Mayoritas Orang Bernama Karen Dukung Joe Biden pada Pilpres AS 2020

Mayoritas Karen mendukung Joe Biden, sementara Richard mendukung Donald Trump

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Nov 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 11:38 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris melepaskan masker saat berbicara di atas podium di Alexis Dupont High School di Wilmington, Rabu (12/8/2020). Keduanya tampil perdana di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pemungutan suara Pilpres Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe Biden digelar Selasa (3/11/2020). Hampir 100 juta orang sudah lebih dahulu mengirimkan suaranya dalam early voting.

New York Times/Siena College turut mengumpulkan nama-nama orang yang memilih Trump atau Biden dalam survei. Hasilnya, mayoritas nama Richard mendukung Trump, sementara nama Karen memilih Biden.

Berdasarkan hasil survei yang dikutip Selasa (3/11/2020), lima besar pendukung Trump memiliki nama:

1. Richard (64 persen)

2. Thomas (61 persen)

3. William (58 persen)

4. Nancy (57 persen)

5. Michael (56 persen)

Mayoritas adalah nama laki-laki. Itu berbeda dengan pendukung Joe Biden.

Lima besar pendukung Joe Biden bernama:

1. Karen (60 persen)

2. Barbara (58 persen)

3. Lisa (54 persen)

4. Patricia (54 persen)

5. Elizabeth (53 persen)

Berdasarkan polling-polling di AS, Joe Biden juga dilaporkan lebih populer di kalangan pemilih perempuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Donald Memilih Trump

FOTO: Donald Trump Sampaikan Pidato di Konvensi Nasional Partai Republik
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump saat menghadiri hari keempat Konvensi Nasional Partai Republik di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (27/8/2020). (AP Photo/Evan Vucci)

Orang-orang bernama Donald juga cenderung memilih Donald Trump. Totalnya, 68 persen dari Donald yang disurvei memilih Trump.

Trump juga populer di antara orang-orang bernama Jason, Ronald, Janet, Brian, Scott, Aaron, Ryan, Cheryl, Timothy, Betty, Richard, Debra, Jerry, dan Gregory.

Bagi pria bernama Joseph, mereka cenderung seimbang antara memilih Donald Trump atau Joe Biden. Joseph adalah nama lengkap Joe Biden.

Hasil survei dari New York Times/Sienna College ini melibatkan 17 ribu orang yang ingin memilih di 18 negara bagian sejak September.


Joe Biden-Donald Trump Masih Gencar Cari Dukungan

Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden di debat perdana capres AS 2020.
Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden di debat perdana capres AS 2020. Dok: C-Span

Donald Trump dan Joe Biden telah menghabiskan waktu terakhir mereka menjelang pemilu AS dengan menyampaikan pesan penutup kepada para pemilih di negara bagian yang menjadi medan pertempuran kritis.

Melansir BBC, Selasa (3/11/2020), Presiden Trump mengunjungi sejumlah negara bagian seperti Carolina Utara, Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, sementara Joe Biden berkampanye di Pennsylvania dan Ohio. 

Jajak pendapat nasional menunjukkan keunggulan yang positif untuk Biden dalam pemilihan ini. Tetapi keunggulannya lebih sempit di beberapa negara bagian yang dapat menentukan hasil akhirnya.

Lebih dari 97 juta orang telah memberikan suara mereka pada pemungutan suara awal, bahkan hingga menempatkan negara ini di jalur jumlah pemilih tertinggi dalam satu abad.

Dalam pemilihan AS, para pemilih memutuskan kontes tingkat negara bagian daripada pemilihan nasional secara keseluruhan.

Untuk menjadi presiden terpilih, seorang kandidat harus memenangkan setidaknya 270 suara dalam sistem yang dikenal sebagai Electoral College. 

Setiap negara bagian AS mendapat jumlah suara tertentu sebagian berdasarkan populasinya dan ada total 538 yang akan diperebutkan. Sistem ini menjelaskan mengapa seorang kandidat mungkin saja memenangkan suara terbanyak secara nasional - seperti yang dilakukan Hillary Clinton pada tahun 2016 - tetapi tetap kalah dalam pemilihan.


Hari Terakhir Kampanye

Donald Trump menjawab pertanyaan ketika capres dari Partai Demokrat Joe Biden mendengarkan selama debat presiden kedua dan terakhir pada Kamis (22/20/2020) di Nashville. (Morry Gash / Pool / AP)
Donald Trump menjawab pertanyaan ketika capres dari Partai Demokrat Joe Biden mendengarkan selama debat presiden kedua dan terakhir pada Kamis (22/20/2020) di Nashville. (Morry Gash / Pool / AP)

Setelah memenuhi jadwal demonstrasi di enam negara bagian pada hari Minggu, Presiden Trump melanjutkan kampanye di empat negara bagian lagi pada hari Senin.

Di North Carolina, dia mengatakan kepada para pendukung bahwa "tahun depan akan menjadi tahun ekonomi terbesar dalam sejarah negara kita". 

Dia menggembar-gemborkan angka yang dia katakan "bahkan tidak ada yang berpikir hal itu mungkin".

Ekonomi AS melihat rekor pertumbuhan 33% pada kuartal keuangan ketiga tahun ini, menyusul rekor kontraksi 31% di kuartal kedua. 

Tetapi para ekonom memperingatkan kerusakan yang diakibatkan oleh pandemi dan telah menjadi penurunan terbesar dalam ekonomi AS dalam lebih dari 80 tahun hingga masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diatasi.

Setelah North Carolina, Trump menuju ke Scranton, Pennsylvania, kota tempat lawannya tinggal sampai dia berusia 10 tahun. Pada rapat umum di sana, dia mengingatkan para pendukungnya bahwa dia memenangkan negara bagian tersebut pada tahun 2016 meskipun jajak pendapat menunjukkan dia akan kalah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya