Penyakit Akibat Kutu Era Perang Dunia I Kembali Muncul di Amerika Serikat

Penyakit demam parit yang disebabkan oleh kutu kembali ditemukan di Denver, Colorado, Amerika Serikat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 22 Jul 2020, 11:57 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 11:57 WIB
Ilustrasi Kutu (Wikimedia / Public Domain)
Ilustrasi Kutu (Wikimedia / Public Domain)

Liputan6.com, Denver - Empat kasus trench fever atau demam parit, suatu kondisi langka yang ditularkan oleh kutu yang mempengaruhi tentara selama Perang Dunia I, telah diidentifikasi di Denver, Amerika Serikat pada tahun ini. Demikian seperti dilaporkan oleh Kaiser Health News.

Demam parit disebabkan oleh bakteri Bartonella Quintana, yang hidup dalam sistem pencernaan kutu tubuh dan menyebar melalui kotorannya.

Mengutip laman Beckers Hospital Review, Rabu (22/7/2020), gejala demam parit meliputi demam, sakit tulang, sakit kepala dan mual.

Demam parit telah dianggap sebagai penyakit yang muncul kembali sejak tahun 1990-an.

"Penyakit menular lama selalu masih memiliki potensi untuk kembali," kata Michelle Barron, MD, direktur medis pencegahan dan pengendalian infeksi di UCHealth University of Colorado Hospital di Aurora. 

Dia juga mengatakan bahwa sebelum wabah yang terjadi saat ini, dia tidak pernah melihat kasus demam parit selama 20 tahun terakhir di Colorado.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ditemukan di Negara Bagian Lain

Kutu rambut
Ilustrasi kutu rambut (Foto: Istimewa)

Selain di Colorado, wabah penyakit baru-baru ini ditemukan di San Francisco dan Seattle, dan terkonsentrasi pada sebuah perkemahan tunawisma. 

Wabah di Denver juga ditemukan di antara populasi tunawisma, meskipun pejabat kesehatan negara masih terus mencari benang merah lainnya. 

Kasus-kasus itu terjadi dengan selang waktu selama beberapa bulan. 

Setelah ditemukannya wabah baru ini, para pejabat kesehatan masyarakat negara bagian mengeluarkan peringatan akan penyakit tersebut dan meminta dokter untuk mengawasi lebih banyak kasus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya