Di Tengah Demo Rakyat, Raja dan Ratu Thailand Resmikan Stasiun Bawah Tanah

Pasangan Raja dan Ratu Thailand meresmikan stasiun bawah tanah di tengah aksi demonstrasi rakyat.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Nov 2020, 10:56 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 10:56 WIB
Raja Thailand Temui Para Pendukung
Raja Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida menyapa pendukungnya di Bangkok, Thailand, Minggu (1/11/2020). Di bawah tekanan yang meningkat dari pengunjuk rasa yang menuntut reformasi pada monarki, Raja dan Ratu Thailand bertemu dengan ribuan pendukung yang memujanya. (AP Photo/Wason Wanichakorn)

Liputan6.com, Bangkok - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun dan Ratu Suthida tampil dengan percaya diri dalam acara peresmian stasiun kereta bawah tanah baru di Bangkok pada Sabtu 14 November 2020. 

Pasangan kerajaan itu duduk di kereta bawah tanah di atas bantal empuk untuk pembukaan perpanjangan baru Jalur Biru Metropolitan Rapid Transit (MRT), saat para pria berseragam duduk di lantai gerbong sambil melambaikan tangan mereka. Demikian seperti mengutip laman Daily Mail, Selasa (17/11/2020). 

Kunjungan raja dan ratu tersebut dilakukan ketika Thailand tampak terpecah, dengan para royalis berkumpul di jalan-jalan mendukung raja sementara pengunjuk rasa pro-demokrasi memberikan penghormatan tiga jari untuk menentang kerajaan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Tuntutan Demonstrasi Warga

Raja Thailand Temui Para Pendukung
Raja Maha Vajiralongkorn dan Ratu Suthida melambaikan tangan ke pendukungnya di Bangkok, Thailand, Minggu (1/11/2020). Di bawah tekanan yang meningkat dari pengunjuk rasa yang menuntut reformasi pada monarki, Raja dan Ratu Thailand bertemu dengan ribuan pendukungnya. (AP Photo/Wason Wanichakorn)

Sementara itu, pengunjuk rasa pro-demokrasi berunjuk rasa di pusat kota, mengambil kesempatan untuk menunjukkan penolakan mereka terhadap struktur kekuasaan negara langsung kepada raja.

Tuntutan inti dari gerakan protes yang dipimpin mahasiswa adalah mundurnya Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, konstitusi diubah agar lebih demokratis, dan monarki direformasi agar lebih akuntabel.

Tuntutan atas monarki adalah yang paling kontroversial karena institusi kerajaan secara tradisional dianggap sebagai jantung dan jiwa bangsa, dan diperlakukan dengan sangat hormat. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya