Kecelakaan Jeju Air: Polisi Geledah Bandara hingga Kantor Maskapai

Ini merupakan kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Jan 2025, 17:20 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2025, 17:20 WIB
Upaya Pencarian dan Penyelamatan Korban Pesawat Jeju Air Terus Dilakukan
Petugas pemadam kebakaran dan penyelamat masih terus bekerja di dekat lokasi pesawat Jeju Air berjenis Boeing 737-800 yang jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer sebelah barat daya Seoul, Korea Selatan pada Minggu 29 Desember 2024. (JUNG YEON-JE/AFP)

Liputan6.com, Seoul - Pada Kamis (2/1/2025), polisi dari Provinsi Jeonnam menggeledah Bandara Internasional Muan, kantor Jeju Air di Seoul, dan Kantor Regional Penerbangan Busan cabang Muan. Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan kecelakaan pesawat yang menewaskan 179 orang.

Pihak berwenang mengatakan bahwa surat perintah penggeledahan dikeluarkan berdasarkan tuduhan kelalaian profesional yang menyebabkan kematian. Demikian menurut laporan kantor berita Korea Selatan, Yonhap.

Polisi sedang mengumpulkan bukti untuk memeriksa keabsahan localizer bandara, yaitu sebuah dinding beton yang menampung antena dan terletak dekat landasan pacu pada saat kejadian. Mereka juga memeriksa rekaman komunikasi antara menara kontrol dan pilot beberapa menit sebelum kecelakaan pesawat.

Pada Minggu (29/12/2024), pesawat penumpang Jeju Air yang terbang dari Bangkok jatuh menabrak dinding luar Bandara Internasional Muan saat melakukan pendaratan darurat. Kecelakaan ini mengakibatkan 179 dari 181 orang di dalam pesawat tewas.

Pesawat tersebut tergelincir di tanah tanpa roda pendaratan, menabrak dinding beton, dan terbakar dengan ledakan keras. 

Menurut Kementerian Perhubungan Korea Selatan, menara kontrol bandara dilaporkan memperingatkan adanya kemungkinan burung terbang di sekitar pesawat beberapa menit sebelum pilot mengumumkan keadaan darurat dan mendaratkan pesawat tanpa roda pendaratan. Peringatan ini menunjukkan adanya risiko tumbukan burung yang dapat mengganggu penerbangan atau pendaratan pesawat.     

 

Fokus Penyelidikan

Upaya Pencarian dan Penyelamatan Korban Pesawat Jeju Air Terus Dilakukan
Dua orang awak pesawat dikabarkan berhasil diselamatkan. Sementara yang lainnya diduga tewas dalam kecelakaan tersebut. (JUNG YEON-JE/AFP)

Penyelidikan polisi, ungkap Yonhap, akan fokus pada apakah ada masalah dalam proses pendaratan darurat, termasuk langkah-langkah yang diambil oleh pengendali menara bandara.

Sementara itu, identitas semua 179 korban telah teridentifikasi pada Rabu (1/1), dan pihak berwenang sedang berupaya mencocokkan bagian tubuh yang rusak dengan para korban melalui analisis DNA.

Pada Kamis pagi, jenazah 24 korban telah diserahkan kepada keluarga mereka dan proses pemakaman telah dimulai untuk 10 dari mereka.

Pihak berwenang juga telah mulai menyerahkan barang-barang milik korban yang ditemukan di lokasi kejadian kepada keluarga masing-masing.

Dewan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Kementerian Perhubungan menyatakan pada Kamis bahwa mereka telah menyelesaikan konversi data dari Cockpit Voice Recorder menjadi file audio.

Kotak hitam atau Flight Data Recorder dari pesawat Jeju Air akan dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis, menyusul kerusakan yang ditimbulkan akibat kecelakaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya