Ini Rencana Donald Trump Jika Kalah di Pemilu AS 2020

Menjelang pemilu AS pada November 2020 mendatang, Presiden Donald Trump menyatakan keyakinannya untuk menang. Namun jika kalah, ini yang ia rencanakan...

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Jun 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2020, 15:00 WIB
Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO.
Konpers Presiden AS Donald Trump mengakhiri hubungan AS dan WHO. Dok: Gedung Putih

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan melanjutkan ke hal-hal lain jika dia kalah dalam pemilihan 3 November 2020. Hal ini ia sampaikan setelah lawannya dari Partai Demokrat yakni Joe Biden mengatakan bahwa Partai Republik mungkin menipu dan menolak untuk meninggalkan Gedung Putih.

"Tentu saja jika saya tidak menang, saya tidak menang. Maksud saya, Anda tahu, teruskan dan lakukan hal-hal lain," kata Trump kepada Fox News Channel dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan pada hari Jumat kemarin.

Mengutip laman Channel News Asia, Sabtu (13/6/2020), persaingan antara Trump dan Biden memanas menjelang pemilihan. Keduanya semakin menegaskan bahwa pihak lain berniat untuk menipu jalan mereka menuju kemenangan.

Biden, yang memimpin Trump dalam sebagian besar jajak pendapat nasional, awal pekan ini mengatakan kekhawatiran terbesarnya adalah bahwa Trump akan mencoba untuk "berbuat curang" dalam pemilihan, meskipun mantan wakil presiden itu tidak merinci bagaimana menurutnya Trump mungkin menipu. 

Biden mengatakan dia yakin tentara akan mengawal Trump dari Gedung Putih jika dia kalah dan tidak mengakui hasilnya.

Komentar Trump kepada Fox News menyarankan dia bisa menerima hasil pemilihan tetapi presiden tidak secara khusus mengatakannya. Juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan Trump akan menerima hasilnya.

Trump telah menuduh Demokrat bertujuan menggunakan peningkatan dalam pemilihan melalui surat sebagai tempat untuk mencurangi pemilihan, sementara Biden telah berjanji untuk mengerahkan pengacara ke tempat pemungutan suara di seluruh negeri untuk mencari upaya Republik untuk menekan suara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Hari Pemilu Berpotensi Kacau

Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19)
Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Para pakar dan para penyelenggara pemilu bersiap untuk malam pemilihan yang berpotensi kacau.

Sebuah lonjakan dalam pemungutan suara melalui surat diperkirakan akan terjadi karena kekhawatiran akan pandemi Virus Corona baru, dan para ahli memperingatkan bahwa proses tersebut dapat dirusak oleh kekacauan yang sudah terlihat dalam pemilihan yang diadakan di negara-negara selama wabah virus.

Surat suara dalam jumlah besar yang tidak dikirimkan tepat waktu untuk dilemparkan atau dihitung dapat menimbulkan tantangan hukum atas hasil pemilu. 

Menghitung surat suara juga membutuhkan waktu lebih lama karena identitas pemilih pertama-tama harus divalidasi, meningkatkan prospek bahwa hasil pemilu tidak akan diketahui dengan baik setelah Hari Pemilihan, kata para ahli.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya