Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan berkata semua penumpang dari Wuhan secara sukarela mau tinggal di pangkalan udara March Air Reserve Base di Riverside, California.

"Kita memiliki 195 penumpang yang rela melalui isolasi untuk tujuan evaluasi dan investigasi medis terhadap risiko mereka," ujar Messonier.

Para penumpang dilaporkan bersorak ketika kru pesawat mengumumkan mereka telah tiba di AS.

Kebanyakan warga AS yang dievakuasi adalah pegawai pemerintah dan keluarganya. Ada juga beberapa masyarakat sipil.

Beberapa penerbangan evakuasi juga kembali disewa pemerintah AS untuk berangkat ke pusat wabah Virus Corona Wuhan, China, pada Kamis 6 Februari 2020 waktu setempat. Sehari setelah dua pesawat yang membawa sekitar 350 orang tiba di California.

"Dua penerbangan evakuasi telah berangkat dari Wuhan, China," kata militer AS dikutip dari CNN, Jumat (7/2/2020).

Dua penerbangan evakuasi tambahan itu telah berangkat dari Wuhan, kata United States Northern Command di Twitter. Penerbangan, yang membawa total sekitar 300 orang, diharapkan tiba pada hari Jumat.

Satu pesawat akan mengisi bahan bakar di pangkalan angkatan udara di California sebelum menuju ke Omaha, Nebraska; yang lainnya akan berhenti di Vancouver sebelum tiba di Stasiun Udara Korps Marinir Miramar di Selatan California.

Sekitar 250 pengungsi akan tiba di San Antonio, Texas, pada Jumat 7 Februari; 70 lainnya menuju ke Omaha, Nebraska. Para penumpang akan menghabiskan dua pekan di bawah karantina sementara mereka dimonitor untuk gejala Virus Corona Wuhan seperti flu.

Kelompok pengungsi lainnya sudah dikarantina di Miramar. Seperti halnya semua penumpang lain yang tiba dengan penerbangan evakuasi, grup ini akan dikenakan karantina wajib selama 14 hari.

Dengan evakuasi ini, total Amerika Serikat telah menyewa empat pesawat untuk melakukan tiga kali evakuasi warganya dari Wuhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya