Kasus Virus Corona Melonjak Jadi 6.000 Orang di Korsel, Ini Penyebabnya

Pemerintah Korea Selatan gerak cepat meredam Virus Corona.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Mar 2020, 09:01 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2020, 09:01 WIB
Perjuangan Petugas Medis Korea Selatan Perangi Virus Corona
Petugas medis beristirahat saat menunggu pasien virus corona (COVID-19) di luar sebuah rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, Minggu (23/2/2020). Korea Selatan mengonfirmasi 293 kasus baru virus corona pada 4 Maret 2020 sore. (YONHAP/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kasus Virus Corona (COVID-19) di China adalah yang tertinggi di dunia. Totalnya ada lebih dari 80 ribu, 40 ribu di antaranya sudah sembuh dan 23 ribu masih eksisting.

Yang mengagetkan adalah kasus tertinggi kedua ada di Korea Selatan dengan lebih dari 6.000 kasus. Padahal, hingga awal Februari lalu kasus tertinggi kedua berada di Singapura atau Thailand.

Apa penyebab Virus Corona di Korsel mendadak melonjak? Ternyata, kuncinya adalah Korea Selatan melakukan tes secara besar-besaran sehingga banyak kasus yang ketahuan.

Berdasarkan laporan South China Morning Post, Jumat (6/3/2020), Korsel mulai melakukan tes massal ketika kasus ada kasus pertama di sana pada 20 Januari lalu. Petugas kesehatan melakukan hingga 10 ribu tes per hari.

Bila mengecek data Korea Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Korsel telah mengecek lebih dari 100 ribu orang.

Per 5 Maret, ada 140.775 orang Korsel telah dites Virus Corona, sebanyak 118.865 orang negatif, dan sisa 6.604 orang masih dalam tahap pengujian.

Cara pengujian Virus Corona di Korsel bahkan ada yang bisa dilakukan secara drive-thru bagi pengendara mobil. Presiden Korsel pun sudah mendeklarasi perang kepada Virus ini.

"Seluruh negara telah memasuki perang melawan penyakit menular sebagaimana krisis di Daeg dan provinsi Gyeongsang Utara telah mencapai poin tertinggi," ujar Presiden Moon Jae-in.

Mayoritas kasus Virus Corona di Korsel berasal dari sebuah gereja di Daegu. Pemimpin gereja itu telah bersujud minta maaf di hadapan media massa karena anggota gerejanya menyebar virus tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Perbandingan dengan Negara Lain

5.621 Orang Positif Corona di Korea Selatan, 33 Meninggal
Seorang pekerja medis Rumah Sakit Universitas Yeungnam melakukan pemeriksaan kesehatan di klinik drive-through atau tanpa turun dari kendaraan di Daegu, Korea Selatan, Rabu (4/3/2020). Dua kematian akibat virus corona (COVID-19) kembali dilaporkan di Korea Selatan. (Xinhua/Lee Sang-ho)

Korsel memeriksa virus ini secara besar-besaran karena belajar dari wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada 2015 lalu. Cara Korsel menangani MERS dipuji dunia internasional.

Di negara lain, Jepang baru melakukan pengujian kepada kurang dari 2.000 orang sejak akhir Januari. Pemeriksaan di Amerika Serikat (AS) juga masih sedikit, yakni kurang dari 500 orang.

Perdana Menteri Abe Shinzo meminta seluruh rakyat Jepang terlibat melawan Virus Corona, dan Kongres AS sudah menyiapkan dana USD 8,3 miliar untuk melawan virus ini.

Presiden Trump juga sempat bertemu dengan pemimpin perusahaan obat di AS untuk meminta agar vaksin Virus Corona siap dalam beberapa bulan mendatang. Namun, vaksin ternyata baru tersedia setidaknya pada tahun depan.

Penyebab vaksin Virus Corona tak bisa tersedia cepat karena harus ada tahap uji coba dahulu. Perusahaan farmasi khawatir jika proses diburu-buru maka ada efek samping ke pasien.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya