Liputan6.com, Jakarta - SMA Binus Serpong berhasil memenangkan sebuah kompetisi mengenai ide bisnis sosial, untuk pelajar SMA se-Jabodetabek yang bernama Kompetisi Ide Wirausaha Indonesia Challenge 2020 (KIWI). Kompetisi ini diselenggarakan oleh Education New Zealand, Kopi Tuli, dan Licoln University New Zealand.
Seperti rilis Education New Zealand, Jumat (27/11/2020) dari Babak final dari KIWI Challenge 2020, diselenggarakan melalui daring dan disiarkan langsung melalui kanal Facebook Kedutaan Besar New Zealand di Indonesia pada Minggu, 22 November lalu.
"Kami sangat senang memenangkan kompetisi ini karena bisa mendapat banyak pengalaman berharga sebagai calon entrepreneur. Selain itu, kami juga bisa mengasah berbagai kemampuan, mulai dari mengembangkan ide, menyusun rencana, serta membuat presentasi yang mudah dipahami oleh para juri. Untuk ide bisnisnya sendiri, kami mengangkat tema diversifikasi pangan, yakni pengembangan hidangan berbasis sagu bernama Let’Sago yang diharapkan bisa menjadi solusi dari krisis pangan di Indonesia," ungkap Jocelyn Rose Adiwinata, siswa BINUS Serpong yang tergabung dalam tim Let’Sago.
Advertisement
Kompetisi yang dibuka mengenai ide bisnis sosial di bidang peranian ini telah dimulai sejak 23 Oktober 2020 lalu. Setiap sekolah dapat mengirimkan maksimal tiga tim dan setiap tim diwajibkan untuk membuat video ide bisnis dengan durasi 3 menit.
Setelah itu, panitia memilih enam tim terbaik untuk masuk ke tahap final, antara lain:
1. Binus Serpong – ide bisnis Let’Sago
2. Insan Cendekia Madani – ide bisnis AgriPro
3. Insan Cendekia Madani – ide bisnis AutoTani
4. Insan Cendekia Madani – ide bisnis Zetani
5. SMAN 6 Jakarta – ide bisnis Ecoplants
6. Springfield School – ide bisnis Self-Sustaining Hydroponics
Setelah mereka terpilih sebagai finalis, mereka mendapatkan pendamping berupa sesi cirtual Masterclass bertemakan kewirausahaan dari para akademisi Licoln University, yakni Prof. Christopher gan, Direktur Program Magister Bisnis (Keuangan), dan Dr. Ani Kartikasari, Direktur Yunus Cemtre for Social Business dua minggu sebelum final diselenggarakan.
"Selama kurang lebih dua jam, para finalis diberikan insight seputar business plan. Sesi Masterclass juga dirancang untuk memotivasi para finalis yang notabene adalah generasi muda agar mulai peduli dengan bisnis sosial. Bisnis sosial kan bukan hanya menjawab isu-isu sosial dan lingkungan, melainkan juga menciptakan peluang ekonomi di lingkungan sekitar. Harapannya, mereka dapat terjun langsung sebagai pengusaha bisnis sosial di masa depan," terang Dr Ani Kartikasari.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Para Finalis Akan Tetap Didampingi
Selain itu juga para finalis akan di dampingi oleh tiga mentor mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi di Licoln University.
“Semua siswa yang saya dampingi sangat bekerja keras untuk menjadi pemenang. Sejujurnya, tidak mudah untuk terpilih sebagai finalis, sehingga bagi saya mereka sudah jadi pemenang. Saya memberikan gambaran bagaimana agar tim tersebut bisa memenuhi kriteria pemenang yang dicari juri. Sisanya adalah usaha mereka sendiri. Saya bangga dengan tim yang saya dampingi dan ini merupakan pengalaman yang menyenangkan,’’ ungkap Ega Wibisono, mahasiswa jurusan Agribusiness & Food Marketing Lincoln University yang terlibat sebagai mentor.
Final dari KIWI CHALLENGE 2020 yang dibuka secara resmi oleh Duta Besar New Zealand untuk Indonesia, Dr Jonathan Austin, melalui sebuah rekaman video.
"Mewakili Kedutaan Besar New Zealand di Indonesia, saya mengucapkan terima kasih kepada Education New Zealand, Lincoln University, dan Kopi Tuli karena telah berkolaborasi untuk membuat inisiatif yang bermanfaat seperti KIWI CHALLENGE 2020. Seperti yang kita semua tahu, pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia dan New Zealand," kata Dr. Jonathan Austin.
Ia juga menjelaskan jika saat ini dunia sudah terkoneksi satu sama lain sehingga diharapkan industri pertanian di kedua negara juga semakin berkembang." Pemerintah New Zealand dan Lincoln University telah membangun pendidikan pertanian kelas dunia, terutama di ranah inovasi pertanian dan pertanian berkelanjutan."
Advertisement
3 Kriteria Yang Dipilih Oleh Juri
Ada tiga kriteria utama yang dinilai oleh para juri. Pertama, kemampuan para finalis untuk menarik perhatian para juri dan audiens. Kedua, kriteria dengan bobot penilaian paling tinggi, adalah konten atau ide bisnis itu sendiri. Apakah ide bisnis yang ditawarkan oleh para finalis kreatif, inovatif, dapat diiplementasikan, serta mampu memecahkan tantangan sosial. Ketiga, storytelling skills atau kemampuan finalis dalam mempresentasikan ide bisnisnya secara percaya diri, jelas, dan terstruktur. Dari ketiga penilaian utama tersebut, tim dari Binus Serpong dianggap paling memenuhi syarat sehingga dinobatkan sebagai pemenang.
"Presentasi yang dipaparkan oleh BINUS Serpong sangat jelas. Dari mulai tujuan, konsep, dan analisis SWOT. Mereka juga mengangkat topik yang sangat unik, yakni pengembangan pangan sagu. Tak hanya itu, presentasi visualnya juga sangat mudah dimengerti oleh teman Tuli seperti saya," kata Putri Santoso, pendiri Kopi Tuli yang menjadi salah satu juri.
Sebagai juara pertama, mereka mendapatka voucher senilai IDR 5,000,000. Tim dari sekolah Insan Cendekia Madani dengan ide bisnis AutoTani mendapatkan voucher senilai IDR 3,000,000 karena meraih juara dua. Sementara itu ada juara ketiga yang diraih oleh Springfield School dengan ide bisnis Self-Sustaining Hydroponics. Mereka berhak atas voucher senilai IDR 2,000,000. Kemudian ada, tim AgriPro yang juga berasal dari Insan Cendekia Madani berhasil membawa pulang kategori the Most Promising Young Entrepreneur Award dan menerima paket kursus daring dari Lincoln University. Kategori lainnya, yakni People’s Choice Award, juga dimenangkan oleh tim Let’Sago dari BINUS Serpong dan mereka mendapatkan hadiah berupa voucher senilai IDR500,000. Penilaian kategori ini dilakukan melalui sistem vote, dimana audiens dapat memilih video bisnis terfavorit dari seluruh peserta melalui kanal media sosial Kopi Tuli.
BINUS Serpong mengalahkan partisipan lain dengan vote sebanyak 3.351 dari total 9.336 orang yang mengikuti polling tersebut.
Â
Reporter : Romanauli Debora
Infografis Jangan Lengah Protokol Kesehatan Covid-19
Advertisement