Liputan6.com, Teheran - Jumlah kematian akibat merebaknya virus corona baru di Iran mencapai sedikitnya 210 jiwa, menurut laporan BBC Persian mengutip sumbernya dari rumah sakit setempat.
Teheran memiliki angka kematian terbanyak pasien COVID-19 (Corona virus disease-2019) yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-COV2 tersebut, lanjut media tersebut, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Sabtu. (29/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Merebaknya COVID-19 di Iran berawal dari laporan kasus pertama di Kota Qom, kata BBC Persia dalam laporannya.
Korban tewas akibat virus corona di Iran diperkirakan akan "jauh lebih tinggi" daripada angka korban resmi, kata anggota parlemen Iran, Gholamali Jafarzadeh Imenabadi pada Jumat kemarin. Jafarzadeh juga menambahkan, ia telah mendokumentasikan "angka mengerikan" dari pemakaman di kotanya Rasht di Iran utara.
Simak video pilihan berikut:
Situasi Seputar COVID-19 di Iran
Sebelumnya, BBC Persian melaporkan, sedikitnya 245 orang telah terinfeksi di Iran, dengan jumlah 26 kematian, pejabat Departemen Kesehatan melaporkan pada Kamis, 27 Februari 2020.
Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi berada di atau pernah memiliki riwayat perjalanan dari Qom, destinasi peziarah Syiah.
Tetapi para ahli kesehatan memperkirakan jumlah infeksi jauh lebih tinggi, mungkin lebih dari seribu, karena tingkat kematian negara sekitar 20 persen tampaknya sangat tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tingkat kematian sekitar 2 persen.
Virus SARS-COV2 penyebab COVID-19 diyakini telah menyebar ke negara Iran dari China, yang telah menjaga hubungan ekonomi yang baik dengan pemerintah Teheran terlepas dari adanya sanksi Amerika.
Persimpangan regional, Iran juga tampaknya menjadi sumber utama infeksi yang telah menyebar ke tetangga.
Iran juga menjadi negara pertama yang melaporkan kasus positif pada pasien yang berstatus pejabat tinggi dan figur ternama lokal. Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar dan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi adalah beberapa contoh.
Kasus-kasus yang muncul belakangan ini di Bahrain, Lebanon, Afghanistan, Oman, Irak, Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Kuwait semuanya telah menimpa orang-orang yang pernah mengunjungi Iran. Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa menteri luar negeri Austria, Alexander Schallenberg, sedang diuji untuk infeksi Virus Corona setelah kembali ke rumah dari Iran dan menunjukkan gejala.
Advertisement