Resmi Gabung COVAX, China Pastikan Pemerataan Distribusi Vaksin COVID-19

China tandatangani perjanjian untuk resmi bergabung dengan inisiatif vaksin COVID-19 yang dipimpin oleh WHO, COVAX.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Okt 2020, 15:47 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 14:56 WIB
China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Seorang anak melihat kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech LTD yang diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - China telah menandatangani perjanjian untuk secara resmi bergabung dengan COVAX, platform yang dikembangkan untuk mendukung penelitian, pengembangan, dan pembuatan berbagai macam vaksin COVID-19 yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Dilansir CNN, Jumat (9/10/2020), inisiatif tersebut, bertujuan untuk memberikan akses vaksin COVID-19 yang efektif.

"Ini adalah langkah penting yang diambil China untuk menegakkan konsep komunitas kesehatan bersama untuk semua orang dan menghormati komitmennya dalam membuat vaksin COVID-19 menjadi barang publik global," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. 

Menlu Hua Chunying melanjutkan, "Kami mengambil langkah konkret ini untuk memastikan pemerataan distribusi vaksin, terutama ke negara berkembang, dan berharap negara-negara yang lebih mampu juga akan bergabung dan mendukung COVAX. China juga akan memperkuat kerja sama vaksin dengan negara terkait melalui jaringan COVAX". 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

COVAX Libatkan Sejumlah Negara

Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Pekerja memeriksa jarum suntik Vaksin CoV-2 SARS untuk COVID-19 yang diproduksi di pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Melalui COVAX Facility yang dikoordinasikan oleh aliansi vaksin Gavi, terdapat lebih dari 75 negara 'berpenghasilan tinggi' yang telah berkomitmen untuk mendanai setidaknya sebagian dari biaya pembuatan vaksin untuk negara-negara yang berpenghasilan rendah.

AS- yang telah memutuskan hubungannya dengan WHO - dan Rusia hingga saat ini diketahui belum bergabung dalam program tersebut.

Sementara Australia, Kanada, Jepang, Inggris Raya dan 27 negara yang diwakili oleh Komisi Eropa telah menjadi anggota. 

Dikutip dari Associated Press, saat ini belum adanya informasi terkait ketentuan perjanjian dan bagaimana China akan berkontribusi dengan COVAX.

Namun, Presiden China Xi Jinping sebelumnya sudah menekankan bahwa China akan menjadikan vaksin COVID-19 sebagai barang publik global.

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya