Banjir Menggenang di Penjara Kamboja, 1.612 Napi Dievakuasi

Otoritas Kamboja pada Selasa 13 Oktober mengevakuasi sekitar 1.612 narapidana dari sebuah penjara di Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja barat laut, akibat banjir besar menggenangi sel.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 17:23 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 17:23 WIB
Ilustrasi penjara (AFP)
Ilustrasi penjara (AFP)

Liputan6.com, Phnom Penh - Banjir ternyata juga berdampak pada kawasan penjara di Kamboja.

Seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (14/11/2020), otoritas Kamboja pada Selasa 13 Oktober mengevakuasi sekitar 1.612 narapidana dari sebuah penjara di Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja barat laut, setelah banjir besar menggenangi sel, demikian disampaikan kepala penjara.

"Sekitar 811 tahanan telah dibawa dengan bus dari penjara Provinsi Banteay Meanchey yang terendam banjir ke penjara Provinsi Siem Reap pada Selasa pagi," kata Ung Siphan, kepala penjara Provinsi Banteay Meanchey, kepada Xinhua melalui telepon.

"Mereka dikawal petugas polisi tambahan dan penjaga penjara selama evakuasi," tambahnya.

Narapidana yang masih tersisa dipindahkan ke pusat penahanan lain di beberapa provinsi tetangga, kata Siphan, menambahkan bahwa saat ini kompleks penjara tergenang air banjir setinggi 30 sentimeter.

"Kami mulai mengevakuasi mereka karena khawatir banjir akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang," ujarnya.

 

Saksikan Juga Video Ini:

Banjir Sejak 1 Oktober

Begini Potret Para Pekerja Pabrik di Kamboja
Penduduk desa mengendarai sepeda motor mereka di jalan banjir di desa Trapang Anchanh, di luar Phnom Penh, Kamboja, (27/10). (AP Photo/Heng Sinith)

Sejak 1 Oktober, banjir bandang telah melanda sejumlah bagian di 19 kota dan provinsi di Kamboja dan sejauh ini telah menewaskan 11 orang, kata juru bicara Komite Nasional Penanggulangan Bencana (National Committee for Disaster Management/NCDM) Kamboja, Seak Vichet, pada hari Selasa.

Menurut Vichet, sekitar 34.378 keluarga terdampak banjir dan 2.268 keluarga telah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

"Hingga 13 Oktober pagi, banjir telah merenggut 11 nyawa, termasuk tiga anak-anak," katanya kepada Xinhua, seraya menambahkan bahwa provinsi yang terkena dampak terparah termasuk Battambang, Pursat, dan Banteay Meanchey di Kamboja barat laut.

Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa hujan lebat, angin, dan gelombang tinggi diperkirakan terjadi mulai 16 hingga 20 Oktober karena negara kerajaan itu mengalami dampak dari dua badai tropis berurutan, yaitu Nangka dan Saudel, yang dapat mengakibatkan banjir lebih lanjut.

"Nelayan dan pengguna jalur laut harus ekstra waspada untuk menghindari kemungkinan bahaya karena akan terjadi hujan lebat dengan angin kencang dan gelombang tinggi mulai 16 hingga 20 Oktober," menurut pernyataan itu.

Banjir umumnya melanda Kamboja antara Agustus dan Oktober. Tahun lalu, Sungai Mekong dan banjir bandang merenggut 30 nyawa, sementara badai menewaskan delapan orang dan melukai 131 lainnya, papar NCDM. Selesai

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya