Presiden Afghanistan Bebaskan Tahanan, Taliban Umumkan Gencatan Senjata Selama Idul Adha

Taliban mengumumkan gencatan senjata selama perayaan Idul Adha.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 29 Jul 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 16:01 WIB
Tentara Afghanistan dalam perang melawan Taliban (AP/Rahmat Gaul)
Tentara Afghanistan dalam perang melawan Taliban (AP/Rahmat Gaul)

Liputan6.com, Jakarta- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan pemerintahnya akan segera menuntaskan pembebasan 5.000 tahanan Taliban. Hal tersebut dapat membuka jalan bagi dimulainya perundingan perdamaian yang telah lama diupayakan dengan kelompok pemberontak.

Presiden Ashraf Ghani mengatakan, "Dengan langkah ini, kami menantikan dimulainya perundingan langsung dengan Taliban dalam waktu sepekan. Kami meminta Taliban untuk bergabung bersama kami di meja perundingan dan untuk segera mencapai gencatan senjata yang permanen dan menyeluruh,"  seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (29/7/2020).

Selain itu, komitmen Taliban bagi gencatan senjata selama perayaan Idul Adha akan menjadi "Indikasi mengenai hal-hal mendatang," Tambah Presiden Ashraf Ghani.

Taliban mengumumkan gencatan senjata selama "tiga hari tiga malam perayaan Idul Adha" tidak lama setelah pidato Presiden Ashraf Ghani.

Perayaan Idul Adha diperkirakan mulai pada Kamis malam atau Jumat pagi.

Munculnya kedua pengumuman tersebut terjadi saat utusan khusus AS untuk rekonsiliasi Afghanistan, Zalmay Khalilzad, sedang dalam perjalanan menuju Kabul.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Kesepakatan Penting

Bom Mobil Taliban Tewaskan Empat Orang di Afganistan
Suasana lokasi sehari setelah serangan di Kabul, Afghanistan (15/1). Menurut pejabat setempat, seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan kendaraan bermuatan bahan peledak pada Senin malam. (AP Photo/Rahmat Gul)

Seharusnya, pada Maret lalu, perundingan di antara para pihak di Afghanistan berlangsung, 10 hari setelah AS menandatangani kesepakatan penting dengan Taliban.

Namun sejak saat itu, perundingan telah mengalami kendala secara berulang kali terkait tingginya tingkat kekerasan yang menurut pemerintah Afghanistan dilakukan Taliban, serta keengganan pemerintah untuk membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban, seperti yang ditetapkan dalam kesepakatan AS-Taliban.

Selain itu, perjanjian tersebut juga meminta Taliban untuk membebaskan hingga 1.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya