Mau Pindah Jadi WN Australia? Tesnya Kini Dibuat Makin Sulit

Cara agar menjadi warga Australia kini semakin menantang.

diperbarui 17 Sep 2020, 18:50 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 18:50 WIB
Melbourne Laporkan 19 Kematian Akibat Covid-19
Suami istri beristirahat dari berolahraga dengan pemandangan cakrawala Melbourne (11/8/2020). Negara bagian Victoria melaporkan 19 kematian akibat virus corona pada 11 Agustus, menjadikannya hari yang sama mematikan bagi pandemi di negara itu meskipun jumlah kasus baru turun. (AFP/William West)

Canberra - Mulai 15 November 2020, Australia akan menaikan standar tes bagi mereka yang ingin menjadi warga Australia. Ada tambahan lima soal mengenai hak, demokrasi dan saling menghormati.

Dilansir ABC Australia, Kamis (17/9/2020), perubahan soal ujian untuk jadi warga negara Australia menjadi yang terbesar yang penah dilakukan dalam 10 tahun terakhir.

Menurut Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia akan ada lima soal tambahan itu adalah bagian dari 20 soal pilihan ganda yang harus dijawab.

Peserta tidak boleh salah menjawab soal mengenai nilai-nilai kehidupan di Australia tersebut dan dengan tingkat kelulusan minimal 75 persen.

Jawaban yang benar tidak diberikan setelah menjawab, namun di bagian akhirnya akan ada hasil yang menunjukkan apakah Anda lulus atau tidak.

Pengumuman mengenai tambahan pertanyaan terkait nilai-nilai Australia bagi calon warga negara diumumkan hari Kamis ini bersamaan dengan peringatan Hari Kewarganegaraan Australia.

"Nila-nilai Australia sangatlah penting. Nilai-nilai itu membantu membentuk negara ini, dan itulah alasannya mengapa begitu banyak orang ingin menjadi warga negara Australia," kata Pejabat sementara Menteri Imigrasi Australia Alan Tudge.

Pertanyaan mengenai nilai-nilai kehidupan di Australia diantaranya terkait kebebasan berbicara, persamaan hak, apakah warga di Australia harus berusaha belajar bahasa Inggris, dan apakah kita harus bersikap toleran bila kita tidak sependapat dengan orang lain.

Anda yang ingin mencoba berlatih bisa melakukannya di situs Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan Australia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

84 Ribu Orang Jadi Warga Australia Selama Pandemi COVID-19

Suasana Melbourne Saat Pembatasan Tahap 4 Kasus Covid-19
Situasi sebuah jalan saat penerapan jam malam di Melbourne, Australia (3/8/2020). Sementara ibu kotanya, Melbourne memasuki pembatasan Tahap 4 dengan aturan yang lebih ketat sebagai upaya untuk membatasi pergerakan masyarakat dan penyebaran COVID-19. (Xinhua/Bai Xue)

Mereka yang sudah menjadi 'permanent resident' di Australia paling tidak selama empat tahun dan berusia antara 18-59 tahun boleh mengajukan diri menjadi warga negara Australia.

Lebih dari lima juta orang sudah menjadi warga negara Australia, sejak diberlakukannya keharusan mengajukan permohonan menjadi warga negara di Australia di tahun 1949.

Dalam lima tahun terakhir, lebih dari 686 ribu orang mendapat kewarganegaraan Australia, dengan rekor terbanyak terjadi di tahun 2019-2020, yakni sebanyak 204 ribu orang.

Selama pandemi COVID-19 tercatat ada 84 ribu warga negara Australia baru yang menerima sertifikat kewarganegaraan dalam upacara yang dilakukan online.

Lima negara asal yang paling banyak menjadi warga negara Australia adalah India, Inggris, China, Filipina dan Pakistan.

Dalam laporan yang dibuat oleh Departemen Dalam Negeri Australia per 31 Agustus, ada 159.846 ribu permohonan menjadi warga negara yang sedang diproses.

75 persen kasus memerlukan waktu 15 bulan untuk disetujui dan 90 persen memerlukan waktu 28 bulan.

Bertepatan dengan Hari Kewarganegaraan Australia hari Kamis ini, lebih dari 2.500 warga baru akan menerima sertifikat kewarganegaraan lewat 100 upacara di seluruh Australia.

Perbedaan Warga Negara dengan Permanent Resident

Suasana Melbourne Saat Masuk Pembatasan Tahap 4 Kasus Covid-19
Seorang petugas sanitasi membersihkan fasilitas publik di Melbourne, Australia (3/8/2020). Melbourne memasuki pembatasan Tahap 4 dengan aturan yang lebih ketat sebagai upaya untuk membatasi pergerakan masyarakat dan penyebaran COVID-19. (Xinhua/Bai Xue)

Pada umumnya, mereka yang sudah menyandang status 'permanent resident' boleh tinggal, bekerja dan belajar selamanya di Australia, namun mereka tidak bisa mendapatkan paspor Australia.

Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Federal Australia juga menerapkan aturan lebih ketat kepada para pemegang visa 'permanent resident' yang melakukan pelanggaran hukum.

Jika pernah menjalani hukuman penjara dari 12 bulan, maka mereka terancam dideportasi ke negara asal setelah hukuman selesai.

'Permanent resident' juga masih harus memperpanjang visa setiap lima tahun sekali.

Sementara warga negara Australia bisa memberikan suara dalam pemilihan umum, baik di tingkat federal ataupun di negara bagian, dan mereka tidak harus memiliki visa untuk kembali dari perjalanan dari luar negeri.

Jumlah Migran Baru Terendah dalam 10 Tahun Terakhir

FOTO: Sebulan Lockdown, Kasus Baru COVID-19 di Victoria Menurun
Sejumlah orang terlihat di sebuah toko di Melbourne, Negara Bagian Victoria, Australia, 31 Agustus 2020. Kasus baru COVID-19 di Victoria turun setelah sebulan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) Tahap 4 di ibu kotanya, Melbourne. (Xinhua/Bai Xue)

Data terbaru menunjukkan jumlah kedatangan migran baru ke Australia selama tahun 2019-2020 mencapai titik terendah dalam 10 tahun terakhir.

Penundaan proses visa karena pandemi COVID-19 dan pembatasan kedatangan internasional menjadi dua penyebab utama menurunnya kedatangan migran baru.

Sampai tanggal 30 Juni lalu, jumlah visa 'permanent' yang disetujui selama 12 bulan adalah 140.366 orang.

Jumlah ini masih di bawah target Pemerintah Federal Australia, yaitu 160 ribu orang, dan di bawah angka rata-rata 175 ribu orang setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir.

Minggu lalu pemerintah Australia mengumumkan daftar keterampilan baru untuk menarik minat migran baru ke Australia.

Mereka yang dibutuhkan adalah perawat, dokter, manajer konstruksi dan mereka yang bergerak di bidang informasi dan teknologi.

Mereka yang masuk dalam 17 kategori khusus akan mendapat prioritas untuk mausk ke Australia, namun masih harus menjalani karantina selama 14 hari dengan biaya sendiri.

Menurut Menteri Imigrasi Alan Tudge, program migran lainnya untuk tahun keuangan 2020-2021 akan diumumkan bulan Oktober.

"Besaran dan komposisi program migrasi dan kemanusiaan akan dipertimbangkan sesuai dengan situasi COVID-19 yang terus berkembang," katanya dalam sebuah pernyataan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya