Top 3: Dokter Italia Sebut Virus Corona COVID-19 Melemah Mencuri Perhatian

Dokter Italia yang mengatakan bahwa Virus Corona COVID-19 telah melemah menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Jun 2020, 09:39 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 09:32 WIB
Kasus Kematian Akibat Virus Corona COVID-19 di Italia
Pekerja membersihkan permukaan jalan di Piazza del Duomo, Milan, 31 Maret 2020. Pandemi COVID-19 terus menyebar di Italia pada Selasa (31/3), menambah total jumlah terinfeksi, kematian dan pulih menjadi 105.792, menurut data terbaru Departemen Perlindungan Sipil Italia. (Xinhua/Daniele Mascolo)

Liputan6.com, Jakarta- Dokter di Italia yang mangatakan bahwa Virus Corona COVID-19 telah melemah tengah menarik perhatian. Berita tentang pernyataan daei dokter di Italia menjadi berita yang paling populer di kanal Global Liputan6.com hari ini.

Berita populer lainnya adalah negara yang tdak memberangkatkan jemaah haji 2020 karena Corona COVID-19 selain Indonesia. 

Dalam berita itu, Menteri Agama Indonesia, Fachrul Razie, mengatakan bahwa keputusan pembatalan diambil karena Arab Saudi tak kunjung membuka akses bagi jemaah haji dari negara manapun. 

Artikel yang jadi sorotan lainnya membahas tentang kisah berakhirnya 5 pandemi virus dan bakteri terparah dalam sejarah dunia. 

Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Rabu, (3/5/2020):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


1. Dokter Italia Sebut Virus Corona Telah Melemah, Benarkah?

FOTO: Truk-Truk Militer Italia Angkut Korban Meninggal COVID-19
Petugas membawa peti mati berisi jasad korban virus corona COVID-19 yang diturunkan dari truk militer di pemakaman Ferrara, Italia, Sabtu (21/3/2020). Konvoi truk militer membawa korban meninggal COVID-19 dari Bergamo, kota pusat penyebaran COVID-19 di Italia. (Massimo Paolone/LaPresse via AP)

Dokter terkemuka Italia mengklaim Virus Corona baru yang menyebabkan pandemi COVID-19 telah kehilangan potensinya. Profesor Alberto Zangrillo, kepala ICU di Rumah Sakit San Raffaele Italia di Lombardy, yang menanggung beban epidemi COVID-19 mengatakan, Virus Corona "secara klinis tidak ada lagi."

Namun, para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah ilmuwan lainnya mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim Zangrillo. Ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, bersama sejumlah ahli virus dan penyakit menular lainnya, menyebutkan bahwa pernyataan Zangrillo tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Tidak ada data yang menunjukkan Virus Corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkan, menurutnya.

Baca selengkapnya...


2. Selain Indonesia, Negara Ini Juga Tidak Berangkatkan Jemaah Haji 2020 karena Corona

Masjidil Haram dipadati jutaan jemaah
Umat Muslim melaksanakan salat dengan menghadap Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (16/8). Jutaan umat Islam dari berbagai negara semakin memadati Masjidil Haram menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji. (AP Photo/Dar Yasin)

Akibat pandemi Corona COVID-19, ibadah haji 2020 terganggu. Bahkan, pemerintah Indonesia lewat Menteri Agama Fachrul Razie memutuskan untuk membatalkan pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi.

"Keputusan ini diambil dikarenakan Arab Saudi tak kunjung membuka akses bagi jemaah haji dari negara manapun, akibatnya pemerintah tidak mungkin lagi memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jemaah," kata Menag Fachrul Razie, Selasa (2/6/2020).

"Berdasarkan pernyataan tersebut pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jamaah haji pada 2020 atau 1441 Hijriah," tegasnya.


3. Kisah Berakhirnya 5 Pandemi Virus dan Bakteri Terparah dalam Sejarah Dunia

Ilustrasi wabah maut hitam atau Black Death
Ilustrasi wabah maut hitam atau Black Death (Wikipedia)

Ketika peradaban manusia berkembang, demikian pula dengan penyakit menular. Sejumlah besar orang yang hidup berdekatan satu sama lain dan dengan hewan, seringkali dengan sanitasi dan nutrisi yang buruk, menyediakan tempat subur bagi penyakit.

Rute perdagangan luar negeri kemudian menyebarkan infeksi baru ke mana-mana, menciptakan pandemi global pertama.

Ketika wabah menyebar dan menjadi pandemi ke banyak negara, ribuan orang pun jadi korban. Baik merasakan sakit maupun meregang nyawa. Bagaimana momen itu berakhir?

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya