Kematian Akibat Virus Corona COVID-19 di AS Lampaui 80.000, Tertinggi di Dunia

Amerika Serikat menjadi negara dengan paling banyak kasus positif dan kematian akibat Virus Corona COVID-19 di dunia. Jumlah kematian ini lebih tinggi daripada kematian akibat flu musiman pada tahun 1967.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Mei 2020, 09:42 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 05:09 WIB
FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Patung The Fearless Girl yang dipasangi masker terlihat di depan Bursa Efek New York selama pandemi COVID-19 di New York, Amerika Serikat, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins, kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Liputan6.com, Washington - Kematian akibat Virus Corona COVID-19 di AS telah melampaui angka 80.000. Hal itu terjadi ketika hampir semua negara bagian di sana telah mengambil langkah-langkah untuk mengendurkan langkah-langkah penguncian.

Kematian akibat Virus Corona jenis baru di Amerika Serikat, negara yang kini jadi pusat pandemi global, memiliki rata-rata 2.000 korban per hari sejak pertengahan April. Meskipun ada upaya untuk memperlambat penyebaran wabah. Demikian seperti mengutip dari laman Channel News Asia, Selasa (12/5/2020). 

Jumlah kematian ini lebih tinggi daripada kematian akibat flu musiman pada tahun 1967, dan mewakili lebih banyak kematian AS daripada selama 11 tahun pertama epidemi AIDS, dari 1981 hingga 1992.

Hingga kini, total kasus Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat telah melampaui 1,3 juta dengan infeksi meningkat di negara-negara bagian seperti Mississippi, Minnesota dan Nebraska, menyoroti risiko gelombang baru wabah COVID-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


New York Pusat Pandemi

FOTO: Kematian Global Akibat COVID-19 Tembus 70 Ribu
Petugas melangkahi sejumlah jenazah yang diduga korban virus corona COVID-19 dalam trailer berpendingin di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, 3 April 2020. Menurut Universitas Johns Hopkins, total kasus COVID-19 secara global sebanyak 1.286.409. (AP Photo/John Minchillo)

Angka kasus di New Jersey dan New York di pusat pandemi di Amerika Serikat terhitung hampir setengah dari kematian Amerika dari COVID-19, mengalami penurunan. Diketahui, kedua negara bagian inii memiliki aturan penguncian yang paling ketat.

Dalam sebuah laporan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan jumlah korban Virus Corona Baru di New York mungkin jumlahnya beberapa ribu lebih banyak dari jumlah resmi pemerintah setempat.

Sekitar 24.172 lebih banyak orang meninggal di kota itu antara 11 Maret hingga 2 Mei daripada yang diperkirakan para peneliti pada waktu itu tahun itu, menurut analisis CDC.

Selama periode itu, kota ini mengumumkan 13.831 kematian yang dikonfirmasi akibat COVID-19 dan 5.048 kematian yang mungkin disebabkan oleh virus, dengan total 18.879 kematian terkait dengan virus.

Negara bagian New York telah menjadi wilayah yang paling terpukul oleh wabah di Amerika, dengan lebih dari 26.600 orang dinyatakan meninggal, menurut penghitungan berjalan oleh John Hopkins University. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya