9 Hal Ini Bakal Terjadi di Dunia Usai Pandemi Corona COVID-19 Berakhir

Kita mungkin masih tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir, namun menurut prediksi, 9 hal ini akan terjadi nanti.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Apr 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2020, 20:10 WIB
Tokyo
Gambar pada 19 Agustus 2019 menunjukkan pemandangan cakrawala Tokyo terlihat dari dek observasi Menara Roppongi Hills. Wisatawan dapat melihat berbagai gedung pencakar langit yang semua tertata rapi di kota terkenal sibuk ini. (AP Photo/Jae C. Hong)

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit akibat Virus Corona jenis baru atau COVID-19 yang saat ini melanda dunia belum mereda. Walaupun kasus baru telah terus mengalami penurunan di tempat asalnya, China, virus justru sedang bertumbuh subur di negara lainnya dan kini telah tercatat lebih dari 1.300.000 kasus di dunia. 

Semua orang kini tentu bertanya-tanya, "kapan ini semua akan berakhir?"

Berbagai prediksi dari ilmuwan seluruh dunia pun kemudian muncul, masing-masing memperhitungkan kapan pandemi Virus Corona jenis baru ini akan segera berakhir. Namun untuk saat ini, jawabannya jelas masih abu-abu. 

Kendati demikian, sejumlah prediksi tentang apa yang akan terjadi usai pandemi berakhir sudah ada. 

Melansir laman Forbes, Selasa (7/4/2020), berikut adalah 9 hal yang diprediksi akan terjadi di dunia usai pandemi Virus Corona COVID-19 berakhir:

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Lebih Banyak Interaksi Tanpa Kontak

Momen Bahagia Pasien Virus Corona Dinyatakan Sembuh
Pasien yang dinyatakan sembuh dari virus corona beradu siku dengan petugas medis di Rumah Sakit Tangdu Universitas Kedokteran Militer Angkatan Udara Xi'an, Provinsi Shaanxi, China, Selasa (4/2/2020). Ini adalah pasien pertama yang dinyatakan sembuh dari virus corona di Shaanxi. (Xinhua/Liu Xiao)

Ada masanya ketika kita masih terkesan dengan inovasi teknologi layar sentuh dan kemampuannya. Namun kini, COVID-19 telah membuat kita memiliki reaksi yang berbeda ketika harus menyentuh suatu permukaan. Kita kini sadar bahwa segala permukaan bisa saja menjadi sumber penyebaran virus. 

Maka dari itu, keadaan dunia usai pandemi berakhir, diperkirakan kita akan melakukan sentuhan permukaan yang lebih minim. Kemungkinan, teknologi akan terus berevolusi dan memaksimalkan perintah suara ataupun sensor wajah. 

Sebelum pandemi, muncul banyak opsi pembayaran tanpa kontak melalui perangkat seluler. Namun, dengan bertambahnya orang yang ingin membatasi apa yang mereka sentuh, opsi untuk membayar barang dan jasa yang tidak memerlukan kontak fisik kemungkinan akan mendapatkan daya tarik lebih besar.

Mesin yang menggunakan sensor wajah sudah digunakan saat ini untuk sejumlah kegiatan seperti membayar barang di toko-toko. 

 

2. Infrastruktur Digital Akan Semakin Kuat

Ilustrasi infrastruktur digital
Ilustrasi infrastruktur digital. Dok: burohappold.com

COVID-19 menyebabkan orang beradaptasi dengan bekerja dari rumah, sendirian.

Ini juga memaksa kita untuk menemukan solusi digital untuk melakukan pertemuan, kegiatan belajar mengajar, latihan, dan lebih banyak kegiatan ketika kita berada di rumah.

Hal ini pun memungkinkan banyak dari kita untuk melihat kemungkinan untuk melanjutkan beberapa praktik ini di dunia pasca-COVID-19. Mungkin saja nantinya, banyak orang berencana untuk mengurangi perjalanan dan sebagai gantinya melakukan pertemuan secara online. Ataupun bagi anak-anak, mereka akan menemukan cara belajar yang lebih efisien dengan menggunakan teknologi. 

3. Pemantauan yang Lebih Baik Menggunakan IoT dan Big Data

Big Data (iStockphoto)
Ilustrasi Big Data (iStockphoto)

Ada fenomena bahwa kekuatan data dalam pandemi secara real-time lebih akurat. Pelajaran yang muncul dari pengalaman ini akan menginformasikan bagaimana kita dapat memantau pandemi di masa depan dengan menggunakan internet teknologi dan Big Data. 

Aplikasi nasional atau global dapat menghasilkan sistem peringatan dini yang lebih baik karena dapat melaporkan dan melacak siapa yang menunjukkan gejala wabah.

Data GPS kemudian dapat digunakan untuk melacak di mana orang yang terpapar dan dengan siapa mereka berinteraksi untuk menunjukkan penularan. Setiap upaya ini memerlukan implementasi yang hati-hati untuk melindungi privasi individu dan untuk mencegah penyalahgunaan data tetapi menawarkan manfaat besar untuk lebih efektif memantau dan mengatasi pandemi di masa depan.

4. Pengembangan Obat yang Diaktifkan AI

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Semakin cepat kita dapat membuat dan menggunakan obat yang efektif dan aman untuk  mencegah COVID-19 dan virus di masa depan, semakin cepat virus dapat teratasi.

Kecerdasan buatan adalah mitra yang ideal dalam pengembangan obat karena dapat mempercepat dan melengkapi upaya manusia. Realita saat ini akan menginformasikan upaya masa depan untuk memanfaatkan AI dalam pengembangan obat.

5. Telemedicine

Aplikasi Halodoc
Halodoc aplikasi konsultasi dokter berbasis online yang memudahkan pasien 'menemui' dokter mereka kapan saja. Halodoc juga adalah pengembangan dari LinkDokter.

Sudahkah Anda menerima email dari profesional kesehatan Anda bahwa mereka terbuka untuk konsultasi jarak jauh atau konsultasi virtual?

Untuk membatasi lalu lintas di rumah sakit dan kantor praktisi perawatan kesehatan lainnya, banyak yang menerapkan atau mengingatkan pasien mereka bahwa konsultasi dapat dilakukan melalui video.

Daripada bergegas ke dokter atau pusat kesehatan, perawatan jarak jauh memungkinkan layanan klinis tanpa kunjungan langsung.

Beberapa penyedia layanan kesehatan telah mencoba upaya iini sebelum COVID-19, tetapi minat telah meningkat sekarang karena jarak sosial diamanatkan di banyak bidang.

6. Belanja Online Akan Makin Marak

Membiasakan Diri Berbelanja Menggunakan E-Commerce
Ilustrasi Belanja Online Credit: pexels.com/NegativeSpace

Bisnis yang tidak memiliki opsi online menghadapi kehancuran finansial, dan mereka yang memiliki kemampuan mencoba meningkatkan penawaran.

Setelah COVID-19, bisnis yang ingin tetap kompetitif akan mencari cara untuk memiliki layanan online bahkan jika mereka mempertahankan lokasi yang kokoh, dan akan ada peningkatan pada sistem logistik dan pengiriman untuk mengakomodasi lonjakan permintaan apakah itu dari preferensi pembeli atau pandemi masa depan.

7. Meningkatnya Ketergantungan pada Robot

Kampus di Jepang lakukan wisuda online menggunakan robot
foto: BTT University

Robot tidak rentan terhadap virus.

Entah untuk apa mereka digunakan, mulai dari mengirimkan bahan makanan atau menjalankan produksi di pabrik, perusahaan menyadari bagaimana robot dapat mendukung kegiatan manusia dan memainkan peran penting dalam dunia pasca-COVID-19 atau selama pandemi di masa depan.

8. Banyaknya Acara Digital

LIve Instagram John Legend (YouTube/ Christina L)
LIve Instagram John Legend (YouTube/ Christina L)

Penyelenggara dan peserta acara langsung yang terpaksa beralih ke digital menyadari ada pro dan kontra dari keduanya. 

Selama pandemi ini, banyak musisi dunia hingga nasional yang menghibur penggemarnya secara digital. Mulai dari Chris Martin, John Legend hingga Rossa atau Vidi Aldiano yang kerap mengadakan konser di rumah. 

Kemungkinan setelah pandemi, banyak penyelenggara acara menyadari potensi acara digital seperti yang banyak dilakukan saat ini. 

9. Meningkatnya Minat Esport

Pertandingan eSports Mobile Legends di IBEC 2019
Peserta eSports game Mobile Legends berkonsentrasi dalam Indonesia Banten Esport Competition (IBEC) 2019 di BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (2/11/2019). Pemprov Banten menggelar turnamen IBEC 2019 untuk mendukung olahraga esport yang tengah diminati kalangan muda. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akibat pandemi, banyak acara olahraga yang terpaksa ditunda. Mulai dari pertandingan bola hingga balapan membuat para penggemar terpaksa harus menikmati hiburan untuk bidang tersebut secara online. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya