Liputan6.com, Jakarta Badan antariksa Amerika Serikat NASA akan meluncurkan wahana penjelajah Mars Perseverance pada 20 Juli 2020. Perseverance akan menjadi wahana antariksa kesembilan NASA yang mengunjungi permukaan Planet Merah.
Wahana itu juga akan jadi yang pertama mengumpulkan sampel Mars untuk di bawa pulang ke Bumi.
Menurut NASA, misi astrobiologi wahana penjelajah tersebut akan mencari tanda-tanda kehidupan mikroskopis masa lalu di Mars, mengeksplorasi geologi lokasi pendaratan di Kawah Jezero, serta mendemonstrasikan teknologi-teknologi kunci untuk membantu mempersiapkan eksplorasi manusia dan robot di masa mendatang.
Advertisement
"Wahana antariksa itu akan mengumpulkan sampel pertama dari batuan dan regolit Mars untuk dibawa ke Bumi dalam serangkaian misi masa depan," kata NASA, seperti dilansir Xinhua, Kamis (18/6/2020).
Misi Mars 2020 merupakan bagian dari program lebih besar NASA yang mencakup misi ke Bulan sebagai cara untuk mempersiapkan eksplorasi manusia di Planet Merah.
Bertugas mengirim astronaut ke Bulan pada 2024, NASA akan membangun keberadaan manusia yang berkelanjutan di dan sekitar Bulan pada 2028 melalui rencana eksplorasi bulan Artemis mereka.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tulang Manusia di Mars?
Penjelajahan wahana antariksa tanpa awak di Mars atau kerap dijuluki Planet Merah memang kerap mengundang keingintahuan manusia di Bumi. Terutama untuk menjawab pertanyaan: "Adakah kehidupan di Mars?"
Sebuah foto di Mars hasil tangkapan wahana antariksa milik NASA pada 2014 menjadi perhatian. Objek dalam foto itu terlihat mirip tulang paha manusia.Â
That 'Human Bone' Found in a NASA Mars Photo Isn't Even New. Here's The Real Story https://t.co/7JHD5tWEGj
— ScienceAlert (@ScienceAlert) June 15, 2020
Ternyata, objek yang terlihat hanyalah bebatuan tua. Bahkan, enam tahun silam NASA telah membantah foto yang mirip seperti tulang manusia di planet tersebut.
Curiosity Rover's MastCam mengambil gambar tersebut pada 14 Agustus 2014. Foto ini dengan cepat memicu penyebaran teori konspirasi bahwa bukti Mars pernah memendam kehidupan. Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat segera meluruskan teori tersebut.
Advertisement
Fenomena Pareidolia
Juru bicara NASA pun menulis unggahan dalam blog singkatnya. "Terlihat dalam Mars rover Curiosity yang menggunakan MastCam-nya, batu Mars ini mungkin terlihat seperti tulang paha femur. Anggota tim sains misi berpikir bentuknya kemungkinan dipahat oleh erosi, baik angin atau air."
"Jika kehidupan pernah ada di Mars, para ilmuwan berharap bahwa itu akan menjadi bentuk kehidupan kecil sederhana yang disebut mikroba. Mars kemungkinan tidak pernah memiliki cukup oksigen di atmosfernya dan di tempat lain untuk mendukung organisme yang lebih kompleks. Dengan demikian, fosil besar tidak mungkin terjadi," imbuhnya.
Namun, penglihatan pada suatu pola dalam konfigurasi acak bukanlah fenomena baru. Fenomena ini disebut pareidolia yang diduga terjadi ketika beberapa bagian otak memproses informasi visual dan melompat ke kesimpulan sebelum bagian otak Anda yang lain menyusul.
Kebanyakan orang mengenali pareidolia, tetapi untuk beberapa alasan mungkin karena kita tidak bisa pergi ke Mars, hal tersebut menjadi wilayah subur bagi para ahli teori konspirasi, demikian seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (16/6/2020).
Patung Wajah Besar di Mars
Selain gambar yang tampak seperti tulang manusia, banyak foto batu yang telah memicu tanda-tanda kehidupan kuno atau bahkan peradaban di Mars dan mungkin yang paling terkenal adalah gambar sebuah daerah bernama Cydonia, yang diambil pada tahun 1976 dan dianggap memperlihatkan patung wajah besar.
Namun, selanjutnya gambar beresolusi tinggi menunjukkan foto tersebut hanyalah formasi batu.
Selain itu, terdapat juga gambar Mars Bigfoot, cannonball Mars, sendok Mars, wanita pejuang Mars dan Mars "Dewa Asyur". Seorang ilmuwan juga pernah mengklaim telah mengidentifikasi fosil serangga di Mars tahun lalu. Sedangkan lainnya mengaku telah menemukan jamur. Namun, tidak ada bukti bahwa gambar-gambar tersebut menunjukkan sesuatu selain batuan yang sudah lapuk.
Sejak 1960-an, telah dilakukan pengiriman misi ke Mars, termasuk empat penemu yang sukses dan lima pendarat yang berhasil. Dari dulu hingga sekarang, para ilmuwan ingin sekali untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di Mars.
Advertisement