Bikin Sejarah Baru, UEA Siap Luncurkan Pesawat Antariksa ke Mars

Uni Emirat Arab (UEA) akan meluncurkan pesawat ruang angkasa tak berawak ke Planet Mars dalam misi "Hope".

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Jul 2020, 18:58 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2020, 18:48 WIB
Penampakan awan di Planet Mars (NASA)
Penampakan awan di Planet Mars (NASA)

Liputan6.com, Abu Dhabi- Uni Emirat Arab (UEA) akan membuat sejarah dengan peluncuran pesawat ruang angkasa tak berawak ke Planet Mars dalam misi "Hope".

Dikutip dari AFP, Selasa (14/7/2020), misi yang dijalankan UEA tersebut juga akan menjadikannya sebagai negara Arab pertama yang mengirim misi ke Mars.

Pesawat ruang angkasa tak berawak milik UEA tersebut akan diluncurkan dari Pusat Antariksa Tanegashima Jepang pada Rabu 15 Juli pukul 5.51 pagi waktu setempat. Bila ada cuaca buruk, peluncuran akan ditunda setidaknya hingga 13 Agustus.

Proyek yang dijalankan UEA ini merupakan salah satu dari 3 misi ke Mars. Negara tersebut bersaing dengan Tianwen-1 milik China dan Mars-2020 dari AS. 

Peluncuran kali ini dikatakan merupakan keuntungan untuk UEA, dengan jarak antara Bumi dan Mars tengah berada dalam jarak terdekatnya yaitu sejauh 55 juta kilometer. Tetapi berbeda dengan dua pesaing lainnya, misi UEA ke Mars tidak akan mendarat di Planet Merah tersebut.

Sebagai tanda peringatan ke-50 penyatuan Uni Emirat Arab oleh Aliansi Tujuh Syekh, misi "Hope" atau Al-Amal dalam bahasa Arab, diperkirakan akan mencapai orbit Mars pada Februari 2021.

Saat tiba, Pesawat UEA akan mengitari Mars  selama satu tahun penuh atau 687 hari.

Saksikan Video Berikut Ini:

Antusias Peluncuran Hingga Proyek Kota Sains

Planet Mars (NASA).
Planet Mars (NASA).

Wakil manajer proyek misi UEA, Sarah al-Amiri menyampaikan kegembiraannya dengan peluncuran itu.

Amiri, yang juga merupakan Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Tingkat Lanjut UEA, mengatakan "Dalam hati saya, saya menantikan awal 24 jam setelah pemisahan, dan di situlah kami melihat hasil pekerjaan kami".

"Itu adalah kali pertama kami mendapatkan sinyal, ketika kita tahu bahwa setiap bagian dari pesawat ruang angkasa berfungsi, ketika panel surya dikerahkan, ketika kita mencapai lintasan menuju Mars," kata Amiri kepada AFP pada awal bulan ini.

Dengan perkiraan adanya badai, keraguan mengenai apakah peluncuran tersebut diragukan akan berlangsung sesuai sesuai jadwal, menurut Keiji Suzuki dari Mitsubishi Heavy Industries, yang meluncurkan misi Hope ke luar angkasa. 

Tetapi saat press briefing pada 13 Juli, mereka mengatakan bahwa "Cuacanya akan menurun".

"Namun, perkiraan saat ini bukan tentang badai petir besar sepanjang perjalanan, jadi penilaian kami saat ini adalah ada peluang untuk peluncuran," jelasnya.

Negara yang lebih dikenal dengan gedung pencakar langitnya, serta pulau-pulau dengan hiasan pohon palem, UEA telah berusaha untuk memperluas sektor luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir.

Meneliti cuaca di atmosfer Planet Merah dan membuka jalan bagi terobosan ilmiah, merupakan tujuan dari misi-misi Mars pada biasanya.

Namun, rencana UEA memiliki tujuan yang jauh lebih besar dalam misinya, yaitu membangun pemukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan.

Selain itu, negara tersebut juga ingin proyek ke luar angkasanya menjadi sumber inspirasi bagi pemuda Arab, dengan wilayah timur tengah yang kerap sering dilanda konflik dan krisis ekonomi.

Tidak tanggung-tanggung, Dubai juga telah merekrut jasa arsitek untuk memberikan gambaran seperti apa kota di Mars, dan menciptakannya di gurun pasir UEA sebagai "Kota Sains".

UEA pun menggelontarkan dana hingga sekitar 500 juta dirham atau setara 1,9 Triliun dalam upaya mensukseskan proyek tersebut.

Penemuan yang Menyemangati Negara-Negara di Dunia

Rover Curiosity milik NASA saat menjalani ekspedisi di permukaan planet Mars. (Foto: NASA).
Rover Curiosity milik NASA saat menjalani ekspedisi di permukaan planet Mars. (Foto: NASA).

Hazza al-Mansouri, pada September tahun lalu telah menjadi warga UEA pertama yang pergi ke luar angkasa. Selain itu, ia juga merupakan salah satu dari tiga anggota awak yang meluncur dengan roket Soyuz dari Kazakhstan.

Sepulangnya dari misi yang ia jalankan selama 8 hari itu, Hazza al-Mansouri mendapatkan gelar sebagai orang keturunan Arab pertama yang mengunjungi Stasiun ruang angkasa Internasional (ISS).

Sejak 1960-an, belasan misi telah diluncurkan ke Mars, dengan sebagian besar yang dilakukan oleh AS. Tidak selalu lancar, banyak juga yang pernah mengalami kegagalan untuk mencapainya atau bahkan hingga mendarat.

 Sejak adanya penemuan sekitar 10 tahun lalu, dimana adanya air yang mengalir di permukaan Mars, negara-negara di Bumi kian bersemangat untuk menjelajahi planet tersebut. 

Manajer proyek misi Hope, Omran Sharaf mengatakan, "Yang unik tentang misi ini adalah untuk pertama kalinya komunitas sains di seluruh dunia akan memiliki pandangan holistik tentang atmosfer Mars pada waktu yang berbeda setiap hari di musim yang berbeda".

"Kami memiliki strategi untuk berkontribusi pada upaya global dalam mengembangkan teknologi dan pekerjaan sains yang akan membantu suatu hari jika manusia memutuskan untuk menempatkan manusia di Mars," tambahnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya