Liputan6.com, Christchurch - Sebanyak 51 orang tewas ketika seorang pria bersenjata menyerang dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Maret tahun lalu.
Dan hari ini, ratusan orang akan menghadiri pertemuan doa bersama di Arena Horncastle di kota sebagai tanda satu tahunnya kejadian tersebut.
Meskipun peringatan satu tahun tersebut jatuh pada hari Minggu, kejadian pada tahun lalu terjadi ketika salat Jumat.
Advertisement
Melansir BBC, Jumat (13/3/2020), arena Horncastle berlokasi di dekat masjid Al Noor, tempat 43 orang tewas. Sedangkan, delapan lainnya terbunuh di masjid Linwood.
Baca Juga
Pada hari Minggu mendatang, acara yang lebih besar lagi akan diadakan pada hari Minggu. Acara itu juga diadakan di arena yang sama.
Pada sebuah konferensi pers, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan: "Selandia Baru dan rakyatnya telah berubah secara mendasar sejak serangan itu."
Dia juga mengakui bahwa "lebih banyak" hal yang perlu dilakukan untuk menghentikan radikalisasi di negara tersebut.
"Tantangan bagi kita adalah untuk memastikan tindakan kita sehari-hari, di setiap kesempatan ketika kita melihat ada perundungan, pelecehan, rasisme, diskrimasi, memanggil kita sebagai suatu bangsa," katanya.
"Saat itulah kita akan menunjukkan bahwa masing-masing dari kita memiliki peran untuk memastikan Selandia Baru berubah secara fundamental menjadi lebih baik," tambahnya lagi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apa yang Terjadi?
Pada 15 Maret 2019, seorang pria bersenjata melaju ke Masjid Al Noor (Masjid An-Nur) di Christchurch, mengambil pistol dari mobilnya, kemudian memasuki gedung dan mulai menembak.
Setelah kurang dari 30 detik, ia kembali ke mobilnya, mengambil senjata lain, lalu masuk kembali ke masjid dan melanjutkan serangannya.
Cuplikan dari headcam yang dia kenakan menunjukkan dia lewat dari ruangan ke ruangannya, sambil melakukan penembakan. Penembakan yang ia lakukan pun disiarkan di Facebook Live.
Pelaku penyerangan pun kemudian pergi ke masjid Linwood. Dia menembak dua orang di luar ruangan, lalu menembak ke jendela.
Seorang pria dari dalam masjid keluar, mengambil salah satu senapan penyerang, dan mengejarnya.
Dua petugas polisi kemudian mengejar dan menangkap tersangka, 21 menit setelah panggilan darurat pertama dari masjid Al Noor.
Brenton Tarrant, yang saat itu berusia 28 tahun, pelaku penyeragan tersebut, muncul di pengadilan pada hari berikutnya.
Pada bulan Juni, warga negara Australia tersebut mengaku tidak bersalah atas pembunuhan 51 orang, percobaan pembunuhan 40 orang lainnya, dan satu tuduhan terorisme.
Advertisement