Liputan6.com, Beijing - Dalam beberapa minggu terakhir, China telah mendonasikan alat uji Corona COVID-19 ke Kamboja dan sejumlah negara.
China juga dilaporkan telah mengirim ventilator, masker, dan tenaga medis ke Italia dan Prancis. Mereka juga berjanji untuk membantu Filipina, Spanyol, dan negara-negara lain, serta mengirimkan tenaga medis ke Iran dan Irak.
Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (20/3/2020) ketika pandemi Corona COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan sempat menerima bantuan dari negara lain, kini China melakukan hal serupa.
Advertisement
Baca Juga
"Sekarang dapat kita lihat pejabat China dan media pemerintah mengklaim bahwa negaranya memberi dunia waktu untuk mempersiapkan pandemi ini," kata seorang peneliti di Loqy Institute Sydney dan mantan diplomat Australia, Natasha Kassam.
Meski demikian, para ahli menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan ini mereka pandang memiliki tujuan politik.
Dalam panggilan telepon dengan PM Italia, Giuseppe Conte, minggu ini, Xi Jinping mengatakan ia berharap dapat membangun "jalan sutra kesehatan" sebagai bagian dari kebijakan One Belt One Road.
"Kami tahu mesin propaganda di China mampu menulis ulang sejarah, tetapi sekarang kami melihat itu direplikasi luar negeri," kata Kassam.
"Tidak ada yang salah dengan China membantu negara-negara Eropa dan lainnya, terutama sekarang karena China telah unggul dalam mengendalikan COVID-19. Tetapi ini jelas, Beijing melihat bantuannya sebagai alat propaganda," kata Noah Barkin dari German Marshall Fund.
Menurut Barkin, dengan menawarkan dukungan kepada negara-negara seperti Italia, Beijing menyoroti perjuangan yang telah dilakukan negara-negara Eropa dalam saling membantu dan menarik kontras yang menguntungkan antara dirinya dan AS.
"Sementara Trump memilih kebijakan pelarangan terbang ke Eropa. Sementara China adalah teman yang murah hati dan tidak mementingkan diri sendiri," kata Barkin.
Upaya Pendekatan China?
Upaya itu dinilai pengamat berhasil.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio memposting video dirinya di Facebook yang tengah melihat langsung pesawat pasokan dan tenaga medis dari Tiongkok, mencatat bahwa China adalah yang pertama mengirim bantuan.
Presiden Serbia Aleksandar Vučić mengatakan dalam konferensi pers minggu ini bahwa ia percaya pada "saudara dan temannya Xi Jinping". Dia berkata: "Satu-satunya negara yang dapat membantu kami adalah China."
Kampanye ini ditujukan untuk audiens domestik sebanyak yang diarahkan pada komunitas internasional.
Advertisement