Prediksi Ini Sebut Pandemi Corona di Indonesia Berakhir Akhir Juni 2020

Riset dari sebuah institusi di Singapura berkata pandemi Virus Corona (COVID-19) di Indonesia berakhir pada awal Juni mendatang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Apr 2020, 15:02 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 15:02 WIB
Antisipasi Virus Corona di Stasiun Gambir
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Singapore University of Technology and Design (SUTD) merilis prediksi data kapan Virus Corona COVID-19 akan berakhir. Khusus Indonesia, epidemi ini diperkirakan selesai 99 persen pada akhir Juni mendatang.

Prediksi SUTD di rilis melalui situs SUTD Data-Driven Innovation dan menunjukan grafik-grafik dari tiap negara dan prediksi berakhirnya pandemi Corona di negara tersebut. Data yang dipakai berasal dari Our World in Data milik peneliti Universitas Oxford.

Grafik Indonesia menunjukan pandemi Virus Corona jenis baru akan selesai 97 persen pada 6 Juni 2020, lalu berakhir 99 persen pada 23 Juni 2020. Jika dibandingkan, berakhirnya pandemi corona di Indonesia relatif telat ketimbang negara-negara lain.

Di Australia, pandemi diprediksi selesai 100 persen pada 22 Mei. Begitu pula di Jepang, Jerman, Inggris, Arab Saudi, Turki, dan Kanada, turut berakhir pada pertengahan hingga akhir Mei.

Pada negara-negara ASEAN lain, Malaysia diprediksi melewati pandemi corona lebih awal hingga pertengahan Mei. Di Filipina 97 persen kasus juga diprediksi berakhir pada awal Mei.

Secara keseluruhan, pandemi Virus Corona diperkirakan berakhir pada 8 Desember 2020.

Namun, SUTD menulis disclaimer bahwa penelitian mereka bisa saja mengandung eror dan data-data terkait Virus Corona masih berkembang. Pembaca pun diharapkan jangan terlalu optimistis.

"Pembaca harus melihat prediksinya dengan hati-hati. Optimisme berlebihan berdasarkan prediksi tanggal berakhir adalah hal yang berbahaya karena bisa saja melonggarkan disiplin dan kenali kita dan menyebabkan lonjakan virus dan infeksi, dan harus dihindari," tulis SUTD.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Prediksi Jokowi

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Korban akibat wabah Pandemi Corona atau Covid-19 hingga kini masih terus bermunculan. Di Indonesia, data per 16 April 2020 menyatakan sebanyak 5.516 orang dinyatakan positif terjangkit virus asal Wuhan, China itu.

Belum ada yang bisa memprediksi secara pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Namun presiden Jokowi meyakini, wabah Covid-19 akan berakhir setidaknya sampai akhir tahun ini. 

"Saya meyakini ini hanya sampai pada akhir tahun," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Kamis, 16 April 2020.

Menurut Jokowi, banyak sektor industri yang terimbas wabah corona ini. Salah satu yang paling terasa yaitu industri pariwisata. Dia pun meyakini, industi pariwisata yang kini melesu akibat pandemi Corona akan berkembang pesat. Pasalnya, masyarakat selama masa pandemi beraktivitas di dalam rumah akan pergi berwisata setelah Corona selesai.

"Semua orang pengen keluar, semua orang pengen menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di wilayah-wilayah yang ada pariwisatanya," jelas Jokowi.

Untuk itu, dia meminta agar semua pihak optimistis virus Corona segera selesai. Jokowi ingin para menterinya memanfaatkan momentum setelah Corona untuk mengembangkan industri pariwisata.

 "Optimisme itu yang harus terus diangkat. Sehingga booming yang akan muncul setelah Covid ini selesai itu tidak bisa kita manfaatkan secara baik," tutur dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta agar menteri terkait menyiapkan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata. Hal ini sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi aksi pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Penyiapan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini harus betul-betul dilakukan agar mereka bisa bertahan dan tidak melakukan PHK secara besar-besara," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya