Ilmuan Jepang Sebut Pancaran WiFi Bisa Turunkan Kualitas Sperma

Sinyal WiFi selama 30 menit hampir tidak berpengaruh, paparan yang lebih lama mulai menunjukkan perbedaan yang mengesankan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2019, 21:05 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 21:05 WIB
20151102-Ilustrasi Sperma atau Sel Reproduksi Laki-laki
Ilustrasi Sperma atau Sel Reproduksi Laki-laki. (iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 15 persen pasangan di dunia bermasalah dalam hal memiliki anak. Setidaknya, sepertiga dari masalah kesuburan berasal dari pria.

Infertilitas pria dapat disebabkan banyak hal. Mulai dari lingkungan yang buruk, stres, pola makan yang buruk, genetika, dan lainnya. Namun, hal kecil seperti menyimpan ponsel di saku mereka bisa menjadi masalah dalam menghasilkan keturunan.

Para ilmuwan Jepang mengambil sampel dari sekelompok pria berjumlah 51 orang dan membaginya menjadi tiga kelompok. Mereka juga menggunakan perangkat WiFi dalam uji coba itu.

Satu kelompok sampel tidak mendapatkan paparan dari router WiFi. Kelompok kedua terkena, tetapi memiliki perisai perlindungan WiFi.

Dan kelompok ketiga memiliki paparan penuh. Sampel ditempatkan relatif dekat dengan perangkat WiFi, dan hasilnya diambil setelah waktu yang berbeda.

Temuan itu agak menakutkan. Sinyal WiFi selama 30 menit hampir tidak berpengaruh, paparan yang lebih lama mulai menunjukkan perbedaan yang mengesankan.

Setelah hanya dua jam tingkat motilitas kelompok yang tidak terpapar adalah 53,3 persen, kelompok pelindung 44,9 persen, dan kelompok yang terpapar hanya 26,4 persen.

24 jam kemudian tingkat sperma mati untuk kelompok yang terpapar adalah 23,3% dibandingkan dengan 8,4% untuk sampel yang tidak terpapar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jumlah Ponsel Lebih Banyak dari Jumlah Manusia

20151102-Ilustrasi Sperma atau Sel Reproduksi Laki-laki
Ilustrasi Sperma atau Sel Reproduksi Laki-laki. (iStockphoto)

Statistik mengatakan bahwa hari ini, jumlah ponsel aktif lebih besar dari populasi dunia yang sebenarnya.

Kumiko Nakata, seorang peneliti dari Jepang mengatakan jika kemungkinan semacam ini bisa dicegah. Dan tingkat kesejahteraan dan kesehatan bisa kembali terbangun.

Solusi sederhana yaitu menyimpan ponsel di atas meja bukannya di saku. Atau, jika sedang berpergian simpan ponselnya di dalam tas dan bukan di saku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya