Liputan6.com, Paris - Jumlah anggota parlemen Prancis yang positif Virus Corona bertambah dua menjadi empat. Prancis pun melarang pertemuan lebih dari 1.000 orang untuk mencoba memperlambat penyebaran Virus Corona COVID-19, kata menteri kesehatan.
Otoritas kesehatan regional Paris tidak mengungkap identitas dua anggota parlemen Prancis yang baru dinyatakan positif Virus Corona.
Advertisement
Menkes Prancis Olivier Veran mengonfirmasi langkah-langkah yang ditingkatkan pada Minggu 8 Maret 2020, tetapi mengatakan para pejabat akan mengeluarkan daftar acara yang dianggap "berguna bagi kehidupan nasional" yang akan diizinkan untuk terus berlanjut, seperti demonstrasi.
Dengan lebih dari 1.100 kasus yang tercatat dan 19 kematian sejauh ini, Prancis adalah negara Eropa dengan dampak terburuk kedua setelah negara tetangganya, Italia, yang telah memberlakukan penutupan besar-besaran di wilayah utara yang paling terdampak.
Jerman juga mendorong pembatalan acara dengan lebih dari 1.000 peserta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masih Tahap Kedua
Sebelumnya, pemerintah Prancis telah melarang pertemuan di tempat-tempat terbatas dengan lebih dari 5.000 orang, yang telah ditetapkan untuk berlanjut hingga 15 April. Veran tidak merinci ketentuan larangan terbaru yang lebih ketat.
"Malam ini kami masih dalam 'tahap kedua', artinya prioritas kami adalah melakukan segalanya untuk memperlambat penyebaran virus di wilayah nasional kami," katanya.
Prancis sedang bersiap untuk transisi ke tingkat siaga ketiga, yang akan mencakup penutupan sekolah dan suspensi angkutan umum dalam upaya untuk mengurangi konsekuensi dari wabah. Hal tersebut merupakan tindakan yang Presiden Emmanuel Macron katakan sekarang "tidak dapat dihindari".
Aturan baru pada pertemuan massal akan memiliki konsekuensi besar untuk acara olahraga dan hiburan, dengan pembatalan sebelumnya termasuk pameran buku dan salon tato.
Pertandingan Ligue 1 Paris Saint-Germain di Strasbourg pada hari Sabtu ditunda, serta pertarungan rugby Six Nations putri antara Skotlandia dan Perancis.
Minggu lalu, Macron mengatakan otoritas Prancis akan meminta semua stok masker dan produksi dalam beberapa bulan mendatang, dan mendistribusikannya ke profesional kesehatan dan individu yang terinfeksi.
Advertisement