Gelombang Kedua COVID-19 Mereda, Inggris dan Prancis Longgarkan Pembatasan

Menjelang liburan Natal, Inggris dan Prancis akan longgarkan pembatasan COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Nov 2020, 10:23 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2020, 10:13 WIB
Lampu Natal Mulai Hiasi Paris
Champs-Elysees Avenue dan Arc de Triomphe tampak terang usai lampu Natal dinyalakan di Paris, Prancis, pada 22 November 2020. Upacara penyalaan lampu digelar pada Minggu (22/11), tetapi penonton tidak diizinkan datang ke lokasi lantaran diberlakukannya kebijakan lockdown COVID-19. (Xinhua/Gao Jing)

Liputan6.com, Jakarta- Inggris dan Prancis mengumumkan langkah untuk melonggarkan pembatasan COVID-19 menjelang liburan Natal. 

Langkah tersebut diambil ketika gelombang infeksi COVID-19 kedua telah mereda setelah penerapan lockdown di sejumlah negara di Eropa dalam beberapa pekan. 

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa toko-toko dapat dibuka kembali pada 27 November dan imbauan untuk tetap berada di rumah akan dicabut mulai 15 Desember mendatang, seperti dikutip dari AFP, Rabu (25/11/2020). 

"Kita akan dapat melakukan perjalanan tanpa harus memegang izin, termasuk antar wilayah, dan menghabiskan Natal bersama keluarga kita," kata Presiden Macron. 

Namun, Presiden Macron juga memperingatkan bahwa beberapa pembatasan akan tetap berlaku untuk menghindari gelombang ketiga penyebaran COVID-19. 

Jam malam di seluruh Prancis mulai pukul 21.00 hingga 07.00 pagi akan dimulai pada 15 Desember, sementara restoran dan bar akan tetap ditutup hingga Januari 2021 mendatang.

Pihak berwenang Inggris juga mengumumkan pada 24 November, bahwa pembatasan pada pertemuan publik dan perjalanan akan dilonggarkan di seluruh Inggris selama Natal. 

Tiga keluarga juga diizinkan untuk bertemu selama perayaan Natal. 

"Menjelang akhir tahun 2020, kami menyadari ini merupakan tahun yang sangat sulit bagi kami semua," demikian pernyataan bersama dari Pemerintah Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

Para Ahli Khawatirkan Risiko COVID-19 pada Musim Liburan

[RAGAM] Foto Menarik Pekan Ini
Seorang pria memakai masker saat melewati London Eye di London, Kamis (29/10/2020). Sekitar 100.000 orang terjangkit virus corona setiap hari di Inggris, menurut studi terbaru Imperial College London. (AP Photo/Frank Augstein)

Sementara itu, 16 negara bagian Jerman juga telah menyetujui untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan kontak sosial selama Natal, menurut serangkaian kesepakatan yang diamati oleh AFP.

Namun, pihak berwenang setempat sepakat untuk membatasi pertemuan hingga 10 orang selama liburan pada 23 Desember hingga 1 Januari. 

Meski pemerintah di Eropa dan Amerika Utara ingin mempertahankan semangat perayaan akhir tahun, para ahli tetap mengkhawatirkan risiko penularan pada musim liburan tersebut. 

Amerika Serikat - yang sejauh ini negara yang paling banyak mencatat infeksi - akan merayakan Thanksgiving pada 26 November dan banyaknya warga yang berencana unuk menghabiskan liburan dengan keluarga besar meski di tengah peringatan risiko penularan COVID-19. 

Hampir 258.000 orang telah meninggal dunia di AS akibat COVID-19 dan kasus infeksi yang telah mendekati 12,4 juta, menurut data Johns Hopkins University. 

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona COVID-19

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya