Liputan6.com, Jakarta- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan bersedia berpartisipasi dalam proses uji coba vaksin Virus Corona buatan Rusia, setelah mendapatkan tawaran dari Moskow, yang ia harapkan akan diberikan secara gratis. Tak hanya itu, Duterte juga memuji upaya Rusia dalam mengembangkan vaksin tersebut.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (11/8/2020), Rusia berharap bisa mendapatkan persetujuan pada bulan Agustus ini untuk vaksin Corona COVID-19 potensialnya. Negara tersebut juga berharap bisa bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk memproduksi vaksin secara massal.
Baca Juga
Dalam sebuah siaran televisi lokal pada 10 Agustus, Presiden Duterte menyampaikan, "Saya akan mengatakan kepada Presiden (Vladimir) Putin bahwa saya memiliki kepercayaan besar pada studi Anda dalam melawan COVID-19 dan saya juga percaya bahwa vaksin yang Anda hasilkan sangat baik untuk umat manusia."
Advertisement
Selain Rusia, sejumlah negara lainnya di dunia juga tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin yang kini sangat dibutuhkan oleh jutaan orang di dunia tersebut.
Tetapi di sisi lain, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang efek samping karena cepatnya pengembangan yang dapat membahayakan keselamatan.
Namun untuk menghilangkan kekhawatiran publik, Presiden Duterte mengatakan bahwa ia bersedia untuk melakukan uji coba pada vaksin itu.
"Saya bersedia menjadi orang pertama dari percobaan itu," ungkap Presiden Duterte.
Tak hanya itu, Kantor Kepresidenan Filipina pada 11 Agustus juga telah menyatakan bahwa negaranya siap untuk bekerja dengan Rusia, baik untuk uji coba vaksin, pasokan dan produksi.
Sebelumnya pada bulan Juli, Presiden Duterte juga sempat mengajukan permohonan kepada mitranya dari China untuk menjadikan Filipina sebagai prioritas jika berhasil mengembangkan vaksin Corona COVID-19.
Saksikan Video Berikut Ini:
Vaksin Corona COVID-19 Rusia Siap Digunakan Untuk Umum
Tidak lama setelah laporan mengenai pernyataan Presiden Rodrigo Duterte menyatakan minatnya untuk mengikuti uji coba vaksin Virus Corona dari Rusia, negara tersebut dilaporkan telah resmi menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui dan menyatakan vaksin itu siap untuk digunakan.
Saat berbicara dalam rapat pemerintahan pada 11 Agustus, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa vaksin itu telah menjalani pengujian yang tepat dan aman.
Ia menekankan bahwa vaksin yang telah menjalani tes yang diperlukan itu juga telah terbukti efisien, dan berhasil menimbulkan kekebalan yang tahan lama dari Virus Corona, seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (11/8/2020).
"Saya ingin mengulangi bahwa vaksin ini telah lulus semua tes yang diperlukan," jelas Presiden Putin, seraya menambahkan, "Yang paling penting adalah memastikan keamanan penuh penggunaan vaksin dan efisiensinya."
Bahkan, Presiden Putin juga mengatakan bahwa salah satu dari dua putrinya telah menerima suntikan dari vaksin Corona COVID-19 itu.
"Dia telah mengambil bagian dalam eksperimen tersebut," ungkap Presiden Putin.
Selain itu, Presiden Putin juga menyatakan bahwa setelah menerima suntikan vaksin, putrinya "Merasa sehat dan memiliki jumlah antibodi yang tinggi."
Presiden Putin menerangkan, bahwa mulanya, putrinya memiliki suhu 38 derajat Celcius di hari pertama suntikan vaksin itu diberikan, dan kemudian turun menjadi lebih dari 37 derajat pada hari berikutnya. Hingga setelah suntikan kedua, ia kembali mengalami sedikit peningkatan suhu, yang kemudian hilang dalam beberapa saat.
Namun, beberapa ilmuan dan peneliti menpertanyakan dan memberikan peringatan karena vaksin tersebut diputuskan untuk didaftarkan sebelum diselesaikannya uji coba fase 3.
Uji coba fase 3 diketahui merupakan tahap yang pada biasanya berlangsung selama berbulan-bulan dan melibatkan ribuan orang sebagai relawan.
Warga yang berprofesi sebagai pekerja medis, guru, dan kelompok berisiko lainnya akan menjadi yang pertama untuk menerima vaksin Corona COVID-19 itu, menurut pihak berwenang di Rusia.
Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia, Tatyana Golikova, vaksinasi untuk dokter dapat dimulai paling cepat bulan ini.
Kementerian Kesehatan Rusia mengharapkan vaksin tersebut dapat memberikan kekebalan dari Virus Corona dalam kurun waktu hingga dua tahun.
Untuk produksi vaksin dalam skala besar, menurut pejabat Rusia, akan dimulai pada bulan September, sementara vaksinasi massal dapat dimulai paling cepat pada bulan Oktober.
Advertisement