Liputan6.com, Jakarta - Sejarah hari ini pada tahun 1933 mencatat, para pengendara mobil yang bersemangat memarkir mobil mereka di lahan Park-In Theatres. Bioskop film drive-in pertama yang berlokasi di Crescent Boulevard di Camden, New Jersey.
Park-In Theatres kini lebih dikenal dengan istilah drive-in.
Baca Juga
Menurut History.com, bioskop drive-in ini awalnya digagas oleh Richard Hollingshead. Seorang penggemar film dan manajer penjualan di perusahaan ayahnya, Whiz Auto Products, di Camden.
Advertisement
Terinspirasi oleh perjuangan sang ibu yang kesulitan duduk nyaman di kursi bioskop. Hollingshead pun memulai eksperimen di jalan dekat rumahnya, membangun open-air theater atau bioskop di area terbuka.
Ia kemudian berupaya membangun bioskop, di mana pelanggan menonton film dalam kenyamanan mobil mereka sendiri. Menggunakan teknik proyeksi dan suara yang berbeda.
Saat itu, Richard menggunakan proyektor Kodak 1928 di kap mobilnya. Menyematkan layar ke beberapa pohon dan menempatkan radio di belakang layar untuk suara.
Tak hanya itu, dia juga menguji cara-cara untuk melindungi layar dari hujan dan cuaca buruk lainnya, serta menyusun pengaturan jarak yang ideal untuk sejumlah mobil sehingga semua orang bisa melihat ke layar.
Dimulai dengan Investasi $ 30.000
Pengusaha muda itu menerima paten untuk konsep bioskop drive-in pada Mei 1933, dan membuka Park-In Theatres, Inc. kurang dari sebulan kemudian. Dengan investasi awal sebesar $ 30.000. Diiklankan sebagai hiburan untuk seluruh keluarga.
Hollingshead membebankan biaya 25 sen per mobil dan 25 sen per orang, tanpa grup membayar lebih dari satu dolar.
Ketika ide bioskop demikian sudah tergambar, paten Hollingshead dibatalkan pada tahun 1949. Kemudian bioskop drive-in mulai menjamur di berbagai negara. Salah satu yang paling besar adalah All-Weather Drive-In dari Copiague, New York, yang dapat menampung 2.500 kendaraan, memiliki taman bermain serta restoran. Semuanya berada di lahan seluas 28 hektar.
Awalnya, bioskop drive-in ini menampilkan film B, atau yang dikenal bukan film terbaik buatan Hollywood. Tapi sejumlah teater serupa menayangkan flm seperti pada bioskop reguler.
Tak hanya itu, kualitas audio bioskop drive-in ini awalnya kurang baik sehingga Hollingshead harus memasang tiga speaker buatan RCA Victor di dekat layar. Kemudian teknologi yang lebih baru memungkinkan setiap mobil memutar soundtrack film melalui radio FM di mobil.
Popularitas bioskop drive-in ini meningkat usai perang dunia dua, dan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an hingga satu dekade selanjutnya.
Bioskop drive-in un menjadi ikon dari keluarga Amerika untuk berakhir pekan bersama. Tak hanya orangtua dan anak-anak, tapi juga bagi para remaja yang menginginkan privasi.
Tapi tak lama kemudian, terjadi kenaikan harga real estat, khususnya di daerah pinggiran kota, dikombinasikan dengan semakin banyaknya bioskop yang muncul dan meningkatnya penyewaan video justru mengekang pertumbuhan industri drive-in. Saat ini, kurang dari 500 teater drive-in yang masih bertahan di Amerika Serikat
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement