Liputan6.com, Paris - Kasus-kasus Virus Corona semakin melonjak di Italia, membuat Prancis menutup Museum Louvre yang terkenal itu pada hari Minggu ketika wabah mematikan yang dimulai di China mengirim rasa takut yang meningkat di seluruh Eropa Barat.
Louvre, rumah dari "Mona Lisa" dan karya seni tak ternilai lainnya, ditutup setelah para pekerja menyatakan takut terkontaminasi oleh arus pengunjung dari seluruh dunia. Para staf juga khawatir tentang pekerja museum dari Italia yang datang ke Louvre untuk mengumpulkan karya-karya Leonardo da Vinci yang dipinjamkan untuk pameran. Demikian seperti dikutip dari AP, Senin (2/3/2020).Â
Advertisement
Louvre, museum paling populer di dunia, menerima 9,6 juta pengunjung tahun lalu, hampir tiga perempatnya datang dari luar negeri.
"Kami sangat khawatir karena kami memiliki pengunjung dari mana-mana," kata Andre Sacristin, seorang karyawan Louvre dan perwakilan serikat pekerja. "Risikonya sangat, sangat, sangat besar." Meskipun tidak ada infeksi yang diketahui di antara 2.300 pekerja di museum, "itu hanya masalah waktu," katanya.
Jumlah negara yang tertular virus ini telah melampaui 60, dan jumlah kematian di seluruh dunia mencapai setidaknya 3.000.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pariwisata Italia Ikut Anjlok
Pemerintah Italia mengumumkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi di negara itu melonjak 50% menjadi 1.694 hanya dalam 24 jam, dan lima orang lagi telah meninggal, sehingga jumlah kematian di sana menjadi 34. Prancis meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan menjadi 130, meningkat 30 dari hari sebelumnya, dan mengatakan telah melihat dua kematian.Â
Pemerintah AS menyarankan warga Amerika agar tidak bepergian ke dua wilayah Italia utara yang paling parah, di antaranya Lombardy, termasuk Milan. Maskapai-maskapai besar Amerika mulai menangguhkan penerbangan ke Milan. American Airlines mengumumkan pada hari Minggu bahwa akan membebaskan biaya untuk mengubah semua penerbangan selama dua minggu ke depan.
Pembatasan perjalanan terhadap Italia dan meningkatnya peringatan di Prancis dapat memberikan pukulan berat bagi industri pariwisata negara tersebut. Musim semi, terutama Paskah, adalah waktu yang sangat populer bagi anak-anak sekolah untuk mengunjungi Prancis dan Italia.
"Kami telah mencatat penurunan jumlah orang Amerika yang datang ke Italia dalam beberapa hari terakhir," Bernabo Bocca, presiden asosiasi hotel Italia, mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sabtu. "Sekarang, pukulan terakhir telah tiba."
Pariwisata menyumbang 13% dari ekonomi di Italia, dengan museum seni kelas dunia, situs arkeologi, dan harta arsitektur. Lebih dari 5,6 juta orang Amerika mengunjungi Italia setiap tahun, mewakili 9% dari turis asing.
Advertisement
Kekecewaan Pengunjung
Kebijakan tersebut kemudian menimbulkan kekecewaan mendalam dari para pengunjung yang sudah niat datang dari jauh untu bisa masuk ke dalam museum tersebut.
Misalnya Charles Lim dan istrinya Jeanette, wisatawan asal Singapura. Mereka, yang awalnya bertujuan untuk merayakat ulang tahun pernikahan pertama mereka di sana, akhirnya gagal untuk masuk ke museum ternama tersebut.
"Kami menunggu sekitar tiga jam sebelum menyerah," katanya. "Itu sangat mengecewakan."