Kisah Ryan Hreljac Bantu Negara di Afrika Sediakan Air Bersih Sejak Umur 6 Tahun

Ryan Hreljac mempunyai kisah mengagumkan mengenai yayasan yang ia dirikan untuk menyediakan air bersih dan solusi sanitasi untuk negara-negara berkembang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Apr 2020, 09:04 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 09:04 WIB
Ilustrasi air mancur (iStock)
Ilustrasi air bersih (iStock)

Liputan6.com, Jakarta- WHO dan UNICEF dalam laporan bertajuk Sanitation and Hygiene 2000-2017 mengungkap, 1 dari 3 orang di dunia kekurangan air minum, layanan sanitasi, dan fasilitas mencuci tangan yang sesuai.

Namun masalah itu sedikit teratasi oleh pria asal Kanada bernama Ryan Hreljac. Ia mempunyai kisah mengagumkan mengenai yayasan yang ia dirikan, dengan inisiatif menyediakan air bersih dan solusi sanitasi untuk negara-negara berkembang. 

Yayasan yang bernama Ryan’s Well Foundation itu didirikan pada 2001. Semangatnya datang saat Ryan duduk dikelas satu pada 1998. Saat itu umurnya 6 tahun dan tersentuh oleh apa yang dikatakan salah seorang gurunya bahwa ada orang di luar sana yang harus berjalan berjam-jam hanya untuk mendapatkan air bersih, seperti dikutip dari brightside.me, Sabtu (11/4/2020). 

Sepulangnya ke rumah, Ryan langsung memberitahu kedua orangtuanya bahwa ia berniat untuk memperjuangkan mengurangi kesulitan itu.

Dengan menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), orangtua Ryan akan memberikan uang sebesar 70 dolar setiap 3 bulan sekali. Dengan uang tersebut, Ryan menyumbangkannya kepada organisasi yang menerapkan solusi higienis ke daerah yang paling mengalami dampak kekurangan air.

Ryan pun mendatangi organisasi bernama WaterCan, hanya untuk mengetahui uang yang ia kumpulkan masih cukup, karena untuk membuat sebuah sumur air, membutuhkan dana hingga sebesar 2.000 dolar pada saat itu. 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

Proyek Pertama Hingga Kesuksesan Yayasan Ryan Hreljac

Tidak ingin menyerah, Ryan pun mengetahui bahwa ia tidak dapat mengumpulkan semua dana yang dibutuhkan hanya dengan bantuan orangtuanya, maka dari itu Ryan memutuskan untuk melibatkan lebih banyak orang dalam proyek yang ia jalankan. 

Dukungan untuk semangatnya pun didukung semua teman-teman, kenalan, dan organisasi di komunitasnya. Dengan semua dukungan tersebut, Ryan berhasil mencapai tujuan pada tahun berikutnya. 

Dengan dana itu, Ryan kembali mendatangi WaterCan dan berbicara dengan direktur organisasi itu, Gizaw Shibru. Hasil dari pertemuan tersebut pun berujung pada keputusan di mana mereka harus membangun sumur itu, yaitu di sekolah dasar Angolo di Kota Otal, Uganda yang dibangun pada 1999.

Saat menyumbangkan satu sumur di Otal, Ryan pun memiliki ambisi yang lebih besar lagi, yang membuatnya memutuskan untuk terus berjuang mendirikan sebuah yayasan yang akan didedikasikan untuk menemukan cara mengembangkan akses pada air bersih. 

Hasil dari perjuangannya itupun membuahkan hasil yang cukup menakjubkan. Ryan’s Well Foundation saat ini telah membangun lebih dari 1.200 proyek air di berbagai negara berkembang berkat upaya tim multidisiplinnya, seperti dikutip dari ryanswell.ca. 

Tidak hanya menyediakan solusi sanitasi dan air bersih yang layak untuk konsumsi manusia, Ryan’s Well Foundation juga dibuat dengan tujuan agar dapat memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran akan nilai air dan kebersihan yang baik di negara-negara berkembang. 

Salah satu aktivitas yayasan itu pun dibagikan dalam suatu postingan akun Instagram resmi Ryan’s Well Foundation, saat melakukan proyeknya di barat daya Ghana. 

Dengan tujuan itu, tim dari Ryan’s Well Foundation telah melakukan upaya mereka untuk menyukseskan proyek di banyak negara-yang di antaranya yaitu Burkina Faso, Ethiopia, Ghana, Guatemala, Guyana, Haiti, India, Kenya, Lesotho, Malawi, Meksiko, Nigeria, Tanzania, Togo, Zambia, dan Zimbabwe.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya