Liputan6.com, Jakarta- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM Indonesia di Australia, Methasari Damayanti, menceritakan pengalaman sukses dalam menjual hasil karya-karya batiknya di Australia.
Metha menceritakan, ia memulai bisnis batiknya tersebut di Brisbane, Australia pada 2013.
Metha mengaku ingin memperkenalkan Indonesia di mata dunia, melalui batik dan craft-nya.
Advertisement
"Prinsip saya ada dua. Yang pertama adalah untuk Indonesia, saya ingin memperkenalkan Indonesia dalam batik dan craft, dan kedua saya ingin membantu sesamanya, terutama dari pekerja seni (Tanah Air)," kata Methasari Damayanti dalam acara Sharing Session yang digelar Liputan6.com dengan tema "Peluang Ekspansi Bisnis UMKM ke Pasar Australia" pada Jumat (11/9/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Memperhatikan Ketertarikan dari Berbagai Kalangan Usia
Metha pun juga turut membagikan tipsnya dalam memulai bisnis batik di Australia.
"Untuk bisa mulai berbisnis di negeri orang, kita perlu mengadakan pemantauan dalam arti, bagaimana selera mereka, bagaimana lifestyle mereka, lalu range harga berapa yang bila sekiranya produk tersebut dijual akan fast moving," jelas Metha.
"Jadi kalau kita sudah tau selera, lifestyle, dan range harga mereka, di situ kita bisa meng-create suatu karya yang sekiranya bisa sejalan dengan tiga hal tersebut," lanjutnya.
Sementara mengenai selera, Metha mengatakan hal itu pun dapat beragam. Warga Australia di kalangan usia senior memiliki selera tersendiri dibanding yang lebih muda.
"Kalau soal selera, ini pun beragam. Karena untuk warga Australia sendiri yang usianya sudah cukup senior... mereka lebih suka batik yang klasik. Apalagi untuk orang-orang Australia sendiri yang sudah sering ke Indonesia," ujar Metha, seraya menambahkan, "Tetapi kalau untuk anak-anak mudanya, mereka cenderung memilih yang colorfull."
Advertisement