Google Berikan Rp 14 Juta ke Karyawan WFH, Ini Alasannya

Google menawarkan tunjangan sebesar $1.000 (sekitar Rp. 14 juta) kepada seluruh karyawan mereka yang berlakukan work from home atau sistem bekerja dari rumah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Jun 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2020, 12:04 WIB
Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta- CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa ia berharap sebagian besar karyawan akan bekerja dari rumah untuk sisa tahun ini.

Lauren Whitt, yang merupakan pimpinan wellness and resilience di Google, memiliki tugas untuk memastikan karyawan Google tetap sehat dan memiliki akses ke sumber daya kesehatan mental dan kebugaran selama masa-masa yang tidak pasti ini, yaitu pandemi Virus Corona COVID-19. 

Perusahaan tersebut telah menawarkan pelatihan dan kelas virtual, untuk membantu peralihan ke bekerja dari rumah (WFH), juga telah menggeser beberapa fasilitas terkenalnya secara online.

Selain itu, Google  juga baru-baru ini menawarkan kepada seluruh karyawan tunjangan sebesar $1.000 (sekitar Rp 14 juta) untuk peralatan yang berguna membantu ruang kerja di rumah mereka.

Dalam wawancara yang dilakukan CNN dengan Lauren Whitt, ia menyampaikan peran yang dimiliki manajer ketika menyangkut kesehatan mental tim mereka.

"Kami meminta mereka untuk memeriksa kesejahteraan tim mereka, untuk menanyakan kabar kinerja tim mereka", kata Lauren.

Selain itu, para manajer diminta untuk menunjukkan peran mereka sendiri tentang perilaku kesejahteraan.

Para manajer juga diminta memimpin dengan memberi contoh dan untuk menjadi teladan, kesejahteraan, dan pemulihan dalam kehidupan mereka sendiri juga, seperti dikutip dari CNN, Jumat (5/6/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Beradaptasi Dengan Realita Baru

Google Japan
Logo Google di kantornya yang berlokasi di Roppongi Hills Mori Tower, Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Lauren Whitt mengatakan untuk membantu pekerja beradaptasi dengan realitas baru, Google menawarkan kelas virtual secara online, termasuk kelas cara memasak agar untuk meningkatkan keterampilan unik.

Google juga dikatakan memiliki grup Googler untuk melakukan meditasi virtual dan kelas mindfulness. Selain itu, juga terdapat dukungan kesehatan mental peer-to-peer melalui komunitas Blue Dot.

Googler adalah sebutan untuk karyawan perusahaan Google penuh waktu.

Lauren mengatakan tentang fasilitas virtual itu, "Kami memiliki grup Googler yang melakukan meditasi virtual dan kelas mindfulness dengan program yang disebut "gPause." Kami memiliki dukungan kesehatan mental peer-to-peer melalui komunitas Blue Dot kami sehingga banyak hal yang terjadi di kantor, kami hanya membawanya secara virtual."

Dalam pentingnya ruang kerja, Lauren Whitt menyampaikan bahwa Google berusaha untuk menyiapkan ruang kerja paling produktif di rumah secara jangka panjang, dan juga dari sudut pandang kesehatan dengan memastikan ruang kerja benar secara ergonomis.

Dalam membantu karyawan mengembangkan resilience, Google meluncurkan check-in yang disebut T.E.A. (Thoughts, Energy, Attention) (Pikiran, Energi, Perhatian).

"Pada dasarnya check-in ini berfungsi untuk menanyakan; di mana pikiran Anda, di mana energi Anda dan di mana perhatian Anda? Dan ketika kita melihat ketiganya ... apakah sudah waktunya untuk mengambil proyek yang menantang?," jelas Lauren. 

Selain itu, dalam menghadapi kelelahan kerja (burnout), Google memberikan pesan tentang pemulihan dan kesempatan untuk mematikan, mengalihkan fokus karyawan ke kegiatan lain, juga mendorong Googler untuk berlibur dan menjauh dari pekerjaan ketika lelah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya